Plasmapheresis – Jenis, Manfaat, Metode dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Manusia pada dasarnya rentan akan serangan berbagai macam penyakit. Namun, tubuh kita memiliki sebuah sistem kekebalan yang dapat menjaga kita dari berbagai macam serangan penyakit. Keberadaan sistem kekebalan ini sendiri sangat penting untuk menjaga tubuh kita tetap sehat dan bugar. Kekebalan atau autoimmun ini sendiri tak hanya memberikan kekebalan pada serangan yang berasal dari luar tubuh. Namun, juga memberikan kita kekebalan untuk mengatasi beberapa masalah yang berasal dari dalam tubuh.

Terkadang ada juga penyakit yang justru menyerang sistem kekebalan ini sendiri. penyakit ini menyerang sistem kekebalan manusia, yang menyebabkan kemampuan tubuh untuk menolak beberapa jenis penyakit menjadi melemah. Untuk dapat mengobati beberapa penyakit yang menyerang sistem imunitas, biasanya dilakukan beberapa metode pengobatan. Salah satu metode pengobatan yang biasa dilakukan adalah terapi Plasmapheresis.

Kali ini kita akan membahas mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan terapi Plasmapheresis. Ada beberapa hal yang harus kalian ketahui dan pahami mengenai terapi yang satu ini, seperti

Pengertian Plasmapheresis

Sebelum berlanjut lebih jauh mari kita bahas dahulu mengenai kata Plasmapheresis. Dilihat dari bahasanya maka plasmapheresis terdiri dari dua buah kata yaitu plasma yang berarti sesuatu yang cair dan tak berwarna, dan kata yang lain yaitu aphairesis yang berarti mengambil. Dari dua kata tersebut maka kita dapat menyimpulkan arti dari Plasmapheresis yaitu sebuah metode atau tekhnik terapi yang bekerja dengan mengambil plasma darah dan kemudian di kembalikan lagi kedalam tubuh. Bisa juga disimpulkan dengan sederhana yaitu sebab proses untuk mengambil dan mengganti unsur plasma dalam darah.

Proses pengambilan plasma darah ini sendiri terjadi di luar tubuh pasien. Proses kerja dari terapi ini sebenarnya tak jauh beda dengan proses sirkulasi darah dalam tubuh. Hanya saja proses ini terjadi di luar tubuh manusia dan dibantu dengan beberapa alat kedokteran yang lain. Terapi ini sendiri termasuk dalam jenis extracorporeal therapy (sebuah metode atau prosedur terapi yang terjadi di luar tubuh).

Berdasarkan sejarahnya terapi Plasmapheresis sendiri dilakukan pertama kali pada tahun 1959 oleh Michael Rubinsten di Rumah Sakit Lebanon, Los Angeles. Sedangkan terapi Plasmapheresis modern dilakukan pertama kali di National Cancer Institute Amerika Serikat antara tahun 1963 dan 1968.

Jenis Plasmapheresis

Seperti halnya beberapa jenis terapi dan metode medis yang lain. Terapi plasmapheresis sendiri dalam prosesnya dapat dibagi menjadi beberapa tipe umum. Pembagian tipe ini sendiri di dasarkan pada proses bagaimana pasien mendapatkan pengganti plasma yang baru kedalam tubuhnya. Jenis umum dari terapi ini sendiri adalah

  • Autologuous

Pada terapi jenis ini pasien mendapatkan plasma pengganti yang berasal dari tubuhnya sendiri. Proses yang terjadi adalah darah yang di ambil dari pasien akan di proses dengan alat aphairesis, dengan alat ini maka darah akan di pisahkan dengan komponen plasmanya. Setelah mengalami pemisahan maka plasma yang lebih segar dan lebih baik akan dikembalikan lagi kedalam tubuh pasien.

  • Exchange

Pada metode ini plasma yang masuk kedalam tubuh pasien bukan berasal dari plasma yang di ambil dari dalam tubuh pasien itu sendiri. Plasma yang berasal dari dalam tubuh pasien akan dibuang dan digantikan oleh beberapa jenis produk darah seperti Albumin atau Saline, kadang juga gabungan dari dua zat tersebut. metode ini sendiri biasanya disebut dengan Plasma exchange atau juga Plasma Exchange therapy.

  • Donation

Pada metode ini biasanya dilakukan beberapa persetujuan dengan pasien yang bersangkutan terlebih dahulu. Hal ini karena plasma yang diambil dari dalam tubuh pasien, tak sepenuhnya dikembalikan dalam tubuh pasien itu sendiri. Plasma yang tak dikembalikan kedalam tubuh pasien akan di bekukan dan dijadikan sebagai produk donor plasma.

Manfaat Plasmapheresis

Terapi plasmapheresis sendiri sering dilakukan pada mereka yang mengalami masalah dengan autoimunnya. Biasanya beberapa pasien akan mengalami masalah dengan kerja autoimunnya dikarenakan serangan jenis penyakit tertentu. Pada pasien yang mengalami hal ini harus mendapatkan terapi plasmapheresis, jika hal ini dibiarkan maka akan sangat berbahaya pada kondisi pasien itu sendiri. Pada tubuh yang sistem immunitasnya mengalami penurunan maka akan sangat rentan pada serangan penyakit yang cukup berbahaya.

Proses plasmapheresis ini sendiri bertujuan untuk menormalkan kembali sistim autoimmun tubuh manusia. Dengan memperbaharui komponen plasma dalam darah, maka kinerja beberapa sistem imun akan kembali membaik. Meskipun kadang efek yang dirasakan meruapakan efek jangka pendek. Beberapa jenis penyakit yang bisa diatasi dengan terapi plasmapheresis seperti :

  1. Akumulasi kolestrol  tinggi yang terdapat dalam kandungan darah.
  2. Guillain-Barre syndrome penyakit saraf akut yang disebabkan karena adanya infeksi dalam sistem saraf. Sydrome ini sendiri biasanya akan di ikuti dengan penurunan kinerja otot hingga paralisis.
  3. Myasthenia gravis penyakit autoimmun yang menyebabkan penurukan kinerja otot.
  4. Chronic inflammatory demyelinating polyneuropathy sebuah gejala penyakit saraf yang memiliki gejala hampit mirih dengan Guillain-Barre Syndrome.
  5. Thrombotic Thrombocytopenic pupura (TTP) sebuah penyakit darah yang bisa dikatakan cukup langka.
  6. Uremia salah satu penyakit ginjal yang menyebabkan organ ginjal tak bisa menngeluarkan kandungan urea dalam darah.
  7. Hyperviscosity sebuah keadaan dimana darah terlalu kental.
  8. Lupus Eritematosus Diskoid
  9. Toxic epidermal necrolysis (TEN).
  10. Rhapdomyolisis
  11. Antiphospholipid Antibody Syndrome ( APS atau APLS.)
  12. HELLP Syndrome.
  13. PANDAS syndrome.
  14. Graves Disease
  15. Refsum Disease
  16. Behchet Syndrome
  17. Lambert-Eaton Syndrome
  18. Microscopic polyangitis

Metode Plasmapheresis

Metode yang digunakan dalam Plasmapheresis sendiri bisa dikatakan tak jauh beda dengan beberapa metode yang di gunakan saat proses donor darah. Hanya yang membedakan adalah peralatan yang digunakan. Pada proses plasmapheresis sendiri akan digunakan dua macam jenis keteter yang dihubungkan dengan pembuluh darah. Lokasi dimana keteter berada akan berbeda tiap orang, hal ini berhubungan dengan kondisi pembuluh darah pasien itu sendiri. Namun, secara umum biasanya kedua keteter akan diletakkan pada tangan kiri dan kanan. Salah satu keteter akan berfungsi untuk menarik darah keluar dalam tubuh, sedangkan keteter yang lain akan berfungsi untuk mengembalikan darah dalam tubuh.

Prose pemisahan plasma dengan darah akan terjadi pada alat yang berhubungan langsung dengan keteter. Dalam alat tersebut maka darah akan segera di proses untuk memisahkannya dengan plasma darah. Selanjutnya plasma darah yang sudah dipisahkan dan di proses akan dikembalikan lagi kedalam tubuh pasien bersamaan dengan aliran darah.

Secara umum metode penyaringan dan pemisahan plasma dari darah pasien dapat dibagi menjadi tiga macam proses. Proses ini sendiri berhubungan dengan metode pengambilan darah pemrosesan dari darah itu sendiri, seperti

  1. Discontinuous flow pada metode ini alat hanya akan mengambil darah sekitar 300 ml dalam sekali proses. Setelah jumlah darah yang diambil tersebut diproses maka akan dikembalikan lagi kedalam tubuh pasien.
  2. Continuous flow pada proses ini jumlah darah yang diambil tak terlalu banyak, karena proses ini sendiri bisa dikatakan lebih cepat. Darah yang diambil akan langsung diproses dan dikembalikan lagi kedalam tubuh pasien.
  3. Plasma filtration proses ini sendiri menggunakan sebuah alat penyaring khusus. Alam penyaring ini sendiri berfungsi untuk menyaring plasma dari darah. Metode ini biasanya menggunakan peralatan hemodialysis.

Waktu yang dibutuhkan untuk menjali prose ini sendiri bisa dikategorikan cukup singkat. Untuk sekali melakukan terapy ini bisanaya seorang pasien membutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 jam. Sedangkan frekuensi terapi dalam satu minggu sangat berbeda-beda untuk setiap orang. Hal ini berhubungan dengan kondisi dari pasien yang bersangkutan. Tak jarang kang pasien yang mendapatkan terapi ini diwajibkan untuk menginap di rumah sakit. Namun, ada juga pasein yang tak perku mengalami perawtan inap.

Persiapan Sebelum Terapi

Sebelum seorang pasien melakukan terapi Plasmapheresis biasanaya ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk dapat memeperlancar proses dari terapi itu sendiri. Beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah

  1. Tidur yang cukup, karena ada beberapa akibat dari kurang tidur malam yang bisa mempengaruhi keberhasilan proses ini sendiri.
  2. Makan makanan yang bergizi dan secukupnya sangat dianjurkan untuk dapat mengontrol jumlah asupan makanan yang kita konsumsi sebelum melakukan terapi. Biasanya hal ini akan diberitahukan oleh dokter yang bersangkutan.
  3. Pastikan cukup cairan tubuh
  4. Hindari beberapa jenis obat sebelum pasien mendapatkan dan melakukan terapi ini. maka dokter akan memberikan saran untuk menghentikan konsumsi jenis obat tertentu. Lama penghentian ini biasanya dalam kurun waktu seminggu. Namun, bisa juga tergantung dari jenis obat dan efek yang diberikannya.
  5. Hindari merokok
  6. Melakukan vaksinasi proses ini salah satu hal yang tak boleh dilewatkan. Proses ini sendiri bertujuan untuk menghindarkan pasien dari beberapa infeksi tertentu.

Efek Samping Terapi Plasmapheresis

Seperti halnya tindakan medis yang lain, terapi ini sendiri juga memiliki beberapa resiko yang bisa dialami oleh pasien. Tingkat bahaya dari tiap resiko yang dialami ole pasien itu sendiri akan berbeda-beda. Hal ini biasanya tergantung dari kondisi tubuh dari pasien. Beberapa efek samping yang akan di alami oleh pasien, seperti

  1. Infeksi terkadang beberapa jenis donor plasma yang diberikan mengandung beberapa penyakit yang tak bisa langsung terdeteksi
  2. Alergi beberapa pasien yang mendapatkan donor plasma akan mengalami alergi pada beberapa jenis zat yang terkandung dalam plasma donor
  3. Pendarahan pendarahan ini sendiri biasanya terjadi pada daerah yang dimasuki oleh keteter.
  4. Hypotension
  5. Penggumpalan darah beberapa pasien yang mendapatkan plasma secara donor akan sangat mungkin mengalami penggumpalan darah. Karena itu biasanya doktor akan memberikan obat anti koagulan
  6. Batuk
  7. Sesak nafas
  8. Kejang
  9. Pusing
  10. Pingsan
  11. Demam
  12. Pandangan kabur
  13. Kram perut
  14. Bagi mereka yang mengalami kondisi abnormal pada ginjal biasanay akan diberikan beberapa jenis obat tertentu.
  15. Manfaat yang dirasakan berada dalam jangka pendek, sehingga pasien harus mengulangi terapi selama beberapa kali.

Nah itu tadi beberapa informasi mengenai terapi Plasmapheresis. Terapi ini menjadi sangat penting bagi mereka yang mengalami masalah dengan sistem imunitas tubuh. Semoga informasi ini bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn