Sebagai salah satu tenaga pendidik sering kali mendapati kondisi murid yang menderita autisme. Sehingga dalam hal ini ada beberapa tenaga pendidik yang mengalami kebingungan akan cara mengajar anak autis yang tepat. Tentu kondisi penderita autisme ini akan memiliki kondisi baik fisik maupun psikologis yang berbeda dengan anak-anak normal sebayanya.
Sehingga secara tidak langsung tentu akan membutuhkan bantuan dan bimbingan serta perhatian khusus yang lebih banyak terhadap anak tersebut. Jika ingin memahami lebih lanjut tentang cara tersebut, sebaiknya simak informasi berikut ini. Di bawah ini diterangkan beberapa cara mengajar anak autis yang tepat supaya mereka dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan tidak tertinggal dibandingkan dengan anak-anak sebayanya.
1. Jadwal Teratur
Salah satu cara untuk mengajari anak dengan kondisi autis yaitu dengan jalan memberikan pengajaran dalam jadwal yang teratur. Ajarkan mereka kedisiplinan dan pastikan untuk berada di jadwal yang tetap setiap harinya. Anak autis umumnya butuh keteraturan supaya mereka belajar disiplin yang tinggi. Terutama bagi mereka yang hiperaktif.
Oleh sebab itu dengan membiasakan mereka untuk selalu teratur, maka ke depannya anak penderita autisme ini lebih mudah menyesuaikan diri dengan aturan yang diterapkan selama proses belajar mengajar. Dengan memberikan jadwal yang teratur juga memudahkan penderita autisme untuk mengenali waktu mana untuk belajar dan waktu mana untuk kegiatan lainnya.
Sehingga tata laksana kehidupan mereka sehari-hari jauh lebih terarah. Jadwal yang random dan acak hanya memperburuk konsentrasi mereka dan menimbulkan kesulitan dalam menangkap aktifitas harian mereka yang permanen.
2. Komunikatif
Bila mengajari anak dengan kondisi komplikasi autisme maka tenaga pendidik harus lebih komunikatif dalam menyampaikan materi. Tentunya anak yang menderita penyebab autisme memang membutuhkan perhatian yang lebih besar dari pada anak yang normal.
Oleh sebab itu sangat penting jika melakukan komunikasi secara dua arah secara mendalam. Dengan komunikasi yang intens tentu anak akan mudah mengenali mana personal yang cukup nyaman untuk bisa dipercaya. Setelah mendapatkan kepercayaan penderita maka lebih mudah untuk memberikan informasi pengajaran yang diinginkan.
Baik berhitung, membaca, menulis atau aktifitas belajar yang lainnya. Oleh sebab itu usahakan untuk mendahulukan komunikasi yang interaktif dalam metode pembelajaran tersebut dan pastikan mendapat respon dari penderita secara aktif.
3. Menggunakan Obyek
Cara mengajar anak autis yang cukup tepat berikutnya yaitu dengan menggunakan bantuan obyek atau visual yang akan mempermudah mereka menangkap apa yang diajarkan. Karena anak autis akan cenderung cukup acuh terhadap sekitarnya.
Oleh sebab itu mereka secara tidak langsung butuh sesuatu yang dapat menarik perhatian. Salah satunya yaitu dengan pembelajaran melalui obyek tertentu atau dengan bantuan visual seperti menonton televisi maupun CD.
Dengan cara yang seperti itu maka perhatian mereka akan lebih tertarik sehingga penderita mau untuk mempelajari bahan ajaran hari tersebut. Apabila lebih banyak pengajaran teori dan perkataan maka anak akan cepat bosan dan mengacuhkan sepenuhnya. Lain halnya jika memakai alat bantu yang menarik, tentu kemungkinan berhasil akan jauh lebih besar. [AdSense-B]
4. Mengenali Bakat
Tidak lupa tenaga pendidik maupun orang tua wajib berusaha untuk mencari tahu dimana sebenarnya letak minat dan bakat anak yang menderita autisme tersebut. Karena umumnya anak yang menderita penyebab autisme memiliki kecerdasan yang di atas rata-rata anak normal pada biasanya.
Oleh sebab itu sebaiknya cari hal yang cukup menonjol kemudian arahkan anak untuk banyak melakukan hal tersebut. Berikan pujian jika dia berhasil melakukan hal itu dengan baik dan dorong anak untuk tidak menyerah saat dia mengalami kegagalan. Ajak anak untuk mencintai bakatnya sehingga semakin tertarik untuk belajar dan meraih prestasi dalam hal tersebut.
Misalnya jika menggemari bidang robotika, maka arahkan untuk melakukan banyak aktifitas yang berhubungan dan beri waktu anak mengembangkan imajinasinya dalam berkarya secara maksimal. Umumnya cara ini akan berhasil membantu penderita autisme untuk memiliki keahlian yang menonjol di kemudian harinya.
5. Perintah Pendek
Apabila mengajar anak dengan kecenderungan autisme, maka yang paling tepat yaitu mengajak untuk melakukan sesuatu dengan perintah pendek yang mudah untuk dimengerti. Karena kebanyakan anak autis lebih susah untuk berkomunikasi dalam jangka yang lama dan mudah bosan hingga menjadi acuh.
Dengan perintah pendek, maka anak lebih mudah menangkap yang harus dia lakukan. Misalnya belajar berhitung, biasakan untuk langsung pada akar pelajaran dan tidak bertele-tele. Segera kenalkan inti perhitungan dan ajak anak untuk melakukan hal tersebut secara bersamaan. Umumnya cara ini dapat lebih membuahkan hasil yang maksimal.
6. Berikan Contoh
Langkah selanjutnya jika mengajar anak yang menderita bahaya autisme yaitu dengan jalan memberikan contoh tentang konsep yang hendak kita tanamkan pada mereka. Misalnya saat mengajarkan hitungan matematika, maka berikan contoh perhitungan yang perlu dia kerjakan secara langsung dan ajak anak untuk mengikuti secara perlahan. Lakukan hal ini berulang-ulang hingga anak memahami apa yang harus dia ingat atau terapkan.
ehingga di kemudian hari anak tersebut lebih mudah untuk menangkap kembali pelajaran yang telah diterima sebelumnya. Bisa jadi hal ini tidak mudah, sehingga anak autis perlu secara intens belajar dan mengulang pelajaran tersebut. Beberapa anak autis bahkan cukup cerdas dan jenius untuk menghapal dan memahami pelajaran, sehingga tipe anak tersebut dapat belajar dengan cepat dan tepat. [AdSense-C]
7. Bersosialisasi
Hal terakhir yang bisa dilakukan yaitu mengajak anak autisme untuk belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Karena pendidikan tidak hanya berupa ilmu pengetahuan, tetapi anak autis juga membutuhkan dorongan komunikasi dan sosialisasi yang tinggi terhadap teman-teman lain di sekitarnya.
Oleh sebab itu cobalah untuk mengajak mereka lebih banyak berinteraksi dengan alam ataupun teman-teman lain di kelasnya. Sehingga mereka memahami arti berbagi dengan orang lain termasuk sentuhan dan rangsangan fisik seperti meraba tanaman, hewan dan lain sebagainya. Hal ini akan membantu kondisi psikologis penderita autisme untuk menjadi lebih baik dan dapat berkurang rasa acuhnya.
Dengan jiwa sosialisasi yang diasah maka anak autisme akan belajar untuk memikirkan orang lain di sekitarnya dan berusaha beradaptasi jika menghadapi lingkungan yang baru. Lakukan secara perlahan dan kenalkan satu persatu, maka mereka dapat mempelajari banyak hal secara maksimal.
Itulah beberapa cara mengajar anak autis yang tepat dan penuh perhatian. Tentunya tugas yang diemban oleh tenaga pendidik dalam hal ini memang tidak mudah. Oleh sebab itu kebanyakan penderita gejala autisme akan disarankan untuk mengikuti sekolah berkebutuhan khusus dengan teman-teman yang memiliki kondisi yang sama.
Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak pula anak penderita autisme yang masih mampu mengikuti pelajaran dan bersosialisasi pada sekolah umum. Sehingga jika memang menemui kondisi yang demikian, tentu sebagai tenaga pendidik wajib menyertai serta memberikan bimbingan lebih terhadap murid tersebut.