Alerdex – Fungsi – Obat Apa – Dosis – Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Obat Apa itu Alerdex?

Seperti namanya, Alerdex adalah obat yang diperuntukkan mengobati penyakit alergi. Alerdex sendiri merupakan obat yang terdiri dari kombinasi dari kortikosteroid dan antihistamin.

Sekilas Tentang Kandungan Alerdex

Alerdex terdiri dari dua zat aktif yaitu, dexamethasone 0,5 mg dan dexchlorpheniramine maleat 2 mg.

  • Dexamethasone merupakan obat golongan kortikosteroid glukokortikoid yang biasanya digunakan sebagai anti alergi yang disertai peradangan atau inflamasi, immunosupresan dan anti shock yang cukup ampuh. Kekuatan obat ini bahkan melebihi hidrokortison dan prednison.
  • Dexchlorpheniramine maleat adalah senyawa anti histamin yang sangat dibutuhkan pada proses pengobatan alergi. Obat yang merupakan isomer dari chlorpheniramine maleat ini memiliki sifat sedatif dan antikolinergik. Pada dasarnya, histamin diproduksi secara alami oleh tubuh sehingga menimbulkan berbagai efek alergi. Di sini dexchlorpheniramine ini berfungsi sebagai anti histamin yang mampu meredakan reaksi alergi.

Indikasi

Alerdex tablet digunakan untuk beberapa kondisi alergi di antaranya :

  1. Mengobati gejala alergi pada hidung atau biasa disebut dengan obat rhinitis alergi.
  2. Mengobati alergi yang disertai peradangan dan membutuhkan terapi kortikosteroid secepatnya.
  3. Mengobati bermacam-macam jenis alergi lain mulai dari alergi udara, alergi makanan, alergi pada kulit, alergi darah atau plasma.

Tanda Alergi

Berikut  beberapa ciri-ciri alergi yang wajib Anda ketahui :

  • Ruam. Pada umumnya, reaksi awal alergi apa saja selalu memberikan ciri yang sama yaitu ruam kemerahan pada kulit. Ruam ini adalah ciri awal yang terjadi sebelum diikuti ciri-ciri lainnya.
  • Radang. Setelah ruam, kulit biasanya mulai mengalami beberapa pembengkakan di bagian-bagian tubuh yang terpapar alergen atau biasanya disebut dengan bentol. Radang kemerahan yang bersifat gatal dan memberikan efek panas ini juga hampir sering ditemui di beberapa jenis alergi.
  • Susah bernapas. Pada beberapa alergi tertentu akan menyebabkan dada sakit dan sesak napas. Di saat seperti ini, penderita alergi biasanya bernapas pendek-pendek.
  • Mata berair. Untuk alergi udara dan debu, umumnya menimbulkan reaksi mata yang memerah dan berair. Hal ini dikarenakan mata sedang mencoba menetralisir daerah yang terpapar zat pemicu alergi.
  • Hidung mengeluarkan air. Gejala yang sering ditemui pada alergi saluran pernapasan adalah hidung berair. Pada saat seperti ini, hidung bereaksi menolak zat alergen sehingga menyebabkan air keluar dari hidung.
  • Pusing. Pada kasus alergi yang cukup berat, pasien biasanya mengalami pusing dan lemas.

Dosis

Sediaan Alerdex tablet memiliki dosis sebagai berikut :

  • Anak-anak 2-6 tahun : 3 kali sehari 1/4 tablet, diminum setiap delapan jam.
  • Anak-anak 6-12 tahun : 3 kali sehari 1/2 tablet, diminum setiap delapan jam.
  • Dewasa : 3 kali sehari 1 tablet, diminum setiap delapan jam.

Kontra Indikasi

Alerdex sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan kondisi seperti di bawah ini :

  • Pasien dengan riwayat hipersensitif pada kandungan Alerdex (Dexamethasone dan dexchlorpheniramine maleate) atau pun obat jenis kortikosteroid dan anti histamin lainnya.
  • Pasien yang baru saja mendapatkan vaksinasi disarankan tidak menggunakan dosis imunosupresif dari obat-obat kortikosteroid.
  • Pasien dengan pengobatan cedera otak traumatis yang berhubungan erat dengan mata sebaiknya menghindari dosis tinggi kortikosteroid. Hal ini dikarenakan kortikosteroid dapat mengakibatkan kemungkinan rusak saraf optik, glaukoma, katarak subkapsular posterior hingga meningkatkan potensi infeksi okular sekunder yang disebabkan oleh jamur, virus atau bakteri.
  • Pasien yang memilki riwayat aktif okular herpes simpleks.
  • Pasien yang menderita tukak peptik atau infeksi jamur sistemik.
  • Dikarenakan risiko anti histamin yang lebih tinggi pada bayi dan bayi lahir prematur, Alerdex tidak boleh diberikan kepada ibu hamil.
  • Pasien yang sedang dalam pemberian obat inhibitor monoamine oxidase (MAO).

Efek Samping

Alerdex memiliki beberapa efek samping yang bisa terjadi antara lain :

  • Meningkatkan konsentrasi gula dalam darah sehingga penggunaan pada pasien diabetes sebaiknya dihindari.
  • Menyebabkan pengeroposan tulang dan meghambat proses pertumbuhan serta perkembangan selama masa pubertas sehingga pemberian pada pasien lanjut usia dan anak-anak sebaiknya dihindari.
  • Mempengaruhi metabolisme lemak hingga distribusinya dalam tubuh.
  • Mengakibatkan turunnya massa otot.
  • Menurunkan daya tahan tubuh karena menurunnya fungsi limfa dan berkurangnya sel limfosit.
  • Memperbesar resiko terserang infeksi bakteri, jamur ataupun virus. 
  • Mengakibatkan beberapa efek samping yang disebut dengan cushing syndrome seperti moon face, menebalnya selulit pada bagian perut dan punggung, menurunnya toleransi karbohidrat, hipertensi dan gejala lainnya. Syndrome ini dapat sembuh jika pengobatan Alerdex dihentikan tetapi harus secara bertahap (tapering off) untuk menghindari insufisiensi adrenal akut.
  • Pengobatan dengan Alerdex dalam jangka panjang mengakibatkan insufisiensi adrenal
  • Hindari penggunaan pada pasien dengan riwayat gangguan jiwa mental dikarenakan dapat memperparah gangguan mental yang diderita.
  • Mengakibatkan tukak peptik skala lemah
  • Menyebabkan efek samping karena kandungan anti histaminnya seperti sakit kepala, pusing, mengantuk, palpitasi, retensi urin, sedasi, tinitus, hidung dan tenggorokan kering dan gangguan pencernaan semisal mual, muntah, anoreksia, konstipasi dan diare.

Perhatian

Berikut hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan Alerdex :

  • Hati-hati pada pasien kolitis ulceratif dan tukak lambung karena memperbesar resiko perdarahan saluran cerna.
  • Berikan hanya dosis kecil dan durasi pendek pada pasien lanjut usia yang kemungkinan memiliki gangguan fungsi ginjal dan hati.
  • Tidak disarankan menghentikan penggunaan Alerdex secara mendadak tanpa konsultasi serius dengan dokter.
  • Daya tahan tubuh yang menurun mengakibatkan pasien rentan terserang infeksi terutama campak dan cacar. Bahkan pada pasien campak dan cacar, penggunaan kortikosteroid memperparah infeksi yang diderita.
  • Hindari penggunaan pada ibu menyusui karena dapat keluar melalui ASI.
  • Batasi penggunaan Alerdex pada pasien dengan penyakit seperti osteoporosis, diabetes, tukak lambung, infeksi jamur sistemik, TBC aktif, herpes simplex, herpes zoster dan pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan darah tinggi.
  • Hati-hati penggunaan kortikosteroid pada pasien insufisiensi ginjal dan gagal jantung kongestif dikarenakan Alerdex dapat mengakibatkan retensi natrium dan edema.

Penggunaan pada ibu hamil

Menurut FDA atau badan pengawas obat dan makanan Amerika serikat, dexchloropheniramine maleat tidak memiliki resiko pada janin selama kehamilan di trimester berapa pun. Sedangkan untuk dexamethasone yang dengan mudah mampu menembus plasenta, pemberian pada jangka panjang sebaiknya dihindari karena dapat menghambat pertumbuhan intrauterin.

Oleh sebab itu, penggunaan Alerdex pada ibu hamil sebaiknya melalui pertimbangan dan rekomendasi yang matang dari dokter.

Interaksi obat

Alerdex menyebabkan beberapa interaksi jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan tertentu seperti :

  • Mengakibatkan hipokalemia jika diberikan bersama dengan agen kalium-depleting seperti amfoterisin B dan diuretik.
  • Penggunaan dengan antibiotik makrolide menyebabkan kadar di dalam darah meningkat.
  • Karena efeknya meningkatkan kadar gula dalam darah, penyesuaian dosis obat anti diabetes sangat diperlukan.
  • Menurunkan kadar serum isoniazid dalam darah.
  • Hindari penggunaan dengan vaksin hidup karena efek Alerdex yang menurunkan daya tahan tubuh.
  • Anti jamur seperti ketokonazole justru meningkatkan kadar dan efek farmakologis kortikosteroid.
  • Penggunaan bersama NSAID memperbesar resiko perdarahan saluran cerna. 
  • Efek farmakologisnya akan meningkat jika diberikan bersama denga estrogen atau kontrasepsi oral lainnya.
  • Diperlukan penyesuaian dosis jika penggunaan bersama dengan enzim hati seperti carbamazepine, fenitoin, rifampicin, barbiturat.
  • Mengakibatkan efek aditif jika dikonsumsi dengan depresan sistem saraf pusat dan alkohol.
  • Penggunaan dengan MAO inhibitor dapat memperlama dan mengintensifkan efek anti kolinergik dari anti histamin.

Alerdex memiliki cukup banyak efek samping dan interaksi obat yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu penggunaannya dengan resep dokter sangat disarankan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penyalahgunaan obat dan efek samping buruk yang tidak diinginkan. Selalu berkonsultasi lebih dulu dengan dokter dan mintalah resep sebelum Anda menggunakan obat-obat berlogo K. Bijaklah dalam memutuskan terapi obat yang akan Anda ambil agar manfaat yang Anda peroleh bisa maksimal

Salam sehat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn