Clatax merupakan antibiotik sefalosporin generasi ketiga. Seperti jenis sefalosporin generasi ketiga lainnya, Clatax memiliki aktivitas spekstrum luas terhadap bakteri Gram prositif dan Gram negatif. Pada sebagian besar kasus, hal tersebut dianggap setara dengan ceftriaxone dalam hal keamanan dan kemanjuran.
Fungsi Clatax
- Injeksi Clatax digunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada sebagian besar bagian tubuh yang berbeda-beda. Clatax juga umumnya diberikan sebelum, selama, dan setelah jenis operasi tertentu untuk mencegah terjadinya infeksi.
- Injeksi Clatax termasuk golongan obat yang dikenal sebagai antibiotik cephalosporin yang bekerja dengan cara membunuh bakteri atau mencegah pertumbuhan bakteri tersebut. Namun, Clatax tidak akan berfungsi untuk pilek, flu atau infeksi virus lainnya.
- Penggunaan Clatax hanya boleh dibawah pengawasan dokter.
Dosis Penggunaan Clatax
Berikut adalah beberapa dosis umum dari penggunaan Clatax:
- Pengobatan Infeksi tanpa Komplikasi
Dewasa, dosis biasa 1 g IM atau IV setiap 12 jam. Infeksi sedang sampai berat biasanya dengan dosis 1 sampai 2 g IM atau IV setiap 8 jam, namun pada beberapa infeksi seperti septikemia harus diobati dengan 2 g IV setiap 6 sampai dengan 8 jam. Sedangakan untuk infeksi yang berat atau mengancam jiwa kemungkinan memerlukan 2 g IV setiap 4 jam. - Meningitis dan Infeksi CNS lainnya
Dewasa, 2 g IV setiap 6 jam selama 7 sampai dengan 21 hari. - Jika Clatax digunakan untuk pengobatan penyakit Lyme awal pada orang dewasa dengan penyakit neurologis aku yang dimanifestasikan oleh meningitis atau radiculopathy, dosis yang dianjurkan adalah 2 g IV setiap 8 jam selama 14 hari (umumnya berkisar antara 10 hingga 28 hari).
- Ketika rejimen parenteral diindikasikan untuk pengobatan karditis lyme pada pasien dengan blok jantung atrioventrikular (AV) dan / atau myopericarditis yang terkait dengan penyakit lyme awal, dosis penggunaan yang dianjurkan adalah 2 g IV setiap 8 jam selama 14 hari (umumnya berkisar antara 14 hingga 21 hari).
- Anak-anak dan bayi dengan berat badan lebih dari 50 kg, diberikan dosis umum harian yang biasa digunakan, namun tidak boleh melebihi 12 g per hari.
Dosis penggunaan tersebut dapat berbeda-beda antar pasien. Hal ini karena dosis penggunaan Clatax juga bergantung pada kondisi pasien.
Efek Samping Clatax
Beberapa efek samping dari Clatax yang cukup sering terjadi, diantaranya:
- Peradangan pada area suntik dari pemberian IV, nyeri, indurasi dan kelembutan setelah injeksi IM
- Ruam, pruritus, demam eosinofilia
- Kolitis, diare, mual dan muntah
Sedangkan beberapa efek samping dari Clatax yang jarang terjadi diantaranya:
- Neutropenia
- Leukopenia sementara
- Moniliasis
- Vaginitis
Selain itu, terdapat beberapa efek samping lain yang juga mungkin dapat terjadi saat menggunakan Clatax, diantaranya:
- Muncul garis-garis merah pada kulit
- Pembengkakan, nyeri pada area suntikan
- Kembung
- Sakit pada dada
- Panas dingin
- Diare
- Kesulitan bernapas, kesulitan menelan
- Pusing
- Demam
- Batuk atau suara serak
- Sakit kepala
- Mimisan
Kontraindikasi Clatax
Pasien yang telah menunjukkan hipersensitivitas terhadap Clatax sodium atau jenis antibiotik cephalosporin.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
- Clatax hanya bekerja untuk melawan bakteri, bukan mengobati virus seperi flu biasa.
- Pastikan menggunakan Clatax untuk perawatan lengkap agar dapat sepenuhnya membersihkan infeksi yang terjadi. Sebab jika tidak melakukan perawatan lengkap, bakteri dapat menjadi kurang sensitif terhadap obat-obatan jenis ini atau lainnya dan hal ini dapat berakibat pada sulitnya mengobati infeksi yang terjadi di kemudian hari.
- Penggunaan Clatax dalam jangka panjang atau berulang dapat menyebabkan terjadinya infeksi kedua. Segera hubungi dokter jika merasakan tanda-tanda terjadinya infeksi kedua.
- Clatax kemungkinan dapat mengganggu hasil tes urin pada pasien diabetes. Sehingga perlu untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan tes jika sedang mengkonsumsi Clatax.
- Penggunaan Clatax pada pasien lanjut usia harus lebih berhati-hati karena kemungkinan memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi terhadap efeknya.
- Penggunaan Clatax pada ibu hamil dan menyusui juga perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, karena dikhawatirkan beresiko.