10 Efek Samping Imunisasi Polio Oral Pada Bayi Dan Balita

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Saat ini pemerintah menggalakkan pentingnya imunisasi polio pada bayi dan balita akibat dari tingginya probabilitas terjadinya macam-macam penyakit saraf berupa polio pada anak Indonesia. Imunisasi ini tentu sangat bermanfaat, namun selain itu juga mengandung beberapa efek samping imunisasi polio oral. Sedangkan kebanyakan orang tua hanya paham manfaatnya saja, namun belum tentu mengerti efek samping yang ditimbulkan terutama sesaat setelah imunisasi. Sehingga ada baiknya untuk memahami apa saja efek sampingnya, di samping mengetahui tentang efek positif imunisasi polio. Untuk lebih jelasnya berikut akan diberikan penjelasan yang lebih detail.

Manfaat Imunisasi Polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang diberikan pada anak mulai sejak bayi baru lahir hingga anak-anak usia balita. Imunisasi ini sangat penting untuk mencegah kemungkinan terjangkitnya wabah polio yang mirip tanda dan gejala parkinson namun banyak terjadi pada anak-anak dengan kondisi tubuh kekurangan nutrisi. Oleh sebab itu, karena di Indonesia sendiri wabah polio masih ada di beberapa daerah terbelakang, pemerintah menggalakkan imunisasi ini sebagai salah satu imunisasi yang wajib. Sehingga mata rantai penyakit dapat terputus dan diharapkan ke depannya Indonesia dapat dinyatakan bebas polio. Adapun imunisasi polio ini memeiliki beberapa manfaat, di antaranya yaitu sebagai berikut:

  • Mencegah resiko kelumpuhan pada anak-anak terutama akibat virus polio yang umumnya bekerja menyerang pusat saraf otak serta kenudian merusak sel saraf dan fungsi otot tubuh sehingga menimbulkan mekanisme kelumpuhan seketika pada anak.
  • Mencegah resiko terjadinya sesak nafas yang cukup parah yang menyerang sistem pernafasan terutama pada bayi dan balita. Hal ini juga dapat mengakibatkan asma dan kekurangan oksigen pada otak.
  • Menghindari resiko kematian akibat infeksi pada saluran nafas termasuk infeksi penyebab pendarahan otak akibat kecelakaan yang berbahaya.

Metode Imunisasi Polio

Pemberian imunisasi polio ini terbagi menjadi beberapa cara. Pada umumnya saat ini ada dua cara utama untuk memberikan imunisasi polio pada bayi dan anak-anak yang berguna mencegah penyebab gegar otak. akibat kelumpuhan polio. Untuk lebih jelasnya, berikut cara yang umum dipakai pada pemberian vaksin polio:

  • Secara oral, ini adalah yang metode yang telah lama dan paling umum dipakai. Caranya sangat mudah dan tidak membutuhkan sarana apapun. Pada pemberian vaksin polio secara oral dilakukan hanya dengan memberikan beberapa tetes atau drop dari dosis yang disarankan pada bayi dan balita. Biasanya dalam satu botol vaksin polio oral akan dipergunakan untuk satu pemakaian saja. Cara ini cukup hanya dengan meneteskan ke mulut tanpa bantuan alat apapun atau perantara makanan apapun. Oleh sebab itu, di posyandu tersedia imunisasi polio dengan bentuk oral. Selain itu dari segi harga lebih murah dan lebih mudah didapatkan.
  • Secara suntik, adapun seiring berkembangnya teknologi dan pengetahuan, maka saat ini banyak sekali imunisasi polio yang dapat pula diberikan dalam bentuk suntikan atau injeksi. Umumnya imunisasi bentuk injeksi bukan merupakan bentuk imunisasi polio tunggal. Biasanya untuk imunisasi polio injeksi telah tergabung dengan beberapa macam imunisasi lainnya, terutama umumnya menjadi satu dengan imunisasi DPT dan HIB. Hingga saat ini ketersediaan vaksin polio suntik hanya dapat diperoleh di rumah sakit-rumah sakit besar. Hal ini karena harga vaksin yang jauh lebih tinggi dari vaksin oral, sehingga pemerintah tidak menyediakan vaksin polio suntik secara gratis di pusat kesehatan layanan masyarakat. [AdSense-B]

Efek Samping Imunisasi Polio

Akibat adanya beberapa perbedaan dalam pemberian vaksin polio, maka efek samping yang akan diperoleh keduanya tentu juga berbeda. Adapun pada vaksin polio suntik yang lebih mahal, umumnya telah diselipkan jenis vaksin yang lebih baik termasuk cara mencegah meningitis pada bayi, dimana efek sampingnya jauh lebih kecil. Lain halnya pada vaksin oral yang memang lebih banyak mengandung efek samping. Dan karena lebih besar persentase pemberian vaksin polio secara oral, oleh sebab itu efek samping ini umum diderita oleh kebanyakan anak. Berikut ini efek samping imunisasi polio oral pada bayi dan balita:

  • Demam, inilah efek yang sudah pasti terjadi setelah anak mendapatkan vaksinasi polio oral. Karena vaksin oral berisi virus yang dilemahkan untuk memperkuat daya tahan tubuh. Lain halnya dengan vaksin polio suntik dimana virus telah dimatikan terlebih dahulu. Karena itu dari segi penelitian, vaksin oral ini lebih banyak menyebabkan demam dibanding vaksin polio suntik. Oleh sebab itu jangan kaget jika bayi menjadi demam sesaat setelah menerima vaksinasi polio secara oral.
  • Rewel, biasanya karena setelah imunisasi kebanyakan bayi dan balita mengalami demam. Hal inilah yang memicu anak menjadi rewel. Sehingga seringkali setelah imunisasi bayi ataupun balita menjadi lebih sering menangis dan merasa tidak nyaman. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya berikan posisi tidur yang nyaman pada anak supaya lebih banyak istirahat dan tidak mudah rewel. [AdSense-C]
  • Nafsu makan menurun, hal ini dapat terjadi pada beberapa anak. Dimana setelah mendapatkan vaksin polio oral, anak menjadi lebih merasa malas makan atau menyusu. Hal ini cukup wajar, karena dampak imunisasi oral membuat indera perasa pada anak menjadi lebih pahit. Akibatnya anak malas untuk menyusu atau mengkonsumsi makanan untuk beberapa saat. Namun biasanya dalam beberapa hari kondisi ini akan membaik dengan sendirinya. Karena setelah indera pengecap dan lidah anak menjadi lebih normal, maka nafsu makan akan kembali lagi seperti semula. Untuk mengatasi masa-masa anak susah makan sebagai efek imunisasi, sebaiknya berikan makanan kesukaan anak.
  • Mual, pada beberapa kasus imunisasi oral dapat menyebabkan anak merasa mual. Hal ini bisa jadi karena rasa vaksin yang tidak menyenangkan. Namun bisa juga karena tidak tahan terhadap komposisi vaksin. Walaupun kasus semacam ini sangat jarang terjadi. Sehingga bila dialami oleh bayi dan balita tentu akan berbahaya. Jika merasa mual maka selanjutnya anak bisa muntah. Dan bila kasus alergi termasuk parah, maka muntah pada anak akan berlangsung terus-menerus selama beberapa hari. Akibatnya dapat timbul dehidrasi pada anak.
  • Pusing, efek ini juga dapat terjadi setelah melakukan vaksinasi oral polio. Hal ini bisa saja terjadi akibat vaksin yang sudah kadaluarsa. Oleh sebab itu tidak ada salahnya untuk selalu tanggap dalam memeriksa tanggal kadaluarsa vaksin. Tanyakan pada petugas yang memberikan imunisasi, sehingga efek samping yang tidak diinginkan dapat dihindari.

Demikian penjelasan yang lebih detail mengenai efek samping imunisasi polio oral. Dengan memahami keuntungan dan keburukannya, maka dapat dilakukan tindakan yang sesuai. Walau bagaimanapun, pencegahan wabah polio sangat penting. Terutama di Indonesia yang masih rawan terjadinya endemi pada bayi dan balita. Sedangkan kemampuan masyarakat untuk memahami imunisasi polio masih juga minim dan kurang informasi. Dengan informasi yang tepat, diharapkan setelah pemberian imunisasi dapat mengatasi efek sampingnya dengan cepat dan tepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn