Memilih Mengobati Sendiri Migrainnya, Wanita Ini Malah Kehilangan Nyawa

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Banyak orang menganggap bahwa sakit kepala adalah hal biasa dan sepele, entah itu sakit kepala tegang, sakit kepala sebelah, bahkan sampai vertigo pun kemungkinan besar pasti enggan memeriksakannya ke dokter. Menganggap bahwa sakit kepala jenis apapun bisa sembuh dengan sendirinya dengan diobati secara mandiri tanpa ke dokter tak selamanya bisa aman lho.

Seorang wanita berusia 25 tahun di Thailand mengalami migrain parah yang diikuti dengan nyeri menstruasi yang ia rasakan dari tahun lalu. Ia enggan ke dokter untuk memeriksakan diri dan memilih membeli obat sendiri untuk mengobati kondisinya. Namun sayang, keputusannya ini malah menghilangkan nyawanya sendiri.

Kakak wanita yang bernama Chudapa Pornngam ini mengunggah kisah adiknya di Facebook dengan menyebutkan bahwa keluhan yang dirasakan adalah nyeri di sekujur tubuh, sakit kepala, sering muntah, area dada terasa kencang dan bahkan sampai kehilangan kesadaran. Saat dibawa ke rumah sakit, hasil pemeriksaan menyatakan kalau tekanan darah wanita ini begitu rendah.

Dokter yang memeriksanya menyimpulkan bahwa penyebab kondisi tersebut adalah obat-obatan yang dikonsumsinya selama ini. Keluhan hebat yang dialaminya adalah pada 2 Agustus lalu dan dirinya punya jadwal bertemu dokter saraf pada tanggal 9. Ia boleh pulang karena kondisinya membaik, hanya saja di hari yang sama pada tengah malam Chudapa justru pusing hebat dan muntah terus-terusan sampai tak bisa tidur.

Untuk meredakan keluhannya, ia pun mengonsumsi obatnya. Sayangnya, sakit kepalanya tak kunjung hilang pada esok harinya dan malah harus kembali ke rumah sakit. Dokter lagi-lagi memberikan obat kepada pasiennya itu, namun tak lama kemudian Chudapa harus dirawat di ruang gawat darurat.

Tim dokter harus melakukan resusitasi karena denyut jantung Chudapa makin lemah, tapi hasil resusitasi 3 kali tak mampu menyelamatkan nyawa wanita tersebut. Menurut dokter, alasan kematian Chudapa kemungkinan adalah serangan jantung ataupun obat yang selama ini ia minum kurang lebih setahun terlalu kuat sehingga tak sesuai dengan ketahanan dan kemampuan tubuhnya lalu berakibat syok dan meninggal.

Dari pihak keluarga Chudapa telah memberikan klarifikasi terkait ada tidaknya riwayat penyakit jantung pada Chudapa, dan rupanya di keluarganya sama sekali tak ada riwayat penyakit tersebut. Sementara itu, unggahan sang kakak di Facebook sudah dihapus dan diketahui pula bahwa Chudapa meninggalkan dua orang anak.

fbWhatsappTwitterLinkedIn