Neuropati – Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Neuropati merupakan sebutan umum untuk nyeri atau kerusakan yang timbul pada saraf. Tentu saja neuropati sangat berpengaruh pada sebagian atau seluruh bagian saraf yang terdapat pada tubuh. Neuropati memang sangat umum terjadi dan bisa diderita oleh siapa saja baik orang dewasa maupun anak-anak.

Namun umumnya neuropati dialami oleh orang yang telah tergolong lanjut usia. Ada banyak hal yang perlu Anda ketahui lebih jauh mengenai neuropati yaitu sebagai berikut.

1. Jenis Neuropati

Neuropati pada dasarnya terbagi ke dalam lima jenis. Jenis pertama yaitu neuropati perifer yang paling sering terjadi pada seseorang. Kondisi ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada sistem saraf  penyebab penyakit selaput otak dan pada tulang belakang sehingga kerusakan saraf tersebut berpengaruh pada kaki dan tangan hingga ke jari.

Jenis yang kedua adalah neuropati proksimal yang tergolong cukup langka dan menyerang di bagian saraf paha serta pinggang dan bahkan pantat. Kondisi ini umumnya hanya menyerang satu bagian tubuh saja dan jarang menyebar di bagian lainnya.

Jenis neuropati ketiga adalah neuropati kranial yang terjadi pada otak atau batang sehingga berpengaruh pada pergerakan mata dan wajah. Neuropati selanjutnya adalah neuropati otonom yang terjadi pada sistem saraf involunter.

Jenis yang terakhir adalah neuropati fokal yang sangat jarang terjadi. Pada kasus ini biasanya kerusakan terjadi pada saraf di bagian kaki dan tangan serta punggung dan dada.

2. Gejala Neuropati

Seseorang yang menderita gejala neuropati biasanya mengalami suatukondisi yang memebuatnya merasa tidak nyaman. Misalnya saja timbul rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu. Namun bisa juga rasa nyeri yang muncul lambat laun tidak terasa karena pada dasarnya seorang pasien neuropati akan mengalami kerusakan pada bagian sarafnya.

Akibatnya pasien mengalami mati rasa yang bisa saja diawali dengan timbulnya sensasi kesemutan terlebih dahulu. Atau bisa juga pasien mengalami sensasi terbakar sehingga kondisi tubuh yang mengalami sensasi tersebut menjadi tidak efektif dan maksimal dalam bekerja.

Selain itu pasien juga biasanya menjadi lemas dan terkadang mengalami macam-macam kejang atau bahkan kelumpuhan sementara.

Kondisi ini bisa saja terjadi sebab saraf motorik pasien turut mengalami gangguan. Bagian otot pun biasanya juga mengalami dampak dari adanya neuropati. Seseorang yang menderita neuropati juga terkadang tidak sadar akan apa yang ia alami dan akan apa yang terjadi pada organ tubuhnya.

3. Penyebab Neuropati

Berbagai macam hal bisa saja menyebabkan terjadinya neuropati pada seseorang. Memang pada umumnya keruskan saraf pada seseorang bisa timbul karena faktor usia. Semakin lanjut usia seseorang maka semakin timbul peluang bagi orang tersebut untuk menderita neuropati. Umumnya neuropati yang terjadi dalam hal ini berjenis neuropati perifer.

Namun bisa juga neuropati terjadi pada seseorang yang pernah mengalami cedera. Pada dasarnya cedera merupakan suatu kondisi yang tidak bisa disepelekan begitu saja karena cedera bisa saja menyebabkan seseorang mengalami kerusakan saraf jenis apapun.

Selain usia dan cedera rupanya neuropati juga bisa terjadi karena adanya faktor lain seperti misalnya penyakit. Contoh penyakit yang bisa mengakibatkan terjadinya neuropati pada pasien adalah penyakit autoimun dan kanker serta tumor.

Diabetes dan gangguan ginjal serta hati juga bisa berpeluang menimbulkan neuropati pada seseorang. Adapun penggunaan obat kemoterapi juga bisa berakibat timbulnya neuropati. [AdSense-B]

4. Faktor Resiko Neuropati

Sesorang akan lebih beresiko mengalami neuropati jika ia telah berusia lanjut. Selain itu orang yang mengalami kondisi medis tertentu juga bisa saja mengalami neuropati misalnya saat seseorang menderita diabetes atau kanker serta tumor.

