Amaryl – Fungsi – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Obat Amaryl atau yang memiliki nama generik glimipiride adalah merupakan salah satu jenis obat yang masuk ke dalam golongan obat penurun gula darah yang berbentuk tablet. Obat Amaryl ini memiliki fungsi sebagai obat yang dipakai untuk menstril tingkat gula yang terdapat pada darah pada penderita penyakit diabetes mellitus tipe 2 (kencing manis). Dengan terkontrolnya kadar gula darah, maka dapat membantu mencegah penderita diabetes mengalami kerusakan ginjal, masalah sistem saraf, serangan jantung, stroke, kebutaan, dan masalah fungsi seksual.

Obat Amaryl ini diproduksi oleh PT Sanofi Group Indonesia dan dipasarkan oleh Sanofi Aventis dalam bentuk tablet 1 mg, 2 mg, 3 mg dan 4 mg. Obat Amaryl ini masuk kedalam golongan obat keras, dengan kode obat lambang lingkaran merah dengan huruf K ditengahnya. Oleh sebab itu obat Amaryl dalam penggunaannya harus dengan menggunakan resep serta anjuran dari dokter.

Obat Amaryl ini mengandung senyawa aktif glimepiride, yang dimana senyawa ini termasuk ke dalam golongan obat sulfonylurea generasi ke-2. Senyawa glimepiride yang terdapat pada obat Amaryl ini bekerja dengan cara merangsang produksi insulin di pankreas sehingga dapat meningkatkan produksi insulin dalam tubuh. Insulin yang terproduksi inilah yang kemudian akan dapat menurunkan kadar gula dalam darah dengan cara membantu meningkatkan sensitivitas jaringan sel dalam menyerap gula.

Indikasi:

Berikut adalah indikasi dari penggunaan obat Amaryl yang perlu diketahui oleh para penggunaan sebelum mengkonsumsinya, yaitu sebagai berikut:

  1. Mengontrol kadar gula darah pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 – Penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 (insulin dependent diabetes) sendiri adalah sebuah kondisi yang disebabkan karena tubuh penderita mengalami kekurangan hormon insulin (hormon utama untuk mengendalikan kadar gula darah) yang dihasilkan oleh pankreas.
  2. Membantu mencegah kerusakan ginjal
  3. Membantu mencegah kebutaan
  4. Membantu masalah saraf
  5. Membantu masalah Disfungsi seksual

Dosis & Cara Penggunaan:

Berikut adalah dosis dan cara penggunaan obat Amaryl yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh para penggunaan sebelum mengkonsumsinya, yaitu sebagai berikut:

Pada pengguna dewasa, dosis pemberian obat Amaryl ini:

  • Dosis awal dapat diberikan 1 mg sekali per hari, dan dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan kondisi kadar gula darah pengguna setiap 1 – 2 minggu.
  • Dosis selanjutnya dapat ditingkatkan (dititrasi) dengan kelipatan 1 mg per 1-2 minggu, dengan dosis maksimal yang direkomendasikan adalah 6 mg sekali per hari.

Pada pengguna manula, dosis pemberian obat Amaryl ini:

  • Dosis awal dapat diberikan 1 mg sekali per hari (peroral), dan dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan kondisi kadar gula darah pengguna setiap 2-3 minggu sekali.
  • Dosis selanjutnya dapat ditingkatkan dengan kelipatan 1 mg per 2-3 minggu, dengan dosis maksimal yang direkomendasikan adalah 4 mg sekali per hari.

Obat Amaryl ini baiknya dikonsumsi pada pagi hari setelah makan (sarapan), untuk mendapatkan efek optimal dari senyawa glimepiride, dan cara mengkonsumsinya yaitu langsung menelan obat Amaryl ini tanpa di kunyah ataupun digigit. 

Kontraindikasi:

Berikut ini adalah merupakan kontraindikasi yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh para pengguna obat Amaryl sebelum mengkonsumsinya, yaitu sebagai berikut:

  1. Penderita dengan kondisi mengalami alergi terhadap senyawa glimepiride, ataupun obat yang masuk ke dalam golongan sulfonylurea (glibenclamid), dan serta obat-obatan yang mengandung sulfonamide seperti cotrimoxazole, sulfamethoxazole, dilarang menggunakan obat Amaryl ini.
  2. Jangan menggunakan obat Amaryl ini untuk pasien ketoasidosis diabetik, baik itu dengan koma ataupun tanpa koma.
  3. Dilarang mengkonsumsi obat Amaryl ini untuk penderita defisiensi G6PD (enzim yang berada di dalam tubuh, yang berfungsi untuk menjada dan membantu sel darah merah agar selalu berfungsi dengan baik). Hal ini disebabkan karena dengan mengkonsumsi obat Amaryl, penderita defisiensi G6PD memiliki kemungkinan besar untuk mengalami anemia hemolitik (kondisi medis yang dimana tubuh sudah tidak memiliki sel darah merah yang cukup untuk dapat memberikan oksigen ke seluruh jaringan tubuh).
  4. Perhatikan efek samping yang akan terjadi pada saat memberikan obat Amaryl ini pada penderita kerusakan fungsi hati (sirosis hati).
  5. Jangan mengkonsumsi obat Amaryl ini, apabila pengguna memiliki riwayat penyakit gagal ginjal.
  6. Oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), obat Amaryl ini masukkan kedalam obat dengan kategori Kehamilan D, yaitu terbukti positif adanya efek samping pada janin yang ditimbulkan oleh karena mengkonsumsi obat Amaryl ini. Oleh sebab itu sangat tidak dianjurkan memberikan obat Amaryl ini pada ibu hamil, baik yang baru memasuki trimester pertama ataupun trimester terakhir.
  7. Sangat tidak disarankan memberikan obat Amaryl ini kepada penderita diabetes mellitus tipe 1
  8. Pengguna yang sedang mengalami koma diabetik (kondisi dimana terjadinya penurunan kesadaran yang diakibatkan oleh karena kadar gula darah yang naik terlalu tinggi), dilarang diberikan obat Amaryl ini.
  9. Tidak boleh memberikan obat Amaryl ini kepada ibu menyusui, karena menurut penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa senyawa glimipiride yang terkandung dalam obat Amaryl dapat terlarut dalam ASI sehingga dapat terkonsumsi ke bayi karena dapat menyebabkan hipoglikemia berat pada bayi. 

Efek Samping:

Berikut ini adalah merupakan efek samping yang dapat muncul pada saat menggunakan obat Amaryl, sehingga perlu diketahui dan diperhatikan oleh para pengguna sebelum mengkonsumsinya, yaitu sebagai berikut:

  1. Terjadi penurunan tekanan darah
  2. Mengantuk
  3. Gangguan pada saluran pencernaan (gangguan gastrointestinal)
  4. Diare
  5. Muntah
  6. Nyeri lambung
  7. Pruritus
  8. Erythema
  9. Urtikaria atau biduran
  10. Erupsi morbiliform atau maculopapular, namun efek samping ini hanya bersifat sementara dan pasti segera hilang walau pemakai obat Amaryl ini dilanjutkan.
  11. Kaburnya pengelihatan
  12. Leukopenia
  13. Agranulositosis
  14. Trombositopenia
  15. Anemia hemolitik
  16. Depresi
  17. Anemia aplastik
  18. Pansitopenia
  19. Hipoglikemia (penurunan gula darah secara abnormal)
  20. Berkeringat berlebihan
  21. Kulit menjadi pucat
  22. Mudah marah
  23. Kesulitan berkonsentrasi.
  24. Sakit kepala
  25. Pusing
  26. Kelemahan otot
  27. Mual
  28. Gejala flu.
  29. Gatal-gatal
  30. Kesulitan bernafas
  31. Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, dan tenggorokan
  32. Kulit menjadi pucat atau menguning
  33. Urin menjadi berwarna gelap
  34. Demam
  35. Rasa terbakar di mata,
  36. Ruam kulit yang menyebar di bagian wajah atau tubuh bagian atas
  37. Kulit mengelupas.

Sebagai catatan, apabila efek samping yang terjadi pada pengguna semakin memburuk, maka segera hentikan penggunaan obat Amaryl ini dan segera pergi ke layanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang baik.

Interaksi dengan Obat Lain:

Berikut ini adalah merupakan interaksi obat Amaryl dengan obat lainnya yang perlu diketahui dan diperhatikan oleh para pengguna sebelum mengkonsumsinya, yaitu sebagai berikut:

  1. Dapat mengalami efek potensiasi apabila penggunaan obat Amaryl ini dilakukan bersamaan dengan penggunaan obat Insulin dan anti diabetik yang lainnya.
  2. Risiko mengalami hipoglikemia dapat meningkat apabila obat Amaryl ini dikonsumsi bersama-sama dengan obat-obatan dari golongan NSAID dan obat-obatan lainnya yang memiliki ikatan protein tinggi seperti obat Salisilat, Sulfonamida, dan Kumarin.
  3. Efek obat Amaryl dalam menurunkan kadar gula darah dapat menurun apabila dikonsumsi bersamaan dengan obat-obat yang menimbulkan hiperglikemia, seperti obat Tiazid, Estrogen, Fenotiazin, Kortikosteroid, Kontrasepsi oral (Pil KB), Asam nikotinat, Isoniasid, Fenitoin, dan Simpatomimetik.
  4. Pemberian obat Propranolol dan obat Amaryl dapat meningkatkan AUC, T1/2, dan Cmax dari obat Amaryl sebesar 23%, 22% dan 15% lalu juga menurunkan CL/f sebesar 18%.
  5. Pemberian obat Warfarin bersamaan dengan obat Amaryl dapat menurunkan efek farmakodinamik dari obat Warfarin itu sendiri.
  6. Obat Amaryl ini dapat berinteraksi dengan obat asam mefenamat, fenitoin, ibuprofen, diklofenak, dan naproksen, karena semua jenis obat-obat tersebut dapat dimetabolisme oleh sitokrom P450 II C9.
  7. Penggunaan obat Amaryl bersamaan dengan obat mikonazol dilaporkan oleh beberapa pengguna dapat menyebabkan hipoglikemia yang cukup parah.

Peringatan dan Perhatian:

Berikut ini merupakan peringatan yang perlu di perhatian oleh pengguna selama menggunakan obat Amaryl ini, yaitu sebagai berikut:

  • Hati-hati menggunakan obat Amaryl ini pada pasien yang hipersensitif terhadap laktosa, karena dapat menyebabkan diare pada penggunanya.
  • Hentikan penggunaan obat Amaryl ini pada saat mengendarai kendaraan, karena menyebabkan ngantuk pada saat mengkonsumsinya
  • Padukan penggunaan obat Amaryl ini dengan olah raga yang teratur dan juga pola makan yang baik, karena obat Amaryl ini dapat meningkatkan berat badan pasien sehingga membutuhkan olah raga yang cukup untuk dapat membakar kalori dalam tubuh
  • Apabila penderita Diabetes Mellitus tipe 2 menjadi tidak terkendalinya kadar gula darahnya akibat kondisi stress, maka dibutuhkan kombinasi obat Amaryl dengan obat Insulin.
  • Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 apabila sedang mengalami operasi, trauma, ataupun infeksi yang disertai demam, penggunaan obat Amaryl ini dapat menyebabkan resiko Hipoglikemia semakin tinggi.
fbWhatsappTwitterLinkedIn