10 Perawatan Pasca Operasi Usus Buntu dan Pantangannya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Operasi usus buntu merupakan pembedahan yang dilakukan pada pasien penderita usus buntu. Tujuan dilakukan pengangkatan usus buntu adalah untuk mengeluarkan usus buntu yang belum pecah ataupun yang sudah pecah. Biasanya operasi usus buntu dilakukan jika tanda – tanda usus buntu sudah terasa sejak lama dan peradangan yang terjadi juga sudah parah. Ada 2 metode operasi usus buntu yaitu:

  • Metode laparoskopi, yaitu metode operasi untuk mengambil usus buntu melalui lubang kecil yang telah dibuat. Dari lubang yang telah dibuat itulah dokter akan memasukkan alat berbentuk tabung berupa lampu dan kamera untuk mencari bagian usus yang ingin dikeluarkan. Alat tersebut bernama laparoskop.
  • Metode laparotomy, yaitu metode operasi untauk mengambil usus buntu dengan teknik bedah terbuka. Berbeda dengan laparoskopi, pada metode ini dokter akan membuat sayatan vertical agak besar pada perut. Operasi usus buntu dengan menggunakan metode laparotomy biasanya dilakukan jika usus buntu sudah parah atau pecah.

Nah, sudah tahukan baik metode laparoskopi maupun metode laparotomy memiliki resiko yang cukup besar terhadap bagian sistem pencernaan di sekitar usus buntu. Resiko tersebut bisa berupa infeksi pada bagian usus di sekitar usus buntu ataupun infeksi bekas luka jahitan pada perut. Untuk itu perawatan pasca operasi usus buntu sangat perlu diperhatikan karena hal tersebut menyangkut masalah pencernaan. Jika hal itu tidak diperhatikan, dikhawatirkan akan menyebabkan komplikasi serius pada sistem pencernaan. Perawatan  pasca operasi usus buntu yang paling mudah dilakukan di rumah antara lain:

  1. Perawatan luka jahit pasca operasi

Setelah melakukan operasi pengangkatan usus buntu, tentu pasien akan mendapat jahitan pada luka bekas sayatan. Biasanya pasien akan bertanya – tanya kapan harus mengganti perban pada luka bekas sayatan yang ditutup oleh dokter.  Disarankan supaya penggantian perban pada luka operasi harus dilakukan secara rutin. Hal itu bertujuan supaya luka tidak terjangkit virus atau bakteri yang dapat membuat infeksi pada bekas jahitan. Jika kalian telah menjalani operasi laparoskopi maka luka yang dihasilkan hanya sekitar 3 sampai 5 jahitan, yang artinya pergantian perban pada luka bisa saja dilakukan oleh diri kalian sendiri selagi alat – alat yang digunakan masih bersih dan steril.

Sedangkan jika kalian telah melakukan operasi laparotomy, biasanya pergantian perban dilakukan oleh dokter atau tenaga medis yang bersangkutan karena bekas luka sayatan yang dilakukan cukup besar. Berhubung operasi dilakukan secara terbuka dengan membuat sayatan besar pada perut, maka kemungkinan resiko infeksi dan terjangkit bakteri pun cukup tinggi.

Pergantian perban dilakukan sekitar 2 hari sekali berangsur – angsur kemudian sampai 1 hari sekali. Biasanya setelah 2 hari, jahitan pada bagian luar sudah mengering yang mengakibatkan kain perban menempel pada permukaan jahitan. Jika tidak berhati – hati maka pergantian perban akan menimbulkan goresan atau luka baru di sekitar jahitan.

Untuk menghindari hal tersebut ada baiknya perban yang akan dibuka dibasahi terlebih dahulu menggunakan air infus supaya lebih mudah dibuka. Dan untuk perban baru yang akan digunakan untuk menutup luka agar direndam menggunakan air infus terlebih dahulu sebelum dipasang pada luka jahitan karena air infus dapat menenangkan kulit yang terluka sehingga rasa perih dan nyeri dapat dihindari. Hal ini berlaku untuk kedua metode operasi yang telah dijalani.

[AdSense-B]

2. Minum obat secara teratur

Semua orang yang mengalami sakit pasti akan diberikan obat oleh dokter, begitu juga kalian yang telah menjalani operasi usus buntu. Tujuan pemberian obat adalah untuk membunuh virus – virus yang ada di dalam tubuh yang berindikasi dapat mengganggu proses penyembuhan pasien.

Selain itu pemberian obat juga dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit pada jahitan selepas operasi, supaya saat kalian ingin tidur atau bergerak tidak terganggu karena rasa nyeri pada perut. Pemberian obat juga dilakukan untuk menambah gizi pasien dan menurunkan gejala – gejala lain yang dapat mengancam kondisi tubuh pasien, seperti pelengketan usus atau penyakit pada usus besar dan macam – macam penyakit dalam perut lainnya.

Dokter biasanya akan memberikan obat sesuai dengan keluhan yang kalian alami, nah obat yang diberikan dokter ini harus diminum sesuai dengan resep dan keterangan yang diberikan. Kenapa harus diminum semua?. Karena sebelum dokter memberikan obat, pasti mereka telah memeriksa dan mendiagnosa keadaan pasien sehingga mereka dapat memberikan obat dengan dosis yang tepat.

Lagi, jika kalian tidak menghabiskan obat yang diberikan dokter, dikhawatirkan virus yang ada ditubuh kalian resistant terhadap obat tersebut. Sehingga saat kalian terserang penyakit yang sama atau serupa, dan dokter memberikan obat yang sama, tidak akan mampu membunuh virus yang menyerang tubuh kalian yang artinya kalian akan diberikan dosis yang lebih tinggi lagi atau jenis obat yang berbeda lagi oleh dokter. Tentunya dengan dosis yang bertambah tinggi itu pula biaya pengobatan yang dikeluarkan akan semakin banyak.

3. Banyak istirahat

Tentu setelah melakukan operasi, pasien akan dianjurkan beristirahat supaya tubuhnya cepat pulih dan daya tahan tubuhnya membaik. Banyak beristirahat merupakan salah satu bentuk perawatan pasca operasi usus buntu yang paling mudah dilakukan di rumah. Biasanya pasien yang telah menjalani operasi laparoskopi akan di tempatkan di ruang rawat inap selama 2 atau 3 hari dan kemudian akan diperbolehkan pulang dengan mengkonsumsi beberapa jenis obat dari dokter.

Tapi, untuk pasien yang menjalani operasi laparotomy biasanya akan lebih lama menjalani rawat inap, hal ini berkaitan dengan luka bekas operasinya  yang membutuhkan perhatian ekstra dari dokter. Istirahat yang cukup sangat dianjurkan supaya tubuh tidak tidak terlalu kelelahan sehingga proses penyembuhan berjalan cepat.

[AdSense-A]

4. Rutin check up ke dokter

Check up ke dokter diperlukan untuk mengganti perban pada luka jahitan. Banyak pasien pasca operasi usus buntu bertanya – tanya, apakah usus buntu bisa terjadi dua kali?. Sebenarnya usus buntu bisa terjadi 2 kali, jika usus buntu kalian belum pernah mengalami pengangkatan saat terjadi peradangan. Namun jika usus buntu kalian sudah diangkat kemungkinan yang sering terjadi adalah peradangan sistem pencernaan lainnya.

Untuk itu check up rutin ke dokter sangat diperlukan, jadi dengan begitu dokter dapat melihat kondisi luka apakah sudah mulai membaik atau malah terjadi infeksi lainnya. Beberapa pasien usus buntu ada yang mengeluhkan merasa mual atau kembung serta nyeri pada perutnya setelah menjalani operasi usus buntu.

Untuk mengurangi resiko gejala – gejala seperti itulah maka pasien pasca melakukan operasi usus buntu diharuskan untuk rutin check up sehingga dokter dapat mendiagnosa dan menindak lanjuti keluhan – keluhan pasien. Check up ke dokter pun tidak diharuskan untuk dilakukan setiap hari, kalian bisa check up 2 hari sekali atau 3 hari sekali sesuai dengan anjuran dokter.

5. Menjaga pola makan

Seseorang yang telah melakukan opersi usus buntu pasti akan diberi nasihat untuk menjaga pola makannya. Hal ini berkaitan dengan kondisi usus dan sistem pencernaan lainnya yang belum benar – benar bekerja dengan sempurna selepas operasi. Sehingga dokter akan mengatakan pada pasien pasca menjalani operasi usus buntu untuk mengkonsumsi makanan pasca operasi usus buntu seperti mengkonsumsi lunak terlebih dahulu sebagai proses penyesuaian kinerja sistem pencernaan.

Mengkonsumsi sayur dan buah juga wajib hukumnya untuk membantu proses regenerasi kulit setelah operasi serta perbaikan jaringan pada perut dan usus yang telah dipotong. Kalian bisa memakan buah dan sayuran yang mengandung banyak vitamin ataupun buah dan sayuran yang memiliki kandungan antiinflamasi sehingga peradangan dan rasa nyeri yang timbul dapat diredam.

6. Memperhatikan pantangan pasca operasi

Selain perawatan – perawatan yang telah disebutkan di atas, memperhatikan pantangan – pantangan guna menjaga luka jahit pasca operasi usus buntu agar cepat mongering dan sembuh juga sangat diperlukan. Hal ini tentu saja berkaitan dengan keadaan usus yang masih lemah karena bekas operasi pengangkatan. Apa saja sih pantangan – pantangan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang yang baru saja menjalani operasi pengangkatan usus buntu?. Berikut daftar yang akan kami berikan untuk kalian.

  • Dilarang membawa barang – barang berat

Pantangan yang pertama adalah seseorang yang baru saja mengalami operasi usus buntu dilarang untuk membawa barang – barang berat. Misalnya seperti mengangkat 1 karung beras atau mengangkut barang – barang berat lainnya. Mengapa hal ini dilarang?. Karena dikhawatirkan jahitan pasca operasi yang belum benar – benar kering akan jebol sehingga luka akan mudah terserang infeksi.

  • Melakukan gerakan – gerakan kasar

Melakukan gerakan kasar seperti olahraga sepeda atau angkat beban juga dilarang karena akan membuat pasien merasa nyeri dibagian yang mengalami operasi dan jahitan. Olahraga memang baik, namun jika kalian baru melakukan operasi usus buntu ada baiknya cukup dengan olahraga pemanasan atau jalan sehat saja.

  • Memakan makanan pedas

Pantangan yang satu ini mungkin sudah sering kalian dengar bukan?. Untuk makanan pedas tentu sangat tidak boleh dikonsumsi karena rasa pedas yang masuk ke dalam usus akan membuatnya dan usus disekitar luka bekas infeksi akan mengalami iritasi karena sensasi panas yang dihasilkannya dan akan mengakibatkan rasa perih pada si pasien.

[AdSense-C]

  • Mengkonsumsi makanan atau minuman beralkohol

Wah, kalau pantangan yang satu ini, bukan hanya untuk seseorang yang baru mengalami operasi usus buntu saja loh. Kalian yang masih sehat juga dilarang untuk mengkonsumsi makanan atau minuman beralkohol karena dapat menggantu kesehatan hati dan pencernaan kalian. Selain itu makanan dan minuman yang mengandung alkohol dapat membuat perut pasien merasa mual bahkan muntah. Jika pasien sering mengalami mual dan muntah, makanan yang telah ditelan akan dikeluarkan lagi sehingga dapat membuat pasien kekurangan energi atau gizi yang diperlukan dan membuat proses penyembuhan semakin lama.

Pantangan – pantangan tersebut tentu saja boleh dilakukan, tapi setelah operasi yang kalian jalani sudah berlalu selama beberapa minggu. Namun kalian juga musti paham apakah setelah dilakukan operasi kalian mengalami keluhan pencernaan lainnya atau tidak. Jika ada masalah atau keluhan pada pencernaan kalian, kalian harus segera check up ke dokter karena khawatir ada komplikasi atau infeksi pada luka bekas operasi.

Perbanyak asupan cairan juga sangat bagus untuk tubuh. Dengan mengkonsumsi air putih setiap hari secara rutin dan teratur minimal sebanyak 8 gelas setiap harinya dapat melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit. Dengan begitu komplikasi sistem penceraan pasca usus buntu bisa dihindari dengan mudah.

Sebenarnya perawatan pasca operasi usus buntu sama saja dengan perawatan operasi organ bagian dalam lainnya. Dan kalian tak perlu bingung karena ternyata metode perawatannya sangat mudah dilakukan, bahkan kalian tak perlu untuk berdiam diri di rumah sakit dalam waktu yang lama hanya untuk sekedar merawat luka operasi kalian yang tentunya akan memakan biaya lebih mahal.

Cukup dengan mengetahui dan memahami apa saja yang harus dan kalian hindari, kalian bisa menjalankan metode perawatan pasca operasi usus buntu yang paling mudah dilakukan di rumah sehingga luka bekas jahitan usus buntu dapat segera sembuh dan kalian bisa beraktivitas normal kembali dan pastinya biaya yang dikeluarkan pun tidak terlalu mahal.

fbWhatsappTwitterLinkedIn