10 Penyebab Penyakit Epilepsi Yang Sebaiknya Diketahui

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penyebab penyakit epilepsi terdiri dari berbagai macam hal. Segala hal yang menjadi faktor penyebab terjadinya epilepsi ini perlu untuk diketahui dan diwaspadai. Epilepsi lebih dikenal dengan istilah penyakit ayan. Masyarakat umumnya lebih mengenal penyakit ayan dengan gejala utama kejang-kejang.

Epilepsi pada dasarnya merupakan gangguan macam-macam penyakit saraf jangka panjang yang ditandai dengan adanya serangan-serangan epileptik. Serangan epileptik terdiri dari berbagai macam jenis mulai dari serangan dalam waktu yang singkat dan tak terdeteksi sampai dengan serangan yang menyebabkan timbulnya guncangan kuat dan terjadi dalam jangka waktu yang panjang.

Epilepsi sebenarnya tidak dapat disembuhkan dengan mudah.Namun beberapa cara pengobatan dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengontrol gejala-gejala yang kemungkinan muncul akibat adanya serangan epilepsi.

Epilepsi sebenarnya bukanlah penyakit tunggal melainkan merupakan suatu gejala yang dihasilkan oleh beberapa macam gangguan dalam tubuh. Serangan epilepsi sendiri seringkali terjadi secara spontan serta tanpa disertai adanya penyebab secara langsung. Oleh karena itu penyebab terjadinya gangguan epilepsi seringkali tidak diketahui dengan pasti. Adapun beberapa penyebab epilepsi yang perlu Anda ketahui antara lain sebagai berikut.

1. Genetik

Beberapa penyakit faktor resiko epilepsi disebabkan oleh adanya kerusakan pada gen tunggal. Dengan kata lain genetik diyakini ikut terlibat dalam hal menyebabkan terjadinya epilepsi. Namun gen yang berinteraksi dengan lingkungan juga dapat menimbulkan penyakit epilepsi. Sebab gen bisa saja menjadi rusak akibat interaksinya dengan lingkungan.

Epilepsi memiliki peluang yang lebih besar untuk terjadi pada seseorang yang memliki kerabat dengan riwayat epilepsi. Dengan kata lain epilepsi merupakan penyakit yang bisa saja diwariskan oleh orang tua pada anaknya. Hal ini terutama terjadi pada saudara kembar. Jika salah satunya mengidap epilepsi maka yang lainnya akan mengidap epilepsi pula.

2. Tumor

Penyakit tumor yang terdapat pada otak dan semakin hari semakin bertumbuh besar tentunya membuat penderitanya merasakan kesakitan dan mengalami penurunan stamina. Sistem saraf pada otak akhirnya menjadi terganggu akibat adanya tumor tersebut.

Bagi mereka yang mengalami gangguan tumor otak diketahui beresiko menderita epilepsi. Hal ini terutama terjadi jika tumor tersebut ada pada lobus temporal dan bertumbuh secara perlahan. Tentu saja kehadiran tumor tersebut mengganggu sistem saraf pusat pada penderitanya sehingga epilepsi rentan terjadi.

3. Stroke

Seseorang yang pernah terserang gejala awal stroke memiliki peluang untuk terserang epilepsi. Stroke pada dasarnya merupakan suatu gangguan yang terjadi akibat kurangnya pasokan darah menju ke otak. Stroke dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan lain. [AdSense-B]

Salah satunya adalah epilepsi. Hal ini terutama terjadi pada orang dengan usia lanjut. Namun bukan tidak mungkin hal ini terjadi pada seseorang yang masih berusia muda. Stroke mengancam siapapun dan berpeluang menimbulkan gejala epilepsi pada penderitanya di kemudian hari.

4. Cedera Kepala

Trauma fisik bisa saja terjadi pada siapapun sehingga hal ini menyebabkan adanya cedera pada kepala. Cedera kepala memang bisa disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya adalah kecelakaan, jatuh, benturan keras, dan lain sebagainya. Cedera kepala yang terjadi bahkan bisa saja menimbulkan cedera pada otak.

Baik cedera otak ringan maupun cedera otak berat sama-sama dapat menimbulkan terjadinya gejala epilepsi pada penderitanya. Sebab cedera tersebut dapat menyebabkan terganggunya fungsi otak sekaligus fungsi sistem saraf pada otak.

5. Meningitis

Penyakit penyebab meningitis pada anak seringkali disebut juga dengan istilah radang selaput otak. Penyakit ini merupakan akibat dari infeksi pada selaput pelindung yang menyelimuti otak serta saraf tulang belakang. Saat meradang maka selaput pelindung akan membengkak.

Penyakit ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada otak dan sistem saraf. Penyakit ini juga umumnya menyebabkan terjadinya komplikasi kesehatan berupa kejang pada penderitanya sehingga berpeluang menimbulkan epilepsi. [AdSense-A]

6. Infeksi Sistem Saraf Pusat

Infeksi pada sistem saraf pusat sebagai penyebab penyakit epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai hal. Misalnya seperti virus, bakteri, atau parasit lainnya. Pada beberapa kasus epilepsi bahkan diketahui bahwa penyebab terjadinya gangguan tersebut adalah infeksi yang diakibatkan oleh cacing pita babi.

Infeksi ini dapat menyebabkan timbulnya neurosisti serkosis yang ternyata gangguan ini merupakan penyebab lebih dari separuh kasus epilepsi yang terjadi di beberapa daerah. Kasus epilepsi juga seringkali terjadi di daerah tempat ditemukannya banyak parasit cacing pita babi.

7. Konsumsi Alkohol

Mengonsumsi alkohol secara sembarangan ternyata dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan pada otak. Alkohol bahkan dapat membuat otak mengalami atrofi atau menyusut dari ukuran yang seharusnya. Kerusakan otak yang ditimbulkan oleh alkohol ini tentunya berpeluang menimbulkan gejala epilepsi pada pecandu alkohol.

Otak tak lagi bekerja dengan normal sehingga pecandu alkohol mengalami kehilangan kesadaran dan kontrol yang akhirnya memicu timbulnya serangan epilepsi.

8. Olahraga Berlebihan

Penyandang epilepsi memang tetap harus rutin berolahraga. Namun olahraga yang dilakukan sebaiknya sejenis olahraga ringan yang tidak membahayakan keselamatannya. Olahraga juga sebaiknya dilakukan di tempat yang aman.

Penyandang epilepsi tidak disarankan melakukan kegiatan olahraga yang terlalu berat dan terlalu melelahkan. Sebab dalam keadaan lelah tentunya gejala epilepsi bisa menyerang. Olahraga berlebihan juga bisa saja menyebabkan terjadinya trauma fisik yang berujung pada epilepsi.

9. Stres

Banyak penyakit yang timbul pada diri seseorang karena adanya stres. Stres memicu timbulnya tekanan pada pikiran seseorang sehingga orang tersebut berada dalam kondisi yang tertekan. Stres juga menyebabkan beberapa organ tubuh tidak dapat bekerja dengan lancar dan optimal. Stres juga menimbulkan ketegangan pada otot dan saraf otak.

Pada beberapa kasus ditemukan suatu bukti yang menyatakan bahwa stres berpeluang besar untuk menimbulkan adanya serangan epilepsi. Serangan epilepsi ini terjadi di saat stres mulai terjadi. Serangan epilepsi ini cenderung terjadi pada seseorang dengan tingkat stres yang tinggi dan berada dalam kondisi yang menegangkan bagi dirinya.

10. Malagizi

Istilah malagizi mengacu pada kondisi medis yang disebabkan oleh diet yang tidak dilakukan dengan tepat. Malagizi bisa mencakup kurang gizi sekaligus kelebihan gizi pada seseorang. Kasus malagizi lebih banyak dijumpai di beberapa negara berkembang. Pada kasus malagizi karena kekurangan makan tentunya dapat mengakibatkan anemia dan menurunkan gula darah pada seseorang sehingga orang tersebut terancam mendapat serangan mekanisme terjadinya epilepsi.

Penyebab penyakit epilepsi ternyata seringkali kita jumpai ditengah-tengah masyarakat. Tentu saja hal ini berbahaya dan dapat mengakibatkan timbulnya masalah serta gangguan pada kesehatan seseorang. Epilepsi tentunya membuat seseorang menjadi tidak nyaman baik dari segi fisik maupun psikis. Epilepsi yang terjadi pada seseorang cenderung disertai dengan timbulnya penyakit lain pada penderitanya.

Selain itu epilepsi cenderung membuat penderitanya menjadi hilang kontrol dan bahkan hilang kesadaran sehingga berperilaku abnormal. Tentu saja penderita epilepsi ini meresahkan bagi masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya Anda selalu menjaga kesehatan dan selalu waspada terhadap berbagai macam hal atau penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya gejala epilepsi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn