14 Bahaya Korset Pelangsing

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bagi sebagian wanita, menjaga penampilan agar tetap terlihat langsing dan seksi adalah hal yang harus selalu mereka perhatikan. Banyak cara yang mereka lakukan untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal. Misalnya dengan rajin berdiet, berolahraga, maupun dengan penggunaan alat-alat yang mampu membuat tubuh terlihat ramping dan sedap dipandang mata. Korset menjadi salah satu alat alternatif untuk mencapai keinginan tersebut. Terutama bagi wanita yang memiliki timbunan lemak di perut maupun kondisi pasca melahirkan.

Pemakaian Korset Menurut Medis

bahaya korsetDalam dunia medis, pemakaian korset diperlukan untuk beberapa kondisi, misalnya untuk digunakan pada pasien dengan penyakit hernia, dan juga pasien yang memiliki bekas luka. Misalnya karena operasi. Namun pemakaiannya pun sesuai dengan petunjuk dokter. Korset hanya boleh dipakai selama +/- 4 hingga 5 jam perharinya. Meskipun pada kenyataannya memakai korset dapat membuat nafas terasa sesak, namun hal tersebut tak menyurutkan keinginan para wanita untuk selalu mengenakannya

Iming-iming perut langsing, pinggang yang ramping, payudara yang kencang, membuat semangat mereka menyala-nyala untuk menggunakan alat ini. Banyak sekali aneka produk dengan berbagai merk yang menawarkan alat ini, mulai dari yang berharga standar hingga harga yang relatif mahal. Namun, di balik iming-iming tersebut ternyata ada beberapa dampak bahaya korset yang dapat ditimbulkan akibat pemakaian dalam jangka waktu yag panjang.

Berikut ini beberapa bahaya yang ditimbulkan akibat pemakaian korset :

1. Dapat mengakibatkan sesak nafas

Pemakaian korset dapat menghambat masuknya udara ke dalam paru-paru, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kapasitas kerja organ paru-paru yang dapat mengakibatkan pemakainya kesulitan dalam bernafas, bernafas lebih pendek yaitu hanya sebatas bagian paru-paru atas saja. Selain itu, juga dapat menimbulkan efek pusing dan sakit kepala pada si pemakai.

2. Dapat mengakibatkan susah bergerak

Akibat terhambatnya udara memasuki paru-paru, serta penggunaan korset yang memberikan efek penekanan terhadap anggota tubuh, terutama bagian perut dan pinggang. Hal ini dapat mengakibatkan si pemakai susah atau merasa tidak nyaman saat bergerak.

3. Memicu gangguan batuk

Seperti penjelasan diatas bahwa pemakaian korset dapat menghambat masuknya udara ke dalam paru-paru. Hal ini akan memicu timbulnya lendir dan dapat mengakibatkan gangguan batuk pada si pemakai.

4. Menimbulkan alergi pada kulit

Bagi mereka yang memiliki kulit sensitif, pemakaian korset justru dapat menimbulkan masalah kulit. Bahaya korset bisa minumbulkan rasa gatal, ruam merah, iritasi, hingga timbulnya peradangan pada kulit.

5. Gangguan pencernaan

Penggunaan korset memang bisa memberikan kesan ukuran pinggang menjadi lebih kecil dan ramping. Namun hal tersebut justru dapat menimbulkan gangguan pada sistem pencernakan. Banyak masalah pencernaan timbul akibat penggunaan korset jangka panjang. Perut bisa hancur oleh oleh pemakaian alat ini.

Hal Ini bisa menyebabkan organ tubuh melakukan fungsi di luar fungsi normalnya. Hal tersebut dikarenakan pemakaian korset terlalu menekan organ usus sehingga dapat menimbulkan konstipasi atau sembelit dan wasir.

6. Dapat memicu miom

Efek lain yang bisa ditimbulkan dari pemakaian korset adalah terjadinya tekanan pada daerah sekitar perut yang membuatnya tidak bisa relaks. Hal ini dapat memicu gangguan miom, yaitu tumor jinak yang bersarang pada dinding rahim.

7. Kerusakan pada tulang rusuk

Akibat pemakaian korset dapat menyebabkan tekanan berlebih pada tulang rusuk. Hal tersebut memicu terjadinya keretakan pada tulang si pemakai.

8. Memicu penyakit glenard

Pemakaian korset yang terlalu ketat dan dalam jangka waktu yang lama dapat memicu terjadinya suatu penyakit yang bernama glenard. Hal ini disebabkan saat memakai korset, otot-otot di perut mulai atrofi karena mereka tidak diizinkan untuk berfungsi secara normal. Sehingga otot perut yang lemah tidak memiliki kekuatan secara alami untuk terlibat dan melakukan fungsi secara normal.

9. Memicu chlorosis

Hasil prediksi beberapa ahli kesehatan menunjukkan bahwa pemakaian korset yang terlalu ketat dalam jangka panjang dapat menimbulkan resiko terparah, yaitu gangguan clorosis (greensickness). Suatu gejala anemia kronis yang ditandai dengan perubahan warna kehijauan-kuning pada kulit yang disebabkan karena gangguan empedu.

10. Gangguan pada tulang belakang

Pemakaian korset yang terlalu ketat dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan otot-otot punggung bagian bawah bekerja ekstra untuk memberikan dukungan tambahan. Hal ini dapat mempengaruhi terhambatnya dukungan pada tulang belakang untuk terus tumbuh. Hal ini juga bisa menimbulkan efek ngilu dan kelelahan pada tulang punggung.

11. Gangguan syaraf

Bahaya korset yang terlalu ketat apalagi dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan saraf seperti kesemutan dan mati rasa. Hal ini dikarenakan korset yang terlalu ketat menekan saraf-saraf pada tubuh dalam jangka waktu yang lama.

12. Memicu pingsan

Salah satu efek dari pemakaian korset adalah terbatasnya aliran udara ke paru-paru. Sehingga mengakibatkan organ tubuh ini tidak dapat berkembang. Ini bisa menjadi masalah yang sangat besar ketika tenaga yang diperlukan saat bernapas, menjadi lebih dalam untuk mendapatkan lebih banyak oksigen. Kadang-kadang, hasil dari kemampuan bernapas dalam-dalam ini terbatas, sehingga menyebabkan pingsan.

13. Kerusakan organ tubuh

Masalah terburuk yang bisa diakibatkan karena pemakaian korset yang terlalu ketat dalam jangka waktu lama adalah kerusakan organ tubuh yang vital seperti hati, limpa, ginjal, serta paru-paru. Hal ini disebabkan saat memakai korset, kondisi organ benar-benar terdorong ke dalam rongga tubuh ke daerah di mana mereka biasanya tidak berada.

14. Menyebabkan pusing

Menurut ABC news, mengenakan korset dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan menyebabkan sakit kepala dan pusing.

Menurut  DailyMail.co.uk, Nicky Croft, seorang ahli fisioterapi dari APPI Clinic di Hampstead, London Utara, menjelaskan bahwa dengan memberi asi, mengatur pola makan yang bergizi, berolahraga, ukuran tubuh termasuk ukuran perut bisa segera kembali singset, meskipun membutuhkan waktu yang tidak singkat. Hal ini bisa mengembalikan kondisi perut pasca melahirkan, dimana uteris masih karena menjadi tempat bernaung si janin sebelum dilahirkan. Sangatlah disarankan agar setelah melahirkan para wanita tetap bersabar, dengan memilih nutrisi yang cermat dan berolahraga rutin, agar kondisi perut bisa kembali seperti semula.

fbWhatsappTwitterLinkedIn