Aspirin Bayer – Fungsi – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Aspirin ini termasuk jenis obat bebas yang bisa kita dapatkan di apotek terdekat tanpa harus menggunakan resep dari dokter. Meski demikian penggunaan obat ini sebaiknya harus sesuai dengan aturan dan dosis yang ada. Akan lebih baik jika dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Obat Apa

Awal Aspirin digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit merupakan gagasan dari Hippocrates dengan menggunakan ekstrak tanaman willow. Dan obat Aspirin juga memberikan efek anti-koagulan dan bila digunakan dalam dosis rendah dapat mengatasi antitrombotik (trombosis) sehingga mencegah terjadinya serangan jantung.

Nama Obat

Obat Aspirin ini sering dikenal dengan nama Acetosal (acetyl salicylic acid) yang biasa digunakan untuk pereda rasa nyeri, menurunkan panas (demam), dan untuk mengurangi peradangan. Obat Aspirin ini juga biasa dipakai untuk mencegah terjadinya pembekuan darah atau sebagai obat anti pletelet (menghambat pembekuan darah).

Aspirin adalah obat yang masuk ke dalam golongan NSAID atau non steroid anti-inflammatory. Cara kerja NSAID adalah dengan menghambat kerjanya enzim sikloogsigenase. Enzim yang juga dikenal dengan singkatan enzim COX ini berfungsi membantu pembentukan prostaglandin pada saat terjadinya luka, hal inilah yang menimbulkan rasa sakit dan peradangan. Dengan penghambatan sistem kerja enzim siklooksinigenese ini, produksi prostaglandin menjadi lebih sedikit sehingga rasa sakit dan peradangan yang dirasakan pada saat terjadi luka akan berkurang.

Obat Aspirin termasuk kedalam golongan antiinflamasi non-steroid. Obat ini adalah obat bebas yang bisa kita dapatkan di apotek terdekat tanpa harus menggunakan resep dari dokter. Akan tetapi, penggunaan obat ini harus sesuai dengan indikasi. Ada aturan pakai yang perlu kita ketahui, sesuai dengan dosisnya, dan memperhatikan efek samping yang mungkin terjadi.

Aspirin (Acetosal) ini berbentuk tablet 80 mg, 100 mg, 160 mg, 500 mg. Dipasarkan secara tunggal atau juga bisa dikombinasikan dengan obat lain seperti obat flu.

Indikasi

Indikasi dari obat Aspirin (Acetosal) untuk pengobatan penyakit dalam kondisi sebagai berikut:

  • Aspirin digunakan untuk mengobati nyeri, mulai dari nyeri ringan sampai pada tahap sedang. Seperti : sakit gigi, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, sakit telinga.
  • Mengatasi demam, peradangan (anti-inflamasi), dan sebagai antitrombotik pada stroke dan serangan jantung.
  • Sebagai penghambat pembekuan darah (antiplatelet) pada orang yang berisiko tinggi terjadinya pembekuan darah.

Dalam menangani masalah serangan jantung sebaiknya segera diberikan obat Aspirin (Acetosal). Ini bertujuan untuk menjcegah pembekuan dan mengurangi risiko kematian pada jaringan jantung.

Kegunaan Aspirin (Acetosal) ini tidak hanya untuk mengobati penyakit saja, lho. Ada manfaat lain dari obat yang satu ini, diantaranya:

  • Untuk mengatasi masalah jerawat. Kandungan aktif Aspirin yaitu asam salisilat ini berguna untuk mengecilkan pori-pori, sehingga mampu mengatasi peradangan dan penggumpalan darah pada daerah kulit yang berjerawat.
  • Untuk meredakan rasa gatal gigitan nyamuk atau serangga.
  • Bisa membuat kulit wajah bersinar
  • Untuk mengatasi masalah ketombe
  • Mengangkat sel kulit mati dan menghilangkan kapalan di kaki

Banyak manfaat dari obat Aspirin (Acetosal) ini. Akan tetapi kita tetaplah harus waspada dalam menggunakan suatu obat. Karena tidak semua orang bisa menggunakan jenis obat yang sama. Dan efek yang dialami pun akan berbeda dari setiap orang. Jadi, kehati-hatian itu sangatlah diperlukan. Jangan lengah atau terperdaya dengan hasil instan.

Kontra Indikasi

Selain dari indikasi, obat Aspirin (Acetosal) ini juga memiliki berberapa kontra indikasi yang harus diperhatikan, diantaranya:

  • Pasien dengan riwayat alergi terhadap senyawa aktif yang terkandung pada obat Aspirin dan obat-obat NSAID pada umumnya.
  • Pasien yang memiliki intoleransi terhadap salisilat.
  • Aspirin (Acetosal) bukan untuk anak dibawah usia 16 tahun. Hal ini dikarenakan karena Aspirin berpotensi menimbulkan sindrom eye (infeksi virus atau bakteri)
  • Aspirin bukan untuk penderita yang memiliki tukak peptik yang aktif, hemofilia atau gangguan pendarahan lainnya.
  • Pada kasus DBD, obat ini tidak boleh digunakan untuk menurunkan panas. Karena pada kasus ini obatAspirin berisiko meningkatkan pendarahan.
  • Obat ini tidak untuk pasien dengan penderita penyakit ginjal, hiperurisemia. Karena obat ini bisa menghambat kemampuan ginjal dalam mengekskresikan asam urat yang berakibat pada kondisi pasien yang akan semakin memburuk.
  • Tidak dianjurkan pada pasien dengan gangguan hati berat. Karena berpotensi meningkatkan risiko pendarahan secara klinis dan masih ada efek samping lainnya.
  • Penggunaan Aspirin juga sangat dilarang untuk pasien dengan gangguan ginjal berat (CrCl kurang dari 10 ml/menit). Hal ini karena Aspirin bisa berpotensi meningkatkan risiko toksisitas salisilat.
  • Aspirin juga tidak dianjurkan untuk wanita hamil pada trimester ke-3.

Dosis

Meskipun obat Aspirin ini tergolong obat bebas, tetap ada ketentuan yang tidak boleh Anda abaikan sebagai pengguna Aspirin (Acetosal). Salah satunya adalah mengenai dosis. Penggunaan dosis yang tepat sesuai dengan keterangan yang ada dalam kemasan obat atau anjuran yang diberikan oleh dokter Anda akan sangat membantu proses penyembuhan. Dan jangan sekali-kali mengubah dosis yang ada dengan keinginan Anda tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Aspirin tersedia di pasaran dalam bentuk tablet dengan beberapa jenis kekuatan mulai dari kekuatan rendah Aspirin 80 mg, Aspirin 100 mg, Aspirin 320 mg hingga Aspirin 500 mg.

Lazimnya penggunaan Aspirin ini dengan dosis sebagai berikut:

  • Dalam pengobatan untuk meredakan nyeri dan demam, dosis yang diberikan mulai dari 320 mg hingga 500 mg, dengan waktu pemberian sekitar 3 hingga 4 kali sehari atau setiap 6-8 jam.
  • Untuk pengobatan radang pada tulang dan sendi, dosis yang diberikan hingga 1000 mg, dengan waktu pemberian 3 kali sehari atau setiap 8 jam.
  • Stroke iskemik dan TIA dosinya antara 50 mg sampai 325 mg, diberikan sekali sehari.
  • Untuk pasien yang diduga serangan jantung (MI akut) dosis awal yang diberikan adalah 160 mg. Untuk dosis pemeliharaan diberikan 160 mg perhari selama 30 hari pasca MI.
  • Untuk mencegah terjadinya serangan jantung berulang pada kasus angina pektoris tidak stabil dan angina pektoris kronis stabil.
  • Pada pasien yang menjalani operasi CABG atau operasi bypass jantung, dosis awal dimulai sebanyak 325 mg setiap hari dan mulai diberikan enam jam setelah operasi lalu dilanjutkan terapi selama satu tahun setelah operasi.
  • Untuk pasien penderita angioplastik koroner, dosis awal diberikan 2 jam sebelum operasi sebanyak 325 mg. Untuk dosis pemeliharaan mulai dari 160 mg hingga 325 mg setiap hari.
  • Untuk pasien endarterektomi karotis dosisnya 80 mg sampai 650 mg, diberikan sekali sehari.
  • Pada kasus komplikasi kehamilan, biasanya diberikan dosis sebanyak 80 mg setiap hari mulai usia kehamilan 13 minggu hingga 26 minggu.

Ingat, ini obat bebas dan bisa didapatkan tanpa menggunakan resep dokter maka gunakanlah obat sesuai dengan dosis yang dibutuhkan untuk penyakit yang Anda alami. Alangkah baiknya jika terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan apakah obat yang digunakan cocok untuk Anda atau tidak. Ini bertujuan untuk meminimalisir bahaya penggunaan obat tanpa resep dokter. Dan pastikan juga bahwa Anda tidak alergi dengan obat yang digunakan.

Ada beberapa aturan yang penting untuk Anda ingat dalam menggunakan obat Aspirin (Acetosal) ini. Berikut aturannya:

  • Minumlah obat setelah makan. Ini bertujuan untuk meminimalisir efek samping pada lambung.
  • Jangan pernah mengabaikan dosis/anjuran dokter atau petujuk penggunaan yang ada pada kemasan obat. Pastikan bahwa Anda membaca dengan teliti petunjuk yang tertera sebelum menggunakan obat.
  • Minumlah obat pada jam yang sama setiap harinya. Gunakan satu dosis dengan dosis yang lainnya pada jarak jam yang sama. Mislanya, untuk dosis dua kali sehari maka jaraknya per 12 jam, tiga kali sehari maka jaraknya per 8 jam.
  • Jika seandainya Anda lupa atau melewatkan dosis, minumlah segera ketika Anda ingat apabila jarak antara dosis berikutnya sekitar 5 jam atau lebih. Jangan menggandakan dosis pada saat meminum obat, ini akan berakibat fatal untuk kesehatan tubuh Anda.

Efek Samping                           

Umumnya setiap obat akan selalu ada efek samping yang terjadi dalam tubuh. Efek samping bagi setiap orang pun akan berbeda. Tergantung kondisi tubuh masing-masing orang.

Ada beberapa efek samping yang paling umum terjadi ketika Anda menggunakan obat Aspirin (Acetosal) ini, diantaranya: terjadinya gangguan pencernaan, ulserasi, iritasi pada lambung atau usus, bengkak, sakit kepala, gatal-gatal, dan mual.

Adapun efek samping lainnya yang terjadi namun ini tidak umum, diantaranya:

  • Memperburuk kondisi pada pasien gejala asma
  • Terjadinya pendarahan dan peradangan pada lambung
  • Muntah dan memar
  • Bisa menyebabkan tinnitus (telinga berdenging) jika dosis yang digunakan berlebihan.
  • Obat Aspirin dan jenis NSAID lainnya sepserti ibuprofen dapat menunda penyembuhan luka kulit.
  • Sangat tidak dianjurkan bagi anak-anakuntuk mengobati infeksi virus. Baik diikuti demam ataupun tidak. Karena ini bisa berisiko terjadinya sindrom Reye (pembengkakan pada organ hati dan otak). 

Peringatan dan Perhatian

Ada peringatan yang harus Anda perhatikan selama mengkonsumsi obat Aspirin (Acetosal) ini. Dibawah ini ada beberapa peringatan yang perlu Anda ingat, diantaranya:

  • Obat Aspirin dapat menimbulkan kantuk dan pusing. Jangan mengemudi selama penggunaan obat ini.
  • Untuk pasien yang lanjut usia sebaiknya penggunaan obat ini perlu kehati-hatian. Karena pada usia ini akan lebih sensitif terhadap efek obat yang digunakan.
  • Jangan menggunakan obat Aspirin bersamaan dengan obat herbal yang memiliki sifat menghambat COX-2. Karena hal ini dapat berisiko meningkatkan erosi lambung.
  • Beberapa obat bahan alam yang disinyalir memiliki sifat menghambat COX-2 seperti minyak ikan, ekstrak kayu manis, ekstrak bawang putih, dan kurkumin.
  • Berhati-hatilah untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal kronis, obat ini bisa memperberat kerja ginjal
  • Disarankan tidak diberikan pada wanita hamil trimester ketiga.
  • Aspirin bisa menyebabkan anemia hemoliltik pada orang yang memiliki penyakit glukosa-6-fosfat dehidrogenase secara genetik.

Inilah penjelasan singkat tentang obat Aspirin (Acetosal). Semoga bisa bermanfaat dan bisa membantu Anda dalam menemukan obat yang tepat untuk masalah kesehatan Anda. Pastikan untuk mencari informasi lengkap tentang obat yang Anda gunakan.

Salam sehat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn