7 Pengaruh Saraf Kejepit Pada Ibu Hamil Yang Bisa Membahayakan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam dunia medis, tentunya ada beberapa pengaruh saraf kejepit pada ibu hamil yang bisa membahayakan kehamilan tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya usahakan untuk selalu menjaga kesehatan selama masa kehamilan. Supaya kondisi ini bisa dihindari dan tidak menimbulkan masalah yang berlarut-larut. Terutama pada saat hamil ada banyak kondisi yang patut dijaga untuk menghindari resiko bukan hanya pada ibu saja, tetapi juga pada bayi yang ada dalam kandungan.

Namun sayangnya, masih banyak orang awam yang tidak memahami hal tersebut dan menganggap sepele. Nah, supaya lebih lengkapnya, berikut ini beberapa informasi mengenai pengaruh saraf kejepit pada ibu hamil yang sebaiknya dihindari.

1. Menimbulkan Sakit Pinggang

Pengaruh utama yang banyak dirasakan oleh ibu hamil jika mengalami kondisi tersebut yaitu adanya rasa sakit yang berlebih pada pinggang. Dimana pada dasarnya para ibu hamil ini sudah merasakan sakit akibat tekanan pada pinggang dan panggul karena membawa beban kehamilan itu sendiri. Dengan adanya kondisi saraf yang terjepit, maka rasa sakit akan lebih terkonsentrasi di area tersebut.

Akibatnya tentu ibu hamil akan merasa tidak nyaman saat menderita kesakitan di sepanjang waktu. Oleh sebab itu sebaiknya segera lakukan konsultasi pada dokter yang ahlinya. Semakin besar kehamilan nantinya akan semakin besar rasa sakit akibat efek saraf kejepit tulang belakang yang diterima oleh ibu hamil.

2. Cedera Tulang Belakang

Resiko lain dari kondisi saraf terjepit ini bahkan bisa menyebabkan cedera pada area tulang belakang. Saraf kejepit jika berlokasi di seputar tulang ekor nantinya bisa menyebabkan sakit pada serabut saraf yang berlokasi di seputarnya. Bila dibiarkan terus menerus, maka kondisi ini akan makin parah dan menimbulkan rasa sakit atau bahkan mati rasa di seputar tulang belakang.

Otomatis maka cedera di area ini tidak bisa dihindarkan. Oleh sebab itu sebaiknya hati-hatilah melakukan maneuver saat sedang hamil. Contohnya membungkuk atau mengambil barang, usahakan supaya proporsi tubuh sesuai berikut besar beban yang hendak diangkat. Sehingga efek samping yang berat dari pengaruh saraf kejepit pada ibu hamil bisa dihindari.

3. Nyeri Sendi Otot

Saraf kejepit juga bisa menyebabkan ibu hamil merasakan nyeri pada persendian maupun otot-otot di tempat tertentu. Sehingga ada rasa dan sensasi seperti terbakar pada area sendi. Hal ini karena serabut saraf yang terjepit akan mengalami radang hingga kemudian bisa mengakibatkan pembengkakan di area saraf yang menyebar hingga persendian dan otot.

Karena itulah sebaiknya hindari kondisi yang berbahaya tersebut terutama di saat sedang hamil di semester terakhir. Beban dari bayi yang dibawa menambah rasa nyeri di area persendian dan otot. Sehingga bisa juga menimbullkan resiko gangguan pada aktivitas. Bahkan beberapa kasus mewajibkan ibu hamil untuk istirahat penuh dan tidak melakukan aktivitas apapun. [AdSense-B]

4. Kerusakan Saraf Permanen

Bila tidak ditangani lebih lanjut, saraf kejepit pada saat hamil bisa menimbulkan kemungkinan adanya kerusakan saraf secara permanen. Umumnya hal ini ditandai dengan gejala awal berupa kebas atau mati rasa, sehingga pada akhirnya saat saraf sudah tidak berfungsi, maka tentu tidak dapat melakukan aktivitas. Bahkan secara resiko bisa juga menimbulkan kelumpuhan pada tubuh ibu.

Tentunya hal ini bisa berbahaya dan berimbas hingga pada saat sesudah melahirkan. Oleh sebab itu jangan sepelekan kondisi saraf yang terjepit ini dan usahakan segera melakukan penanganan atau pengobatan rutin bila hal tersebut tiba-tiba terjadi. Dengan pengobatan maupun terapi saraf kejepit yang tepat maka saraf yang terjepit tentu bisa secara perlahan-lahan pulih dan sembuh seperti sedia kala.

5. Gangguan Aktivitas Harian

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pengaruh saraf kejepit pada ibu hamil termasuk menimbulkan gangguan aktivitas harian. Mulai dari yang sederhana seperti berjalan dan duduk. Hingga pada gangguan lain yang lebih kompleks tidak bisa melakukan kegiatan apapun. Banyak kasus ibu hamil harus berbaring setiap hari untuk meminimilkan resiko pada kasus seperti ini.

Terutama pada saat usia bertambah dan kondisi tubuh tidak lagi prima. Oleh sebab itu sebaiknya hindari kehamilan di atas usia 40 tahun untuk menghindari resiko terjadinya saraf kejepit tersebut. Karena ada banyak kejadian saraf kejepit terjadi bahkan hanya karena salah posisi duduk atau saat melakukan sesuatu yang dianggap normal. Tentunya hal yang diperkirakan wajar tersebut ternyata dapat cukup berbahaya dan menimbulkan resiko yang cukup besar efeknya. [AdSense-A]

6. Kontraksi Dini

Apabila ibu hamil mengalami lemah kandungan, maka kondisi saraf kejepit ini bahkan bisa memicu kontraksi dini atau kontraksi palsu. Sehingga tentu kehamilan berjalan kurang nyaman. Hal ini yang sebaiknya diperhatikan dan dihindari. Jangan sampai kondisi saraf kejepit di masa kehamilan mengakibatkan bayi lahir lebih awal atau biasa disebut prematur.

Karena saraf kejepit di posisi tertentu bisa memicu kontraksi berlebih. Seperti misalnya di area perut dan pinggang, dimana area ini cukup sensitive bagi ibu hamil karena kondisi saraf dan otot di area tersebut tidak seperti biasanya. Tambahan beban dari bayi serta elastisitas otot yang berubah di masa kehamilan sering kali memicu berbagai macam efek.

Termasuk kondisi saraf kejepit yang membuat rasa kurang nyaman. Supaya tidak terjadi, ada baiknya selalu melakukan olah raga ringan atau pastikan konsumsi makanan yang baik untuk penderita syaraf kejepit yang membantu ketahanan saraf selama masa hamil.

7. Hambatan Kelahiran Normal

Jika kondisi saraf terjepit yang dialami pada masa kehamilan berjalan makin parah. Maka bisa saja pada akhirnya hal ini menghambat kemungkinan ibu untuk bersalin secara normal. Sehingga pada akhirnya resiko kelahiran dengan melalui operasi sesar bisa jadi tidak dapat dihindarkan. Oleh sebab itu selalu lakukan olah raga yang sederhana seperti misalnya senam hamil atau melakukan yoga.

Hal ini bisa membantu supaya saraf kejepit bisa dihindari. Selain itu bisa juga membantu untuk menjaga agar kelahiran bisa berjalan normal. Dimana hal ini tentu membutuhkan kondisi otot dan saraf tubuh ibu hamil yang prima dan maksimal.

Apabila kondisi ciri-ciri syaraf kejepit tetap terjadi, ada baiknya berusaha melakukan terapi penyembuhan atau paling tidak gunakan lakukan konsultasi untuk memperoleh penanganan yang tepat. Terutama karena kelahiran dengan operasi beresiko lebih besar dari kelahiran normal. Sehingga tentu menjaga faktor kesehatan untuk persiapan kelahiran sangat penting dilakukan.

Itulah beberapa pengaruh saraf kejepit pada ibu hamil yang sebaiknya dihindari sejak dini. Usahakan untuk selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas di tengah kehamilan. Supaya kondisi tersebut tidak perlu terjadi dan membawa pengaruh kurang baik pada kesehatan ibu dan bayi. Meskipun pada beberapa kasus hal ini terjadi dengan sendirinya dan sulit untuk dihindari.

Namun ada baiknya selalu berupaya untuk menjaga kesehatan kehamilan semaksimal mungkin. Di antaranya dengan konsumsi vitamin untuk saraf dan otot dan makanan yang tepat. Sehingga nantinya resiko mengalami pengaruh saraf kejepit ini dapat dihindari pada saat hamil atau melahirkan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn