Alat Medis Tertinggal di dalam Tubuh, Magnet Jadi Menempel pada Tubuh Wanita Ini

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Seorang wanita Turki bernama Sevgi Sullerli dilansir dari laman Mirror mengalami keanehan di mana magnet dengan mudah menempel pada tubuhnya. Ya, magnet bisa menempel di bagian punggungnya di mana kita padahal tahu bahwa magnet hanya bisa menempel ketika berdekatan dengan benda logam bukan?

Sevgi mengalami hal ini karena ternyata saat menempuh operasi saraf kejepit sekitar enam tahun lalu ada alat medis yang tertinggal di dalam tubuhnya. Bukan kasus pertama kali seperti ini, yakni alat medis bisa tertinggal di dalam tubuh pasien usai dilakukan operasi oleh tim bedah. Masalahnya, operasi yang seharusnya menyembuhkan saraf kejepit malah membuat kondisi sakit punggungnya makin parah saja.

Setelah operasi, gejala-gejala yang ia alami malah tambah serius dan buruk; bukannya senang setelah dioperasi karena sembuh, Sevgi makin menderita sejak pembedahannya. Ia pun memutuskan untuk membuktikan bahwa ada sesuatu tak beres di dalam tubuhnya dengan menempelkan magnet pada punggungnya.

Sejak setelah operasi dijalaninya, dirinya kemudian tak berapa lama kemudian kembali ke dokter untuk melakukan rontgen di mana dokter mengatakan bahwa bekas jahitanlah yang bisa menyebabkan rasa sakit tersebut. Hingga pada suatu waktu, Sevgi menonton sebuah acara televisi di mana ada beberapa pasien yang tak sengaja mengalami adanya alat bedah tertinggal di dalam tubuh usai operasi.

Dari situlah wanita ini kemudian mencurigai kondisinya sendiri, apalagi setiap lewat detektor logam, meski tak sedang membawa benda logam, alat detektor selalu berbunyi. Dokter pun akhirnya mengiyakan kalau benda logam ada di bagian dalam punggungnya usai Sevgi kembali ke rumah sakit tempat dulu ia menempuh operasi saraf kejepit.

Ada kemungkinan bahwa alat bedah yang tertinggal adalah pisau bedah dan pada akhirnya Sevgi memutuskan mengajukan pengaduan pidana terhadap dokter berikut pihak rumah sakit tempat dia dulu dioperasi pada 18 Juli 2019 lalu. Sayangnya, profesor yang diduga menjadi pengawas pada operasinya dulu malah memberi bantahan kalau terjadi kesalahan seperti itu.

Menurut pengakuan profesor tersebut, baru sekali ia bertemu pasien dan setelahnya sama sekali tak ada kontak. Dirinya juga menambahkan kalau operasi itu bukan dia yang melakukan, melainkan koleganyalah yang melaksanakan prosedur bedah pada wanita tersebut.

fbWhatsappTwitterLinkedIn