Keracunan makanan merupakan kasus yang sangat umum di mana hal ini dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau air minum yang sudah terkontaminasi oleh bahan kimia atau mikroorganisme tertentu. Untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang tercinta di sekitar kita, perlu pengenalan akan penyebab keracunan makanan supaya dapat mewaspadainya dengan benar.
- Virus
Tak hanya tubuh yang kurang daya tahannya yang bisa terserang virus, nyatanya makanan pun dapat terkontaminasi virus. Bila kita memakan makanan tersebut, hasilnya pasti kita akan menjadi korban keracunan makanan karena virus telah masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan atau minuman yang kita nikmati. Berikut merupakan jenis-jenis virus paling umum yang mampu menyebabkan keracunan makanan.
- Rotavirus – Virus satu ini pada umumnya ada pada makanan-makanan cepat saji dan makanan mentah di mana juga lebih sering menyerang anak-anak. Gejala keracunan makanan akan berlangsung sekitar seminggu dengan kemunculan kira-kira 3 hari sejak konsumsi makanan yang sudah ada virusnya.
- Norovirus – Virus satu ini pada umumnya akan memicu diare serta muntah-muntah pada penderitanya. 1-2 hari adalah masa inkubasinya dan tergolong ringan karena dalam 2 hari saja gejala pasti hilang.
- Bakteri
Tak hanya virus, bakteri pun dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan keracunan makanan melalui proses kontaminasi dan berikut adalah bakteri-bakteri yang dimaksud:
- Salmonella – Bakteri ini menyebabkan gejala selama kurang lebih 4 hingga 7 hari dan pada umumnya ditemukan pada produk olahan susu, produk susu, telur, serta daging setengah matang atau yang mentah.
- Shigella – Ketika mencuci makanan menggunakan air kotor, bakteri inilah yang mengontaminasinya dan menyebabkan gejala muncul 7 hari sesudah masuknya bakteri ke tubuh.
- Listeria – Bakteri ini pada umumnya sering dijumpai pada makanan roti kemasan dan keju, namun gejala hanya terjadi dalam 3 hari saja.
- Campylobacter – Bakteri ini pada umumnya ada pada air yang pengolahannya kurang tepat, produk susu, maupun daging mentah/kurang matang dengan gejala yang dialami sekitar seminggu.
- Clostridium botulinum – Bakteri ini mengontaminasi makanan-makanan kaleng yang rendah tingkat keasamannya dengan masa inkubasi 18 jam sampai dengan 36 jam.
- Escherichia coli – Bakteri ini mengontaminasi daging-daging mentah atau kurang matang dengan gejala yang terjadi bisa hanya beberapa hari saja atau bahkan sampai berminggu-minggu.
- Parasit
Selain bakteri dan virus, beberapa jenis parasit pun perlu diwaspadai karena mampu membuat makanan terkontaminasi dan memicu keracunan makanan, seperti:
- Cryptosporidium – Jenis parasit satu ini adalah penyebab cryptosporidiosis.
- Giardia intestinalis – Jenis parasit inilah yang diketahui dapat memicu giardiasis.
- Entamoeba histolytica – Jenis parasit ini merupakan yang paling sering menyebabkan disentri serta ameobiasis.
- Jamur
Makanan dapat juga terkontaminasi oleh jenis jamur Aspergillus flavus di mana jamur ini mampu menghasilkan aflatoksin yang berupa racun. Senyawa tersebut masih termasuk di dalam golongan karsinogenik dan mikotoksin sehingga akan sangat mudah memicu kanker bagi hewan dan manusia serta mengancam jiwa.
- Teknik Pengolahan yang Kurang Tepat
Daging mentah yang biasanya tak diolah atau dimasak secara sempurna kemungkinan masih terdapat mikroorganisme tertentu di dalamnya. Ketika kuman-kuman masih hidup dan kita memakannya, maka tubuh pun dapat terserang. Itulah mengapa teknik pengolahan daging setengah matang sebaiknya dihindari atau bahkan menikmati makanan mentah.
- Tingkat Kebersihan Makanan Rendah
Salah satu faktor penyebab keracunan makanan yang paling umum ditemukan adalah makanan yang sisi higienisnya sangatlah rendah. Sebelum diolah, makanan yang tak dicuci dengan bersih tentu masih menyimpan berbagai macam kuman sehingga dapat membahayakan tubuh pengonsumsinya, terutama bila juga tak diolah secara matang.
- Kontaminasi Silang
Kontaminasi silang juga dapat terjadi pada makanan sehingga menjadi penyebab dari keracunan makanan. Contoh paling umum yang biasanya kurang diperhatikan kebanyakan orang setiap kali memasak adalah penggunaan pisau maupun talenan yang sebelumnya digunakan mengolah daging mentah langsung digunakan untuk mengolah roti, sayur dan sebagainya. Bila daginglah yang lebih dulu diolah, maka sebaiknya alat memasak bisa dicuci lebih dulu, atau baliklah penggunaannya, yakni menggunakan pada sayur, roti dan sebagainya barulah menggunakan pisau dan talenan untuk daging.
- Penyimpanan Makanan pada Suhu Kurang Tepat
Makanan-makanan yang mentah dan bahkan produk olahan susu sebaiknya disimpan di dalam lemari es secara langsung. Hal tersebut bertujuan agar organisme yang ada pada makanan tak dapat bertahan hidup karena pada dasarnya bakteri tak akan bisa bertahan ketika berada di atas suhu 45 derajat Celsius dan di bawah 9 derajat Celsius.
- Makanan Tersentuh Oleh Orang Sakit
Jika seseorang yang sedang sakit, terutama jenis penyakit menular dan menyentuh makanan menggunakan tangan yang tak dicuci bersih lebih dulu, maka makanan bisa saja terkontaminasi. Penyakit tifus biasanya disebabkan oleh faktor ini.
- Faktor Risiko Lainnya
Keracunan makanan dapat terjadi pada seseorang bukan hanya semata-mata karena menikmati makanan yang telah terkontaminasi organisme tertentu. Keracunan makanan lebih besar risikonya dengan keterlibatan faktor-faktor berikut ini.
- Kondisi kesehatan pengonsumsi makanan secara umum.
- Jenis organisme yang dapat menyebabkan infeksi.
- Faktor usia (anak-anak dan lansia jauh lebih gampang karena daya tahan tubuh yang rendah).
- Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dalam jumlah banyak.
- Penderita penyakit kronis.
- Wanita yang sedang hamil.
Itulah serangkaian penyebab keracunan makanan yang perlu diwaspadai. Jika gejala seperti mual, diare, tubuh lemas, selera makan turun, serta demam ditambah tubuh menggigil, segera periksakan ke dokter karena dapat berpotensi bahwa tubuh sedang mengalami efek keracunan makanan.