Neuropati juga lebih berpeluan terjadi pada orang yang memiliki riwayat macam-macam penyakit saraf. Orang yang terbiasa melakukan pekerjaan ataupun olahraga berat setiap hari juga lebih beresiko mengalami penyakit neuropati.

5. Diagnosis Neuropati

Kerusakan sarafpada dasarnya bisa menimbulkan berbagai macam gejala yang mungkin sama dengan gejala dari jenis penyakit lainnya. Untukitu dibutuhkan suatu diagnosis yang bisa memberikan kepastian apakah seseorang itu mengalami neuropati ataukah tidak.

Untuk melakukan diagnosis awal maka biasanya dokter akan menanyakan langsung tentang riwayat kesehatan pasien. Setelah itu pasien akan disarankan untuk menjalani beberapa tes fisik yang akan berguna untuk mengidentifikasi penyebab dari terjadinya gangguan neuropatik.

Untuk lebih memastikannya lagi maka dokter juga akan menyarankan pasien untuk menjalani tes darah. Tes darah dilakukan untuk lebih memastikan apakah penyebab neuropatik yang didiagnosis pada Anda benar atau tidak. Selain itu pasien yang diduga menderita neuropatik juga akan disarankan untuk melakukan tes fungsi saraf dan tes radiologi guna memperkuat diagnosis oleh dokter kepada pasien.

Serangkaian kegiatan medis yang dianjurkan oleh dokter untuk dijalani oleh pasien ini memang perlu dilakukan agar pengobatan neuropatik pada pasien nantinya bisa dilakukan dengan tepat. [AdSense-A]

6. Pengobatan Neuropati

Pengobatan yang bisa diberikan pada pasien neuropati umumnya bergantung pada tingkat keparahan kerusakan saraf. Jika kasus neuropati yang dialami pasien tergolong ringan maka dokter akan menganjurkan pasien untuk sekedar beristirahat saja.

Selain itu dokter juga akan memberikan resep obat pada pasien untuk menghilangkan rasa sakit yang umumnya dialami oleh penderita neuropati. Beberapa jenis obat biasanya menjadi andalan bagi dokter seperti misalnya obat antidepresan trisiklik dan obat antikejang.

Beberapa obat lain yang bisa diberikan oleh dokter pada pasien neuropati berupa injeksi vitamin B12. Ada pula resep obat berupa steroid yang bisa digunakan untuk mengatasi peradangan. Selain itu ada pula obat berupa injeksi imunoglobulin untuk mengatasi kasus neuropati.

Tidak menutup kemungkinan bahwa dokter juga akan memberikan resep obat lainnya pada pasien sesuai dnegan kebutuhan dan keperluan pasien itu sendiri. Misalnya saja seperti obat duloxetine yang akan diberikan pada pasien neuropati dan mengalami masalah pada saluran kemihnya. Oleh karena itu pengobatan syaraf kejepit yang dijalani oleh masing-masing pasien tidaklah sama.

7. Perawatan Pasien Neuropati

Kerusakan pada saraf pada dasarnya dapat diminimalkan tentunya dengan melakukan gaya hidup sehat. Dengan menjalani pola hidup sehat maka tentunya pasien neuropati bisa melakukan perawatan diri di rumah. Pola hidup sehat yang dapat dilakukan antara lain dengan melakukan olahraga ringan secara teratur.

Sebab olahraga syaraf kejepit yang teratur dapat menghindarkan Anda dari kondisi mati otot. Selain itu Anda juga bisa mengompres bagian tubuh yang terasa nyeri dan sakit sebagai dampak dari adanya neuropati. Pasien penderita neuropati juga sudah seharusnya berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alkohol agar kondisi neuropati dapat berkurang dan mereda sehingga kondisi pasien bisa pulih kembali.

Neuropati bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Oleh karena itu sudah seharusnya Anda melakukan pencegahan sehingga bisa terhindar dari gangguan neuropati. Mulailah hidup Anda dengan gaya hidup sehat sehingga Anda bisa terhindar dari berbagai macam jenis penyakit termasuk penyakit neuropati.

fbWhatsappTwitterLinkedIn