Antidine – Nama Obat – Fungsi Obat – Obat Apa – Dosis

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Anda pernah mendengar nama obat Antidine? Sekilas jika melihat namanya pasti akan membuat Anda teringat dengan obat lambung yang memiliki nama senada. Ya, Antidine adalah obat yang memiliki indikasi kurang lebih sama dengan ranitidine maupun simetidine yang mungkin pernah Anda konsumsi. Meski untuk merk Antidine sendiri kandungan zat aktifnya adalah famotidine.

Obat Apa

Berbeda dengan Ranitidine dan simetidine yang sering diresepkan dokter, famotidine mungkin kurang akrab di telinga Anda, terutama untuk Anda yang tidak pernah mengonsumsi obat jenis ini. Meski begitu, famotidine sendiri cukup ampuh mengobati beberapa kasus gangguan pencernaan dan masih sering diresepkan dokter untuk kasus-kasus tertentu. Berikut beberapa penjelasan mengenai famotidine, kandungan dari Antidine yang perlu Anda ketahui :

  • Famotidine merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan antagonis reseptor histamin H2 ((histamin H2-receptor antagonist)
  • Mekanisme kerja famotidine adalah dengan cara menghambat kerja dari reseptor histamin H2 secara kompetitif.
  • Reseptor histamin H2 sangat berperan terhadap sekresi asam lambung, sehingga ketika famotidine bekerja menghambat reseptor ini maka produksi asam lambung akan menurun.
  • Famotidine tidak memberikan efek pada sistem enzim sitokrom P450, berbeda dengan simetidine.

Indikasi

Antidine memiliki beberapa indikasi, antara lain :

  • Untuk mengobati tukak lambung, yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan luka pada dinding lambung hingga beresiko perdarahan. Luka ini disebabkan karena terkikisnya dinding lambung saat konsentrasi asam lambung yang tinggi secara terus menerus dan umumnya menyebabkan nyeri dan perdarahan pada kasus yang cukup parah. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tetapi pasien dengan usia 60 tahun ke atas memiliki resiko terkena tukak lambung lebih tinggi.
  • Untuk mengobati tukak usus dua belas jari, yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan pada duodenum atau usus dua belas jari. Peradangan ini juga disebabkan oleh konsentrasi asam lambung yang meningkat dan jika dibiarkan maka akan melukai dinding usus yang dikenal dengan penyakit tukak usus ini. Umumnya pasien akan merasakan gejala panas atau perih pada ulu hati dan terjadi saat malam hari atau menjelang waktu istirahat malam.
  • Untuk mengobati Gastro-oesophageal reflux disease (GERD) atau yang umumnya dikenal dengan penyakit asam lambung, yaitu suatu penyakit di mana asam lambung mengalir ke sepanjang kerongkongan atau esofagus (saluran yang merupakan penghubung dari mulut ke lambung). GERD ini sering mengakibatkan rasa terbakar di dada. Pada dasarnya, setiap orang dapat mengalami refluks gastro-esofagus pada keadaan-keadaan tertentu. Refluks umumnya terjadi setelah makan, biasanya berlangsung dalam periode singkat dan sangat jarang terjadi selama tidur.
  • Untuk mengobati erosive esofagitis yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan peradangan pada lapisan kerongkongan atau esofagus. Meski pada dasarnya, efektivitas Antidine dibanding obat-obatan proton pump inhibitor lainnya seperti omeprazol dan lansoprazol tergolong rendah jika digunakan untuk mengobati penyakit ini.
  • Untuk mengobati zollinger ellison syndrome, yaitu suatu penyakit jarang ditemui dan  ditandai dengan adanya tumor pada pankreas atau usus duabelas jari. Tumor-tumor ini umumnya melepaskan hormon gastrin dalam jumlah besar yang berakibat pada kelebihan sekresi asam lambung.
  • Untuk mengobati penyakit maag atau yang sering disebut dispepsia/gastritis. Maag ditandai dengan adanya peradangan pada dinding lambung yang biasanya diakibatkan oleh konsumsi makanan asin, pedas, asam dalam jumlah banyak dan sering hingga pola makan yang tidak teratur. Pada kasus maag, pengobatan dengan menggunakan Antidine lebih dipercaya karena efektivitasnya dinilai cukup tinggi dibandingkan dengan antasida.

Kontra Indikasi

Antidine hanya memiliki satu kontra indikasi yang patut Anda waspadai sebelum menggunakan obat ini, yaitu sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhaadap famotidine atau obat-obatan golongan antagonis reseptor H2 lainnya.

Dosis

Berikut penentuan dosis Antidine pada pasien dewasa dengan berbagai kondisi :

  1. Tukak usus : Satu kali sehari setiap 24 jam dengan dosis 40 mg pada waktu malam sebelum tidur atau dibagi ke dalam dua dosis yaitu 20 mg setiap pagi dan malam (setiap 12 jam). Sementara untuk dosis pemeliharaan atau pencegahan, dianjurkan satu kali sehari setiap 24 jam dengan dosis 20 mg.
  2. Tukak lambung :Satu kali sehari dengan dosis 40 mg (setiap 24 jam) pada waktu malam sebelum tidur atau diberikan dalam dua dosis terbagi yaitu 20 mg setiap pagi dan malam (setiap 12 jam).
  3. Peptic ulser : Satu kali sehari setiap 24 jam dengan dosis 40 mg diminum malam sebelum tidur atau diberikan dalam dua dosis terbagi sebanyak 20 mg setiap pagi dan malam (setiap 12 jam)
  4. Gastroeshopageal reflux disease : Dua kali dalam sehari (setiap 12 jam)  dengan dosis 20 mg setiap kali minum, diberikan selama enam minggu.
  5. Esofagitis erosif : Dua kali sehari (setiap 12 jam) dengan dosis mulai 20 – 40 mg setiap kali minum, diberikan selama dua belas minggu.
  6. Sindrom Zollinger-Elisson : Dosis awal yaitu 20 mg diberikan setiap 6 jam. Pemeliharaan, dosis disesuaikan untuk mengendalikan sekresi asam lambung. Dosis yang pernah diberikan hingga 160 mg setiap 6 jam.
  7. Hipersekresi : Dosis awal yaitu 20 mg yang diberikan setiap 6 jam dan untuk pemeliharaan, untuk mengendalikan sekresi pada asal lambung, telah diberikan dosis mencapai 160 mg setiap 6 jam.
  8. Gejala Dispepsia : Dosis diberikan 10 mg satu hingga dua kali sehari.

Berikut penentuan dosis Antidine pada pasien anak dengan berbagai kondisi :

  1. Tukak Peptic : Pada pasien anak hingga remaja (usia 1-16 tahun) diberikan dengan perhitungan dosis 0,5 mg per kilogram berat badan, diberikan sekali sehari (24 jam) atau diberikan dalam dua dosis terbagi. Dosis maksimal dalam sehari adalah 40 mg.
  2. Hipersekresi : Pada pasien remaja, dosis diberikan 20 mg setiap 6 jam.
  3. GERD : Pada pasien anak hingga remaja dengan rentang usia 1-16 tahun dinerikan dengan perhitungan dosis 0,5 mg per kilogram berat badan dengan dosis terbagi dua kali sehari (setiap 12 jam)

Meskipun penentuan obat di atas

sering digunakan namun informasi yang kami berikan bukanlah pengganti  dari nasehat medis yang Anda butuhkan. Anda sebaiknya selalu berkonsultasi dnegan dokter atau apoteker Anda sebelum menggunakan obat Antidine ini.

Efek Samping

Sebagaiman dengan obat-obat golongan K lainnya, Antidine juga memiliki beberapa efek samping yang bisa saja terjadi saat penggunaan obat ini, antara lain :

  • Gangguan pencernaan seperti sembelit atau pun diare.
  • Nyeri kepala, pusing hingga perubahan mood.
  • Reaksi alergi pada pasien yang hipersensitif dengan gejala seperti : mual, muntah, gatal, pembengkakan pada bagian wajah, bibir, lidah hingga tenggorokan dan kesulitan bernapas.
  • Mudah mengalami memar hingga pendarahan.
  • Jantung berdebar hingga peningkatan detak jantung.
  • Kejang, perasaan kebingungan hingga reaksi halusinasi.
  • Gejala Jaundice atau menguningnya bagian mata dan kulit.
  • Timbulnya rasa geli atau justru mati rasa.
  • Nyeri otot, kram hingga nyeri sendi.

Berbagai efek samping di atas tidak mesti terjadi pada setiap orang namun jika Anda mengalami satu dari efek samping tersebut, segeralah berkonsultasi pada dokter atau apoteker Anda.

Peringatan dan perhatian

Ada beberapa hal yang wajib Anda perhatikan sebelum menerima pengobatan Antidine ini,

  • Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan seperti Simetidine, Famotidine, Ranitidine, Nizatidine, atau obat lainnya.
  • Informasikan kepada dokter dan apoteker mengenai obat-obatan, suplemen, vitamin atau produk bahan alam yang pernah atau sedang Anda gunakan. Jika Anda mengonsumsi obat lain untuk mengatasi gangguan pencernaan, beritahukan juga kepada dokter.
  • Informasikan kepada dokter riwayat penyakit yang pernah atau sedang Anda derita.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, sedang merencanakan kehamilan atau sedang dalam masa menyusui.
  • Meski tidak ada penelitian yang membuktikan resiko buruk penggunaan Antidine pada ibu hamil, Anda tetap wajib berkonsultasi dengan dokter saat hamil dan akan mengonsumsi obat ini. Antidine sendiri masuk ke dalam kategori B yang berpotensi memberikan resiko pada kehamilan. Di mana kategori B menurut FDA berarti tidak memiliki resiko pada beberapa penelitian.
  • Konsultasikan penggunaan Antidine dengan makanan, konsumsi alkohol, atau tembakau pada dokter Anda sebelum menerima pengobatan.

Antidine, sama halnya dengan obat-obat keras lainnya harus digunakan dengan terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter Anda. Hal ini wajib dilakukan agar Anda mendapatkan manfaat yang maksimal dari Antidine dan meminimalkan efek samping yang bisa saja terjadi.

Salam sehat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn