Sepsis neonatorum merupakan penyakit pada sistem peredaran darah lebih tepatnya infeksi darah yang terjadi pada saat bayi baru saja dilahirkan dimana ada lebih dari 1 juta bayi yang meninggal karena sepsis tersebut. Penyebab dari sepsis pada bayi juga bisa terjadi karena berbagai hal dan beberapa diantaranya dikarenakan jenis virus serta bakteri namun juga bisa disebabkan karena jamur meski dalam kasus yang jarang. Infeksi tersebut nantinya bisa menyebabkan cacat pada bayi dan akhirnya berujung pada kematian.
Penyebab Sepsis Bayi Berdasarkan Waktu
Berdasarkan waktu terjadinya infeksi, penyebab sepsis pada bayi terbagi menjadi 2 bagian yakni infeksi yang terjadi pada saat persalinan atau early onset dan juga infeksi yang terjadi sesudah persalinan atau late onset.
- Early Onset
Ini bisa terjadi antara 24 jam hingga 72 jam sesudah persalinan yang disebabkan karena infeksi bakteri bawaan ibu seperti Group B Streptoccus [GBS], E coli, Staphylococcus, H influenza dan juga L monocytogenes serta virus herpes simpleks yang juga bisa menyebabkan infeksi parah pada bayi yang baru saja dilahirkan.
Risiko penyebab sepsis pada bayi ini akan lebih tinggi jika bayi terlahir dalam keadaan prematur, lahir dari ibu yang mengalami pecah ketuban dini lebih dari 18 jam sebelum proses persalinan, dampak hB rendah pada saat melahirkan, plasenta dan air ketuban yang terinfeksi dan juga bakteri GBS pada bayi saat masih berada dalam kandungan.
- Late Onset
Penyebab sepsis pada bayi ini bisa terjadi antara 4 hingga 90 hari sesudah bayi dilahirkan. Kuman yang menyebabkan infeksi ini umumnya berasal dari lingkungan seperti karena bakteri staphylococcus aureus, Klebsiella Pseudomonas, Serratia, Acinetobacter dan juga bakteri anaerob. Selain itu, jamur candida juga bisa menjadi penyebab bayi mengalami sepsis.
Risiko sepsis pada bayi ini akan semakin meningkat jika bayi menginap di rumah sakit dalam waktu cukup lama, lahir prematur, anemia pada bayi dan juga lahir dengan berat badan yang kurang.
Penyebab Sepsis Pada Bayi
Seorang anak umumnya bisa terjadi sepsis sesudah beberapa bulan dari hari kelahiran hingga 90 hari yang dinamakan dengan sepsis neonatal. Apabila sepsis ini berkembang dalam waktu 24 jam sesudah kelahiran, maka dinamakan dengan onset dini dan juga bayi bisa terinfeksi selama masa persalinan. Sementara untuk sepsis yang berkembang pada bayi sesudah melahirkan dinamakan dengan sepsis neonatal awitan. Berikut ini adalah beberapa penyebab sepsis pada bayi secara umum.
- Luka terinfeksi: Bayi yang terluka atau tergores dan tidak segera dibersihkan secara benar juga akan membuat bakteri masuk ke dalam luka yang kemudian berkembang menjadi infeksi serta pendarahan dalam kulit. Infeksi tersebut yang nantinya akan menyebabkan sepsis pada bayi.
- Ibu yang memiliki infeksi B Streptococcus selama masa kehamilan bisa menjadi penyebab sepsis pada bayi.
- Bayi yang terlahir prematur juga bisa menyebabkan sepsis
- Selaput lendir ibu yang pecah atau water breaks lebih dari 24 jam sebelum bayi lahir.
- Terekspos seseorang yang sudah memiliki infeksi menular seperti bahaya penyakit ITP.
Jenis Infeksi Penyebab Sepsis Bayi
Infeksi yang terjadi pada bayi dan mengakibatkan sepsis ini bisa timbul karena berbagai penyebab termasuk virus dan bakteri seperti:
- Virus sinsitial pernapasan
- Cytomegalovirus
- E. coli
- Candida
- Virus herpes simpleks
- Listeria monocytogenes
Penyebab Sepsis Karena Tidak Melakukan Vaksin
Bayi yang masih berusia sangat muda juga bisa memiliki masalah kesehatan seperti gejala malaria pada bayi, gejala malaria tropica serta sepsis yang bisa terjadi karena bayi tidak mendapatkan vaksin selama masa anak anak pada waktu yang sudah disarankan. Ini akan membuat bayi lebih rentan terhadap penyakit dan bisa menyebabkan komplikasi parah seperti salah satunya sepsis. Beberapa vaksin yang tidak didapatkan bayi dan bisa menyebabkan sepsis diantaranya adalah:
- Rubella
- Varicella atau cacar air
- Haemophilus influenzae tipe B
Sepsis pada bayi adalah masalah yang serius dan menjadi salah satu penyebab utama dari kematian bayi di dunia. Oleh karena itu, ibu dalam masa kehamilan harus melakukan pemeriksaan secara teratur ke dokter dan melakukan proses persalinan oleh tenaga medis profesional. Pemeriksaan dan pengobatan yang dilakukan secepat mungkin juga akan meningkatkan harapan bayi bisa sembuh dari penyakit berbahaya ini.