Cara Kerja Hemodialisa dan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sudah seharusnya  kita sebagai manusia memiliki kesadaran untuk selalu menjaga kesehatan diri agar terhindar dari penyakit yang dapat menimbulkan  kerugian-kerugian dan dampak negatif  terhadap kesehatan  diri sendiri.

Adapun kerugian-kerugian dan dampak negatif apabila tidak menerapkan perilaku hidup sehat salah satunya yaitu terjadinya gangguan terhadap organ-organ vital tubuh yang menimbulkan penyakit yang menjadi penyebab hemodialisa seperti gagal ginjal, hipertensi, kanker, dan beberapa penyakit yang mengharuskan cuci darah lainnya.

Seperti yang sudah kita ketahui, ginjal merupakan organ vital tubuh yang berfungsi menyaring sisa-sisa metabolisme yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh dan merangsang terbentuknya sel-sel darah merah di dalam tubuh manusia.

Tentu saja jika ginjal mengalami gangguan dan tidak dapat berfungsi dengan baik dalam menjalankan tugasnya, akan terjadi penumpukan sisa-sisa metabolisme di dalam tubuh yang jika dibiarkan akan berubah menjadi racun dan dapat membahayakan keselamatan.

Oleh karena itu, perlu diambil tindakan cuci darah atau hemodialisa sebagai langkah untuk bertahan hidup. Tindakan cuci darah harus segera dilakukan bagi penderita penyakit yang mengharuskan cuci darah karena akibat tidak cuci darah ini akan dapat mengancam keselamatan si penderita.

Dalam tulisan kali ini, akan mencoba untuk menjelaskan cara kerja hemodialisa serta beberapa dampak yang ditimbulkan oleh proses hemodialisa itu sendiri.

Hal pertama yang perlu untuk diketahui dalam memahami cara kerja hemodialisa adalah akses masuk dan keluarnya darah. Akses masuk darah menggunakan dua pembuluh darah yaitu arteri dan vena. Pembuluh darah vena digunakan sebagai akses masuk darah bersih yang sudah melalui proses filterisasi dari mesin masuk ke dalam tubuh. sedangkan pembuluh darah arteri digunakan untuk mengeluarkan darah kotor yang ada di dalam tubuh untuk dialirkan kedalam mesin dialiser.

Proses ini menggunakan selang yang diberi jarum sebagai akses masuk ke dalam pembuluh darah. Proses pemasukan jarum tentu saja akan menyebabkan rasa nyeri. Untuk itu, biasanya penggunaan bius lokal diberikan agar pasien tidak merasakan nyeri sehingga proses hemodialisa dapat berjalan dengan lancar.

Tentunya akan sangat merepotkan sekali jika pemasangan akses keluar masuknya darah dilakukan tiap kali proses cuci darah. Untuk mempermudah dan mempersingkat persiapan cuci darah, pasien dapat melakukan pemasangan akses permanen di pembuluh darah yang dijadikan tempat keluar masuknya darah dengan cara membuat anatomosis atau juga disebut dengan  Cimino-Breschia fistula .  Penggunaan cimino ini dapat bertahan selama 3 tahun.

Dalam proses cuci darah, terdapat alat berbentuk tabung bernama dializer. Tabung dializer ini memiliki fungsi sebagai pengganti ginjal dalam melakukan penyaringan terhadap sisa-sisa metabolisme tubuh. Di dalam tabung dializer terdapat ribuan serat halus yang berguna untuk menyaring semua zat berbahaya yang ada pada darah kotor yang sudah terkontaminasi. di dalam tabung dializer juga akan di isi oleh cairan bernama dialisat. [AdSense-B]

Cairan dialisat ini memiliki formula khusus yang bertugas untuk menyerap zat yang sudah tidak dibutuhkan di dalam tubuh, serta menambah kekurangan zat mineral dan elektrolit. Oleh karena itu, sebelum dilakukannya proses cuci darah, biasanya pasien akan di timbang berat badannya yang juga merupakan bagian dari prosedur hemodialisis dengan tujuan untuk menyesuaikan komposisi cairan dialisat yang akan di masukan ke dalam tubuh pasien.

Saat menjalani proses cuci darah, terdapat kelebihan dan kekurangan cuci darah yang akan di rasakan oleh pasien. Beberapa kelebihan diantaranya adalah elektrolit di dalam tubuh akan kembali menjadi seimbang, berkurangan nya zat racun di dalam tubuh pasien. Sedangkan kekurangan yang akan dirasakan pasien meliputi kondisi fisik menjadi lemas, stress, hingga kadar gula di dalam tubuh menjadi meningkat, dan biaya cuci darah yang tidaklah murah.

Ada beberapa kemungkinan resiko komplikasi bagi penderita yang menjalani proses hemodialisasi diantaranya:

  • Kram Otot

Kram otot biasanya akan dirasakan oleh pasien saat proses hemodialisa berjalan pada pertengahan waktu hingga proses hemodialisa akan berakhir. Hal ini disebabkan proses penarikan cairan yang cepat dan bervolume tinggi

  • Pembekuan darah

Pembekuan darah dapat terjadi karena pemberian dosis heparin yang kurang hingga kecepatan darah berputar terlalu lambat. [AdSense-C]

  • Hipotensi

Hipotensi  yaitu suatu keadaan atau kondisi dimana tekanan darah didalam pembuluh arteri lebih rendah dibanding tekanan darah normal. Hipotensi juga lebih dikenal dengan sebutan penyakit tekanan darah rendah.

Itulah sedikit penjelasan tentang bagaimana cara kerja hemodialisa dan hal-hal yang perlu di perhatikan agar proses hemodialisa dapat berjalan dengan lancar dan aman. Mengingat dapat negatif dan bahaya yang ditimbulkan ketika melakukan cuci darah, ada baiknya mulai dari sekarang kita melakukan langkah pencegahan sebelum semuanya menjadi terlambat.

Banyak hal-hal sederhana yang bisa dilakukan sebagai langkah pencegahan agar terhindar dari penyakit seperti rajin melakukan olahraga, mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi dan bernutrisi tinggi, istirahat dengan cukup, dan melakukan rekreasi untuk menghindari stress.

Dan bagi penderita penyakit yang mengharuskan cuci darah yang berada diseputar jakarta sekarang tidak perlu khawatir lagi. Karena sudah banyak tempat cuci darah di jakarta  dengan fasilitas dan pelayanan yang memuaskan serta melayani pembayaran biaya cuci darah pakai bpjs .

fbWhatsappTwitterLinkedIn