Sudah Minum Kopi Kok Malah Lelah Ya ? Ini Dia Alasannya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Banyak orang yang meminum kopi dan bergantung pada asupan kopi tiap harinya. Mayoritas mereka meminum kopi untuk meningkatkan energi dan fokus. Seperti diketahui bersama, kafein merupakan stimulan yang paling sering dikonsumsi di dunia.

Menurut Food and Drug Administration (FDA), seperti dilansir dari Medical News Today, rata – rata 8 ons dari segelas kopi mengandung sekitar 80 – 00 miligram kafein.

Efek kafein pada kopi berbeda – beda pada setiap orang. Ada yang mampu minum beberapa gelas kopi dalam sehari dan tidak merasakan apa – apa namun sebaliknya ada yang merasakan efek berbeda padahal hanya minum segelas kopi.

Di artikel ini kita akan mencari tahu mengapa kopi malah membuat seseorang merasa lelah. Kita juga akan membahas mengenai dampak lainnya meminum kopi dan rekomendasi asupan kopi dalam sehari.

Pada dasarnya kopi tidak membuat seseorang lelah namun kandungan kafein dalam kopi dan efeknya pada tubuh yang kadang kala menyebabkan kelelahan. Berikut ini beberapa alasan mengapa seseorang malah kelelahan setelah meminum segelas kopi.

Kafein Memblokir Reseptor Adenosine Di Otak

Adenosine merupakan zat kimia di otak yang mempengaruhi siklus bangun tidur seseorang. Kadar adenosine meningkat selama jam aktif seseorang dan menurun saat seseorang tidur.

Normalnya molekul adenosine berikatan dengan reseptor khusus di otak dimana akan mengurangi kegiatan otak untuk mempersiapkan tubuh untuk tidur. Namun, kafein mencegah hal ini terjadi dengan berikatan pada reseptor adenosine.

Tubuh akan menyerap kafein dengan cepat sehingga seseorang akan merasakan efeknya dalam hitungan menit. Faktanya, tubuh menyerap 99 % kafein dalam 45 menit sejak mengonsumsinya. Ketika tubuh telah mencernanya efeknya pun hilang.

Lamanya kafein tertinggal dalam tubuh seseorang berbeda – beda. Walaupun kafein memblokir reseptor adenosine namun tidak menghalangi produksi adenosine yang baru. Saat kafein telah habis dicernanya, adenosine pun akan dapat berikatan dengan sel reseptornya dan mengakibatkan seseorang mengantuk.

Beberapa Orang Memiliki Toleransi Pada Kafein

Orang – orang yang secara teratur mengonsumsi kopi dan minuman berkafein lainnya akan mengembangkan toleransi pada minuman tersebut. Pada sebuah penelitian, para peneliti menguji efek konsumsi kafein terus menerus pada 11 orang dewasa.

Pada awal penelitian, para partisipan menghasilkan detak jantung yang lebih tinggi serta tenaga setelah meminum kafein. Namun setelah 15 hari, efek kafein mulai menurun. Berdasarkan hasil ini, tampak bahwa orang – orang yang mengonsumsi kafein secara teratur mengembangkan toleransi pada efek stimulannya.

Namun penelitian lainnya mengungkap bahwa konsumsi kafein yang terus – menerus tidak berpengaruh pada kemampuan tubuh untuk menyerap dan mencernanya.

Kafein Meningkatkan Kadar Gula Darah

Efek kopi pada kadar gula darah masih menjadi kontroversi para peneliti. Banyak penelitian pada manusia dan hewan menunjukkan bahwa bahan penyuun kopi mungkin meningkatkan metabolisme glukosa dan mengurangi risiko diabetes tipe 2. Namun efek buruk dari kafein dapat menghilangkan efek positif dari mengonsumsinya.

Penelitian lainnya menemukan bahwa kafein, bukannya kopi, dapat mempengaruhi metabolisme glukosa yang mana meningkatkan kadar gula darah.

Efek lainnya dari meminum kopi diantaranya adalah insomnia, rasa cemas, efek pada kardiovaskular, mencegah kanker, pusing, sakit kepala, dehidrasi, sakit perut dan buang  air kecil terus – menerus.

Dietary Guideline for American 2015 – 2020 merekomendasikan orang dewasa mengonsumsi kafein hingga 400 mg per hari. Untuk anak – anak dan remaja belum ada panduan rekomendasi tersendiri.

fbWhatsappTwitterLinkedIn