Di masa pandemi, makanan instan dan makanan beku (frozen food) menjadi sesuatu yang wajib dimiliki bagi kebanyakan orang.
Karena dapat disimpan di freezer dalam jangka waktu lama serta pengolahannya yang juga jauh lebih mudah sebelum menyantapnya, frozen food menjadi pilihan utama.
Hanya saja, belum lama ini beredar kabar dari Reuters bahwa virus corona ditemukan pada frozen food, tepatnya pada kemasan seafood beku impor, terjadi di China.
Bahkan sebelum kabar ini merebak, rupanya China pada Juli 2020 lalu juga menemukan bahwa pada produk udang beku yang dikirim dari Ekuador terdapat virus corona.
Bagaimana virus corona bisa berada di makanan beku?
Menurut hasil laporan dari laman BBC News, hasil studi laboratorium menyatakan bahwa virus penyebab COVID-19, SARS-CoV-2 dapat bertahan pada suatu permukaan benda selama beberapa jam.
Virus dapat bertahan beberapa jam hingga beberapa hari tergantung dari material permukaan benda tersebut.
Namun yang perlu diketahui juga adalah bahwa SARS-CoV-2 merupakan jenis virus yang akan bertahan lebih lama dan stabil ketika suhu ruangan sangat rendah.
Menurut seorang profesor dari University of Leicester, Dr. Julian Tang, terjadi perubahan kondisi lingkungan yang signifikan.
Itu artinya, sebenarnya virus tidak dapat bertahan terlalu lama jika di luar.
Namun, virus pada kemasan makanan beku kapan saja dapat terjadi di manapun karena kemungkinan droplet yang berasal dari batuk maupun bersin orang yang mengemas maupun yang mengirim barang tersebut sangat besar.
Bila setelah dikemas dan dikirim kemudian barang disimpan di pendingin, tentu suhu rendah ini yang memungkinkan virus bertahan lebih lama.
Virus apapun dapat bertahan di suhu rendah, tak terkecuali virus corona, khususnya SARS-CoV-2.
Menurut Profesor Li Lanjuan yang merupakan seorang ahli epidemiologi di Tiongkok, virus corona, khususnya SARS-CoV-2 mampu bertahan di suhu dingin.
Pada suhu -4 hingga -20 derajat Celsius, SARS-CoV-2 justru mampu bertahan lebih lama.
Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa virus corona paling kerap dijumpai justru pada makanan-makanan yang dibekukan.
Menurut Centers for Disease Control (CDC), penyebaran virus hingga akhirnya virus bertahan di makanan beku dapat terjadi saat :
- Orang yang mengemas maupun mengirim produk makanan beku bersin, berbicara atau batuk sehingga droplet secara tak disadari menempel pada kemasan.
- Orang yang menyentuh produk makanan beku tidak cuci tangan terlebih dulu sebelum menyentuh wajahnya (terutama bagian hidung dan mulut) sehingga virus terhirup dan masuk ke dalam paru.
- Orang yang menyentuh produk makanan beku belum mencuci tangan dan makanan tersebut tidak diolah secara matang sebelum disantap sehingga virus tetap berpeluang masuk ke dalam tubuh.
Tips Mengonsumsi Frozen Food yang Aman
Untuk tetap aman dari penyebaran virus corona dan melindungi diri dengan baik walau tetap mengonsumsi makanan-makanan beku, berikut ini adalah beberapa tips mengonsumsi frozen food secara aman :
- Menggunakan cairan pembersih tangan sebelum berbelanja (jika memungkinkan, pastikan mencuci tangan dengan sabun karena hal ini lebih baik).
- Membersihkan kemasan makanan beku sebelum disimpan di freezer.
- Menggunakan cairan pembersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun setelah membeli bahan-bahan makanan beku dan menyimpannya di freezer.
- Mencuci tangan dengan benar dan bersih setelah memegang kemasan makanan maupun sebelum makan.
- Menghindari penggunaan kembali kantong plastik yang sudah digunakan untuk membungkus produk makanan beku.
- Mengolah makanan beku sampai benar-benar panas dan masak, baik itu dengan cara digoreng, dikukus, dimicrowave, atau dipanggang.
Walau hingga kini menurut CDC belum terdapat informasi resmi terkait pengolahan dan konsumsi makanan yang berhubungan dengan COVID-19, tidak ada salahnya untuk menjaga diri sendiri dengan baik.
CDC juga mengemukakan bahwa penyebaran virus melalui konsumsi makanan belum dibuktikan.
Meski demikian, melalui beberapa langkah tersebut, diharapkan mengonsumsi frozen food sekalipun tubuh tetap aman dan sehat.