5 Penyebab Anak Autis yang Sering Kali Terjadi

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Autis pada anak tidak bisa diketahui sesaat bayi autis tersebut lahir. Penyebab anak autis sendiri merupakan salah satu gangguan perkembangan anak pada masa pertumbuhannya. Gangguan perkembangan anak autis begitu
komplek dan harus diperhatikan khusus oleh orang tua agar gangguan tersebut dapat disembuhkan. Beberapa gangguan pada anak autis saat masa pertumbuhannya, yaitu perkembangan interaksi dua anak dan orang lain dan perkembangan perilaku anak.

Sampai saat ini, data mengenai perbandingan antara anak normal dan anak autis di Indonesia tidak lah diketahui nilai yang akurat. Akan tetapi, Amerika sudah mempunyai nilai perbandingan anak autis dan anak normal sebesar 1:150. Dari perbandingan tersebut, bisa diperkirakan bahwa dari setiap 150 anak yang lahir di Amerika, terdapat 1 anak autis yang terlahir dan membutuhkan terapi untuk membantu perkembangan anak hingga mampu mengikuti pola pendidikan yang digunakan pada anak normal. Beberapa penyebab anak autis akan dijelaskan di bawah ini.

1. Genetik

Salah satu faktor penyebab autisme yang paling bisa diperkirakan adalah genetic autisme pada orang tua yang sudah mempunyai sejarah lahirnya anak autis sebelumnya. Jika salah satu orang tua anak mempunyai saudara kerabat yang lahir sebagai anak autis, maka anak yang dilahirkan sang ibu tersebut mempunyai kemungkinan 1:20 terlahir dengan gangguan autis.

Hal ini perlu diketahui oleh dokter kandungan yang memeriksa ibu yang mengandung pada awal-awal bulan agar pencegahan atau kemungkinan anak terlahir autis bisa seminimal mungkin dihindari dengan cara pemberian nutrisi-nutrisi baik untuk sang janin maupun sang ibu sendiri. Jika tidak didapatkan sejarah orang tua yang pernah lahir anak autis, anak yang terlahir kembar pun mempunyai kemungkinan menjadi autis.

Anak kembar merupakan 2 anak atau lebih yang dikandung oleh ibu secara bersamaan. Nutrisi yang diserap oleh anak dari ibu yang seharusnya hanya untuk 1 janin menjadi berkurang karena harus memberikan nutrisinya kepada janin kembar satunya lagi. Kekurangan nutrisi tersebut menjadi salah satu hal yang bisa membuat bayi terlahir autis.

2. Pestisida

Pestisida adalah salah satu racun pembunuh serangga yang merusak tanaman. Pestisida sendiri merupakan salah satu senyawa sintetis yang tidak bisa dihancurkan atau diurai oleh pencernaan manusia. Untuk membunuh hama perusak, penggunaan pestisida digunakan oleh para petani. Pada kenyataannya, pestisida yang menempel pada tanaman tidak diketahui oleh para petani yang memanen serta didistribusikan kepada masyarakat.

Sayuran dan buah-buahan yang tertempel oleh pestisida dikonsumsi oleh banyak orang dapat meracuni consumer yang tidak membersihkan sayuran dan buah-buahan tersebut hingga bersih dari pestisida. Sang ibu yang tengah mengandung harus selalu memperhatikan makanan yang dikonsumsi agar dapat menghindari racun pestisida masuk dalam tubuh.

Jika racun pestisida masuk dalam tubuh wanita hamil, janin dalam kandungan akan turut serta
menerima racun tersebut bersamaan dengan makanan yang dikirimkan oleh sang ibu. Janin yang teracuni oleh pestisida mempunyai kemungkinan terlahir autis. Makanan yang dilarang untuk penderita saraf kejepit yang akan dikonsumsi oleh ibu mengandung sebaiknya dihindari dan ganti dengan makanan rumah.

Makanan yang dimasak di rumah lebih dapat dipantau kebersihan dan bahan-bahan yang digunakan. makanan pun dapat terbebas dari racun pestida yang menempel pada bahan makanan. [AdSense-B]

3. Obat-obatan

Tidak semua obat-obatan yang ada di pasar ataupun di apotek bisa dikonsumsi oleh wanita yang mengandung. Pemilihan obat yang salah dapat mengganggu perkembangan janin dalam kandungan. Tidak hanya mengganggu perkembangan janin dalam kandungan, obat-obatan yang dikonsumsi oleh wanita mengandung tanpa pertimbangan medis dapat merusak jaringan-jaringan pada janin yang kemudian janin tersebut lahir menjadi anak autis.

Bayi yang baru lahir tidak bisa diketahui apakah terlahir autisme atau normal, dan baru dikenali gejalanya di usia 1 tahun. Akan sayang sekali jika sang bayi yang lahir akan terlahir autis disaat masa perkembangannya. Pengonsumsian obat secara tidak benar sangat berpotensi mengganggu perkembangan janin dalam kandungan dan bisa mempengaruhi perkembangan bayi setelah lahir.

Untuk diperhatikan juga bahwa kemungkinan bayi teracuni oleh obat bisa terjadi oleh karena ibu yang mengkonsumsi obat memberikan asinya pada bayi tersebut. Segala obat yang dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui haruslah didapat dari dokter spesialis kandungan agar pemilihan obat tidak memberikan efek negative pada janin maupun bayi yang masih menyusui.

4. Usia Orang Tua

Usia orang tua yang lebih dari 35 tahun beresiko mempunyai anak dengan gangguan autis. Meskipun hal ini tidak sepenuhnya terbukti, kemungkinan lahirnya bayi autis bisa terjadi. Bukti bahwa ibu yang mengandung pada usia lebih dari 35 tahun telah ada di negara Amerika dan Inggris dikarenakan masyarakat di negara maju lebih memilih untuk menikah di usia lebih dari 30 tahun dan baru mempunyai anak setelah mereka menikah.

Pada idealnya menikah di usia 25 tahun dan mempunyai anak di usia kurang dari 30 tahun sangat kecil melahirkan bayi dengan gangguan komplikasi autisme. Hal ini dikarenakan kondisi tubuh sang ibu masih dalam kondisi cukup fit dan masih mampu memberikan nutrisi dan asupan gizi yang bagus jika ibu di usia kurang dari 35.

Sampai sekarang, masyarakat di negara maju masih beranggapan bahwa menikah di usia muda bukanlah saat yang tepat dan akan mengikat mereka sehingga tidak bisa berkarya di usia produktif tinggi. Kondisi inilah yang menyebabkan mereka memilih untuk tidak menikah di usia kurang dari 35 tahun. [AdSense-C]

5. Perkembangan Otak

Perkembangan otak yang lambat menyebabkan anak mengalami gangguan perkembangan bagian lainnya seperti berinteraksi dengan sesama dan juga perkembangan perilaku layaknya anak-anak normal lainnya. Lambatnya perkembangan otak pada bayi mengakibatkan bayi tidak bisa menggunakan otot- otot penggerak alat gerak seperti tangan, kaki, dan mata, lidah secara normal.

Terlihat gejala-gejala anak autis pada usia 1 tahun saat bayi usia tersebut masih belum bisa mengucapkan 1 kata. Gejala autisme pada bayi yang lain adalah tidak bisanya tangan dan jari sang bayi menggenggamkan jarinya untuk memegang benda ringan. Respon lambat anak autis saat menerima kata-kata dengan cepat menyebabkan anak tidak mengerti apa yang disampaikan oleh orang tua atau orang lain kepada anak autis tersebut.

Anak autis membutuhkan perhatian dan terapi secara berkala untuk meningkatkan kemampuan mereka berinteraksi dan berbicara seperti anak normal lainnya. Terapi dapat dilakukan berkesinambungan dari awal anak tersebut diketahui bahwa mengalami gangguan autis.

Anak autis memang terbelakang soal perkembangan motoricnya, akan tetapi terkadang mereka mempunyai daya ingat yang bagus dan secara akademis mampu bersaing dengan teman-temannya yang normal. Pengajaran dan pendidikan anak autis bisa dilakukan oleh guru, therapist, maupun orang tua anak tersebut.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk menyembuhkan gangguan autis dan mengembangkan anak. Dengan berkonsultasi kepada dokter dan therapist spesialis untuk anak autis, Anda, orang tua sang anak autis akan
mendapatkan tips-tips menyembuhkan anak autis anda dengan cara yang benar.

fbWhatsappTwitterLinkedIn