Derrick Schott mengejar bus sekolah dan terpeleset lalu jatuh dan mematahkan lengannya. Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit di mana sang dokter justru rupanya dari hasil pemeriksaan dapat menemukan adanya tumor besar di tulang lengan yang patah. DJ, sapaan bocah 5 tahun ini, pun memperoleh diagnosa positif mengidap osteosarkoma.
Osteosarkoma sendiri merupakan sejenis kanker tulang yang paling berisiko menyerang anak-anak serta para remaja yang usianya di bawah 20 tahun. Kanker jenis ini secara umum menyerang sel-sel penumbuh tulang baru sehingga tumor kanker pun terbentuk dan kebanyakan kasus tumor atau kanker ini terjadi pada area lutut.
Dilansir dari Detik Health, sayangnya kanker ini tak menimbulkan gejala apapun di awal dan bahkan juga pada stadium lanjut sekalipun menurut American Academy of Family Physicians. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat menjadi tanda dugaan kanker tulang seperti osteosarkoma ini, yakni antara lain:
- Gerakan tubuh terbatas
- Tulang atau sendi terasa nyeri
- Bila benjolan tumor ada pada kaki, maka biasanya penderita akan terpincang saat berjalan
- Sekitar atau ujung tulang mengalami benjolan
- Sekitar atau ujung tulang mengalami pembengkakan
- Sekitar atau ujung tulang sakit saat disentuh
- Bila benjolan tumor ada pada lengan, biasanya nyeri akan timbul saat mengangkat sesuatu
- Tulang dapat patah atau retak karena hal yang tak normal atau bahkan karena gerakan rutin saja
Ketika belum menyebar, penderita kanker ini memiliki harapan hidup sebesar 70-75 persen, sementara jika sampai terjadi penyebaran bisa turun angka harapan hidup sampai 30 persen. Untuk kasus seperti bocah 5 tahun ini, pertumbuhan tumor di tulangnya sudah pada tahap mampu memicu keretakan karena tulang sudah lemah.
Sebagai solusi, DJ pun harus menempuh perawatan kemoterapi beberapa hari sesudah terdiagnosa. Perawatan ini ia jalani kurang lebih 10 minggu supaya tumor tersebut mengalami penyusutan lalu dokter mampu mengangkatnya melalui prosedur bedah. Sebagian tulang harus diganti dengan prostetik yang bisa tumbuh seiring usia yang bertambah sambil memberi masa kemoterapi tambahan 7 minggu.
Tak hanya itu, sang dokter juga memutuskan agar DJ kembali menempuh kemoterapi 7 minggu lagi supaya sel-sel kanker baru dapat diminimalisir. Beruntung menurut sang ibu angkat dari DJ, Sandra, anak ini begitu kuat walau baru 5 tahun usianya dan tak pernah menangis ketika menjalani tes ataupun perawatan.
Ibu angkatnya pun mengatakan bahwa DJ sudah rindu terhadap teman-teman sekelasnya karena selama perawatan ia harus belajar di rumah. Pasca operasi, Sandra menceritakan bagaimana dokter mengira bahwa DJ bakal mengandalkan kursi roda 3 bulan penuh. Nyatanya, DJ bisa langsung berdiri dan bahkan mampu berlari sesudah 5 hari semenjak pulang.