Apa itu Interzol? Interzol tablet merupakan obat anti jamur dan anti parasit topikal yang biasa digunakan dalam pengobatan terapi kandidiasis vagina dan gejala infeksi oleh jamur dermatofit. Obat ini tentu saja dikemas dalam bentuk tablet dengan kandungan ketoconazole (golongan imidazole sintetik) sebanyak 200 mg.
Indikasi Interzol
Obat ini diindikasikan untuk membantu dalam pengobatan terapi untuk mengatasi kandidiasis, histoplamasis dan parakoksidiomikosis dan gejala lainnya yang disebabkan oleh jamur dermatofita.
Kandungan dan Cara Kerja Interzol
Setiap kemasan Interzol mengandung komposisi aktif berupa Ketoconazole sebanyak 200 mg per tabletnya. Ketoconazole merupakan obat anti jamur golongan imidazole sintetik. Ketoconazole bekerja dengan cara menghalangi perkembangan enzim sitokrom P450 14α-demethylase (P45014DM), yang dapat menyebabkan penurunan tingkat sirkulasi testosteron dan yang menghambat testosteron dan dihidrotestosteron (DHT) untuk mengikat reseptor androgen.
Fungsi Interzol
Obat ini, (Interzol – ketoconazole) memiliki fungsi sebagai obat anti jamur pada kulit dan selaput mukosa, (athlete’s foot dan kurap), infeksi dermatofita pada kulit atau kuku tangan (tidak pada kuku kaki), kandidiasis (infeksi jamur atau sariawan), dan tinea versikolor.
Sebagai antijamur sistemik, obat ini memiliki aktivitas terhadap berbagai jenis jamur, seperti Candida, Histoplasma, Coccidioides, dan Blastomyces (meskipun tidak aktif terhadap Aspergillus). Namun, di beberapa negara tidak lagi dipilih sebagai obat anti jamur sistemik lini pertama, karena memiliki efek toksisitas lebih besar, penyerapan yang buruk, dan spektrum yang lebih terbatas.
Ketoconazole memiliki aktivitas sebagai antiandrogen dan efek antiglukokortikoid, yang telah digunakan sebagai pengobatan lini kedua untuk kanker prostat dan untuk menekan sintesis glukokortikoid dalam pengobatan cushing sindrom. Namun, dalam pengobatan kanker prostat, digunakan bersamaan dengan glukokortikoid untuk mencegah insufisiensi adrenal. Keamanan dan efektivitasnya untuk indikasi ini belum dapat dipastikan sehingga penggunaan tidak disetujui oleh FDA.
Dosis dan Cara Penggunaan Interzol
- Dewasa : 200 mg/hari. Durasi pengobatan untuk 14 hari. Jika setelah 14 hari respons tidak memuaskan, lanjutkan pengobatan hingga setidaknya 1 minggu setelah gejala hilang dan kultur menjadi negatif. Dosis maksimum : 400 mg/ hari.
- Anak : 3 mg / kg bb / hari. Obat diberikan sebagai dosis tunggal atau dalam dosis terbagi.
- Kandidiasis vaginal resisten yang kronis : 400 mg / hari. Pengobatan dilakukan 5 hari.
- Obat diberikan bersama makanan.
Interaksi Interzol (Ketoconazole)
- Ketoconazole dapat meningkatkan konsentrasi plasma obat-obat berikut sehingga meningkatkan efek farmakologisnya dan berpotensi meningkatkan toksisitasnya : vardenafil, tadalafil, sildenafil, kortikosteroid, mometason inhalasi, budesonid oral dan inhalasi, metilprednisolon, ritonavir, indinavir, saquinavir, teofilin, alprazolam, midazolam, karbamazepin, fenitoin, silostazol, aripiprazol, loratadine, tolteradin, dihidropiridin, solifenasin, takrolimus, sirolimus, sinakalset, siklosporin, felodipin, mizolastin, mirtazepin, alfentanil, buprenorfin, erlotinib, imatinib, eletriptan, ivabradin, galantamin, dan eplerenon.
- Jika diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut, konsentrasi plasma ketoconazole berkurang sehingga menurunkan efek farmakologisnya : fenitoin, antimuskarinik, nevirapin, antagonis histamin H2, penghambat pompa proton dan sukralfat, isoniazid, dan rifampisin.
- Jika diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut, konsentrasi plasma ketoconazole meningkat sehingga potensi efek sampingnya meningkat : amprenavir, dan ritonavir.
- Ketoconazole meningkatkan resiko miopati jika diberikan bersamaan dengan simvastatin.
- Ketoconazole meningkatkan efek antikoagulan kumarin.
- Ketoconazole meningkatkan resiko aritmia ventrikular jika diberikan bersamaan dengan dofetilide, quinidine, pimozide, cisapride, metadon, disopiramid, dronedarone, ranolazine dan domperidon.
- Bisa terjadi kegagalan kontrasepsi jika ketoconazole diberikan bersama estrogen.
Kontraindikasi Interzol
- Tidak dianjurkan untuk menggunakan interzol untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada ketoconazole atau obat golongan imidazole lainnya.
- Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki gangguan hati dan pasien yang sedang diterapi dengan terfenadin atau astemizol.
- Tidak boleh digunakan untuk meningitis karena jamur.
- Jangan diberikan bersamaan dengan obat-obat berikut : dofetilide, quinidine, pimozide, cisapride, metadon, disopiramid, dronedarone, ranolazine. ketoconazole dapat meningkatkan konsentrasi plasma obat-obat tersebut dan dapat memperpanjang interval QT, kadang-kadang menyebabkan disritmia ventrikel yang membahayakan seperti torsades de pointes.
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Interzol
Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat ini adalah sebagai berikut :
- Obat oral diberikan bersama makanan untuk memaksimalkan penyerapan.
- Pemakaian harus dihentikan jika muncul ruam kulit atau tanda lain yang menunjukkan reaksi alergi.
- Obat ini bisa menyebabkan pusing dan mengantuk, jangan mengemudi atau menyalakan mesin saat menggunakan obat ini.
- Ketoconazole pada pemberian oral diabsorpsi jauh lebih baik dibandingkan dengan golongan imidazole lainnya. Namun obat ini memiliki efek hepatotoksisitas yang parah. Resiko terbentuknya hepatitis lebih besar jika diberikan lebih dari 14 hari. Untuk pemberian secara oral, diperlukan pengamatan klinik untuk memeriksa kondisi hati.
- Ketoconazole telah diketahui ikut diekskresikan dalam air susu ibu. Ibu menyusui sebaiknya memilih obat anti jamur yang lebih aman.