Pengobatan Pasien Perokok Biayanya Lebih Mahal Ketimbang Pasien Non Perokok Lho

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Telah terbukti dari sebuah hasil penelitian bahwa pengobatan seseorang yang menderita kanker tapi juga memiliki kebiasaan merokok, maka hal ini justru makin menyulitkan. Pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan tapi merupakan seorang perokok rupanya harus merogoh kocek lebih besar ketimbang pasien dengan penyakit sama tapi bukan perokok aktif.

Alasan kenapa pasien perokok bisa lebih besar biaya pengobatannya karena memang asap rokok mengandung zat racun yang bisa berdampak ke seluruh sel dalam tubuh. Tentu saja sel kanker pun dapat dipengaruhi oleh bahan kimia dari rokok dan justru dengan merokok, potensi kanker makin berkembang malah makin besar.

Pengobatan kanker seperti radioterapi atau kemoterapi sekalipun akan sulit untuk kanker bisa meresponnya dengan baik bila pasien adalah seorang perokok. Dengan merokok, bukannya kanker bisa menyusut dan menghilang, potensi penyebarannya bisa sampai ke tahap lebih lanjut menurut Graham Warren dilansir dari Reuters, seorang pemimpin penelitian Medical University of South Carolina.

Risiko perawatan kanker menjadi tak mempan dan terbilang tak memiliki efektivitas sama sekali sehingga potensi peningkatan kekambuhan sangat besar pada pasien. Biaya berobat pun diketahui bukan main besarnya karena bisa sampai ratusan juta rupiah. Menurut hasil studi pada pasien kanker membuktikan bahwa ada tambahan biaya perawatan bagi pasien kanker yang merokok karena terapi kanker di lini pertama sering gagal.

Coba tebak berapa biaya tambahan yang dimaksud; bisa sampai 11 ribu dollar US atau bila dirupiahkan setara dengan 155 juta. Jadi, tentu saja hal ini diharapkan bisa jadi hal yang dipertimbangkan oleh para perokok untuk berhenti dari aktivitas sia-sia dan menguras banyak uang. Bahkan menurut penelitian hasil publikasi di JAMA Network Open yang dilansir dari laman CNN Indonesia, pasien kanker yang sudah tak lagi jadi perokok bisa memperbesar potensi kelangsungan hidupnya.

Cara Petrucci, seorang ahli kanker pun menyebutkan bahwa penelitian ini tak hanya mengingatkan bahwa merokok itu berbahaya, namun juga diharapkan bisa menjadi alasan untuk berhenti darinya. Jadi dengan berhenti merokok, ini sama dengan meningkatkan kemampuan berhemat sampai miliaran dolar saat menjalani perawatan atau pengobatan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn