Chloramphecort – Fungsi – Obat Apa – Dosis dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Chloramphecort termasuk ke dalam golongan obat keras DOWA (Daftar Obat Wajib Apotek) yang bisa didapatkan di apotek tanpa menggunakan resep dokter.

Komposisi

Chloramphecort merupakan obat berbentuk krim dalam kemasan tube 10 g yang mengandung 20 mg kloramfenikol dan 25 mg hidrokortison asetat.

Indikasi

Chloramphecort diindikasikan untuk penggunaan pada masalah kulit yang disertai dengan infeksi kulit karena bakteri, seperti dermatitis dan eksim atopik. Gejala dermatitis antara lain ruam-ruam dan gatal pada kulit serta kulit menjadi lebih kering dan mudah mengelupas

Mekanisme Kerja Obat

  • Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh kita yang berfungsi sebagai pelindung terluar dalam menghadapi serangan mikroba, terutama bakteri.
  • Oleh karenanya, terkadang kulit bisa mengalami infeksi akibat serangan bakteri tersebut. Saat terjadi infeksi, tubuh akan mengeluarkan respon imun dengan melibatkan sel-sel imun di sekitar kulit.
  • Respon imun yang paling sering terjadi adalah inflamasi / radang yang ditandai dengan warna kemerahan dan / atau pembengkakan pada kulit. Sebenarnya, inflamasi ini adalah suatu usaha tubuh dalam mengeliminasi bakteri penyebab infeksi.
  • Warna kemerahan pada kulit timbul akibat adanya pelebaran pembuluh darah di sekitar area terinfeksi. Dengan melebarnya pembuluh darah, maka akan semakin banyak sel darah yang berkumpul di sana, termasuk sel darah putih / leukosit.
  • Leukosit adalah bagian dari darah yang berfungsi mengeliminasi berbagai patogen yang masuk ke dalam tubuh. Sehingga dengan berkumpulnya lebih banyak leukosit di area terinfeksi, diharapkan infeksi dapat lenih cepat teratasi.
  • Namun, inflamasi yang terjadi seringkali dirasakan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan sering pula menimbulkan sensasi gatal pada kulit.
  • Rasa gatal ini terjadi akibat pelepasan histamin (suatu senyawa kimia yang diproduksi oleh tubuh sebagai bagian dari respon imun). Saat histamin berikatan dengan reseptornya, maka rasa gatal dapat timbul.
  • Untuk itu, perlu digunakan obat untuk membantu mengatasi infeksi tersebut. Salah satu obat yang bisa digunakan adalah Chloramphecort.
  • Chloramphecort mengandung 2 senyawa aktif di dalamnya, yaitu kloramfenikol dan hidrokortison. Kloramfenikol merupakan obat yang bekerja sebagai antibiotik, yaitu obat yang dapat membunuh bakteri penginfeksi.
  • Kloramfenikol bekerja dengan cara berikatan dengan ribosom bakteri (tempat dilakukannya pembuatan protein) dan menghambat sintesis / produksi protein di dalam sel bakteri. Dengan demikian, bakteri tidak dapat memproduksi protein yang sangat penting bag kelangsungan hdupnya, tidak mampu berkembang biak dan lama kelamaan akan mati.
  • Sedangkan hidrokortison merupakan salah satu obat golongan kortikosteroid yang cara kerjanya adalah menurunkan respon imun yang dihasilkan oleh tubuh.
  • Hidrokortison akan bekerja dengan cara mencegah terjadinya akumulasi leukosit pada area infeksi dan mencegah histamin berikatan dengan reseptornya sehingga inflamasi dan rasa gatal yang timbul akibat infeksi dapat berkurang.

Dosis dan Cara Penggunaan

  • Oleskan Chloramphecort pada bagian kulit terinfeksi yang sudah dicuci dengan bersih sehari 2 kali
  • Jangan lupa untuk mencuci tangan setelah Anda mengaplikasikan Chloramphecort
  • Hindari kontak krim Chloramphecort dengan mata

Kontraindikasi

Pasien dengan kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan untuk menggunakan Chloramphecort:

  • Hipersensitif (alergi) terhadap kloramfenikol atau hidrokortison

Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui

  1. Kloramfenikol termasuk ke dalam kategori C, yaitu obat yang hanya boleh digunakan oleh ibu hamil dalam kondisi yang akan memberi manfaat lebih besar dibandingkan efek samping negatif yang mungkin timbul pada janin. Penggunaan kloramfenikol pada ibu hamil dapat menimbulkan terjadinya Grey Syndrome pada bayi yang baru dilahirkan, ditandai dengan warna kulitnya yang keabu-abuan
  2. Belum ada data yang menunjukkan keamanan penggunaan hidrokortison secara topikal pada ibu hamil, namun penggunaan kortikosteroid secara oral pada ibu hamil dapat menimbulkan efek samping negatif pada janin sehingga penggunaan hidrokortison secara topikal pun sebaiknya dihindari pada ibu hamil
  3. Belum diketahui apakah kloramfenikol yang digunakan secara topikal dapat diekskresikan / dikeluarkan melalui ASI, namun penggunaan kloramfenikol secara oral dapat menimbulkan ekskresi kloramfenikol melalui ASI
  4. Belum diketahui apakah hidrokortison yang digunakan secara topikal dapat diekskresikan / dikeluarkan melalui ASI

Sebaknya, ibu hamil dan menyusui menghindari penggunaan Chloramphecort.

Efek Samping

Berikut adalah efek samping yang mungkin timbul setelah penggunaan Chloramphecort:

  • Kulit kering
  • Perubahan warna kulit
  • Rasa terbakar

Tidak semua pasien yang menggunakan Chloramphecort akan mengalami efek samping di atas. Namun, jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang telah disebutkan di atas maupun efek samping lainnya setelah menggunakan Chloramphecort, segeralah konsultasikan hal tersebut kepada dokter atau apoteker agar efek samping tersebut bisa segera ditindaklanjuti.

Interaksi Obat

Chloramphecort adalah obat yang digunakan secara topikal di bagian luar tubuh sehingga kecil kemungkinannya untuk menimbulkan interaksi dengan obat lain. Namun, konsultasikanlah mengenai obat lain yang sedang atau akan Anda gunakan kepada apoteker, terutama obat yang juga digunakan pada bagian kulit untuk memastikan bahwa penggunaan obat tersebut bersamaan dengan Chloramphecort tidak akan menimbulkan efek samping negatif bagi Anda.

Perhatian

  1. Chloramphecort memang bisa didapatkan tanpa menggunakan resep dokter, namun pembeliannya hanya bisa dilakukan di apotek dengan jumlah maksimal pembelian adalah 1 tube
  2. Jangan menggunakan Chloramphecort dalam jangka waktu lama secara terus menerus, segeralah melakukan konsultasi dengan dokter jika gejala yang Anda rasakan tidak kunjung membaik setelah menggunakan Chloramphecort
  3. Selain dengan menggunakan Chloramphecort, usahakanlah untuk menghindari hal-hal yang bisa menjadi penyebab dermatitis atau penyebab eksim serta lakukanlah cara-cara mencegah dermatitis untuk menghindari terjadinya kekambuhan masalah kulit
  4. Selalu perhatikan kondisi Chloramphecort atau obat apapun yang akan Anda gunakan, jika Anda melihat adanya perubahan tekstur krim, misalnya menjadi lebih encer atau terlihat ada air yang terpisah dari krim, jangan gunakan obat tersebut dan tanyakanlah kepada apoteker mengenai apa yang harus dilakukan
  5. Simpanlah Chloramphecort pada suhu kamar di tempat yang kering dan terlindung dari sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak
fbWhatsappTwitterLinkedIn