Bulimia Nervosa: Gejala, Penyebab dan Pengobatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Bulimia Nervosa?

Bulimia Nervosa merupakan suatu kondisi gangguan makan yang paling sering dialami oleh remaja perempuan, di mana kebiasaan makan berlebihan dan perilaku pencegahan penambahan berat badan berlebihan yang tidak tepat menjadi tandanya.

Dalam hal ini, orang-orang dengan Bulimia Nervosa mungkin akan memiliki porsi makan yang lebih besar dibandingkan dengan orang lain. Selain itu, perilaku tidak tepat dalam mengontrol berat badan seperti muntah (diinduksi sendiri), penyalahgunaan obat pencahar, hingga penggunaan diuretik mungkin juga dilakukan.

Gejala Bulimia Nervosa

Bulimia Nervosa mungkin dapat diderita oleh siapa saja, termasuk orang yang kurus, kelebihan berat badan (obesitas) maupun orang dengan berta badan normal sekalipun.

Oleh karena itu, berat badan tidak dapat dijadikan patokan dalam menilai seseorang menderita Bulimia Nervosa atau tidak. Adapun gejala yang umumnya ditunjukkan oleh Bulimia Nervosa mungkin meliputi:

  • Pipi atau area rahang bengkak
  • Kapalan atau goresan pada buku-buku jari (gejala ini muncul jika seseorang menggunakan jari untuk menginduksi muntah)
  • Gigi yang terlihat bersih bukan putih
  • Gigi menjadi semakin sensitif dan membusuk
  • Pecahnya pembuluh darah di mata
  • Refluks asam, sembelit, dan masalah pencernaan lainnya
  • Dehidrasi parah

Selain gejala-gejala tersebut, jika Bulimia Nervosa terjadi pada perempuan maka perubahan perilaku berikut ini mungkin juga menandai Bulimia Nervosa:

  • Secara rutin ke kamar mandi setelah makan untuk muntah
  • Berolahraga berlebihan yang tidak kenal waktu, cuaca dan kondisi tubuh
  • Bertingkah murung atau sedih, membenci penampilannya, atau merasa putus asa
  • Memiliki masalah dalam mengekspresikan kemarahan
  • Tidak ingin pergi keluar dengan teman-teman atau melakukan aktivitas yang dulu disukainya
  • Memiliki masalah kesehatan mental lainnya, termasuk depresi, kecemasan, atau penyalahgunaan zat
  • Lebih suka makan sendiri
  • Makan sedikit ketika dengan orang lain
  • Memiliki kebiasaan mengunyah berlebihan
  • Memiliki kebiasaan hanya mengonsumsi satu kelompok makanan saja

Penyebab Bulimia Nervosa 

Penyebab dari Bulimia Nervosa ini hingga kini masih belum benar-benar diketahui secara pasti. Namun, para peneliti menemukan bahwa gangguan makan seperti Bulimia Nervosa ini mungkin berkaitan dengan kombinasi antara faktor biologis dan peristiwa yang dialami oleh seseorang.

Artinya, gangguang makan seperti Bulimia Nervosa mungkin dapat disebabkan oleh kombinasi beberapa hal berikut ini:

  • Gen tertentu
  • Biologis seseorang
  • Citra tubuh
  • Harga diri
  • Pengalaman sosial
  • Riwayat kesehatan keluarga
  • Penyakit kesehatan mental

Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa ada aktivitas otak yang tidak biasa, di mana terjadi perubahan pada kadar serotonin maupun bahan kimia lain hingga mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap makan.

Faktor Risiko Bulimia Nervosa

Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mungkin meningkatkan risiko Bulimia Nervosa:

  • Usia

Bulimia Nervosa lebih berisiko terjadi pada orang-orang yang berusia antara akhir masa remaja hingga awal masa dewasa.

  • Jenis Kelamin

Perempuan lebih berisiko mengalami Bulimia Nervosa dibandingkan dengan laki-laki.

  • Genetik

Memiliki riwayat kesehatan keluarga kandung, orang tua, saudara kandung maupun anak-anak dengan gangguan makan dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami Bulimia Nervosa.

  • Gangguan Psikologis dan Emosional

Gangguan psikologis dan emosional seperti depresi, gangguan kecemasan, riwayat peristiwa traumatis, stres lingkungan maupun penyalahgunaan zat tertentu mungkin lebih berisiko mengalami Bulimia Nervosa.

  • Diet

Usaha diet yang dilakukan seseorang mungkin akan membuatnya lebih berisiko mengalami Bulimia Nervosa.

Komplikasi Bulimia Nervosa

Bulimia Nervosa ini tidak dapat dianggap remeh karena memiliki kemungkinan menyebabkan komplikasi yang berpotensi kritis karena cara maupun perilaku yang dipilih untuk membersihkan makanan yang telah dimakan.

Berikut ini merupakan beberapa komplikasi Bulimia Nervosa yang mungkin dapat terjadi:

  • Hipertrofi kelenjar ludah (sialadenosis) dan pipi bengkak
  • Sindrom Mallory-Weiss (robeknya mukosa dan submukosa esofagus di dekat sambungan gastroesofageal)
  • GERD, penyakit refluks gastroesofagus
  • Esofagus Barrett, suatu kondisi di mana mukosa kolumnar abnormal menggantikan mukosa sel skuamosa normal sebagai akibat iritasi jaringan oleh asam lambung
  • Refluks laringofaring, pergerakan isi lambung kembali ke laringofaring (batuk, suara serak, sakit tenggorokan, dan disfagia)
  • Sindrom iritasi usus (IBS)
  • Akalasia, ketidakmampuan otot esofagus bagian bawah untuk berelaksasi
  • Spasme esophagus, kontraktilitas otot esofagus yang tidak teratur
  • Aritmia jantung
  • Sembelit akibat penyalahgunaan kronis pencahar stimulan
  • Erosi email gigi, akibat asam lambung yang membasuh gigi.
  • Prolaps rektal
  • Pankreatitis akut berulang
  • Diabetes tipe 2

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami gejala Bulimia Nervosa maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter sebelum komplikasi yang serius terjadi.

Selain itu, memeriksakan diri pada ahli kesehatan mental mungkin juga sangat disarankan khususnya jika tidak ingin melakukan pengobatan dengan Dokter umum.

Jika ragu mengambil langkah awal memeriksakan diri kedokter, mungkin dengan bercerita kepada orang terdekat dan paling dipercaya akan membantu pengambilan keputusan pengobatan yang lebih tepat.

Diagnosis Bulimia Nervosa

Dalam melakukan diagnosis terhadap Bulimia Nervosa, Dokter mungkin akan melakukan beberapa tahapan sebagai berikut:

  • Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik adalah hal pertama yang mungkin dilakukan oleh Dokter dalam mendiagnosis Bulimia Nervosa.

  • Tes Darah atau Urin

Dokter mungkin juga akan melakukan tes darah maupun tes urin jika memang diperlukan.

  • Evaluasi Psikologis

Dalam mendiagnosis Bulimia Nervosa, evaluasi psikologis ini penting untuk dilakukan karena dapat membantu melihat hubungan seseorang dengan makanan dan citra tubuhnya.

Adapun evaluasi psikologis ini mungkin akan dilakukan dengan menggunakan kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), termasuk:

  1. Makan besar yang berulang
  2. Pembersihan teratur melalui muntah, olahraga berlebihan, penyalahgunaan obat pencahar, atau puasa
  3. Mendapatkan harga diri dari berat badan dan bentuk tubuh
  4. Binge eating dan purging yang terjadi rata-rata minimal seminggu sekali selama 3 bulan
  5. Tidak mengalami anoreksia nervosa

Kategori yang digunakan dalam DSM-5 ini berkisar mulai dari ringan hingga ekstrim dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Ringan: 1 hingga 3 episode per minggu
  2. Sedang: 4 hingga 7 episode per minggu
  3. Parah: 8 hingga 13 episode per minggu
  4. Ekstrim: 14 episode atau lebih per minggu

Diagnosis lebih lanjut dengan tes lain mungkin dibutuhkan oleh orang-orang yang mengalami Bulimia Nervosa jangka panjang. Hal ini dilakukan untuk melihat kemungkinan komplikasi yang terjadi.

Pengobatan Bulimia Nervosa

Bulimia Nervosa perawatannya mungkin akan lebih fokus pada dua hal utama yaitu pendidikan makanan dan gizi, serta perawatan kesehatan mental yang mungkin dimiliki.

Adapun pengobatan yang mungkin direkomendasikan oleh Dokter dapat meliputi:

  • Konsumsi Antidepresan

Konsumsi antidepresan seperti fluoxetine (Prozac) mungkin akan direkomendasikan oleh Dokter. Mengingat, hingga kini fluoxetine (Prozac) merupakan obat antidepresan satu-satunya yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati Bulimia Nervosa pada orang dewasa.

  • Psikoterapi

Psiko terapi atau terapi bicara merupakan salah satu metode pengobatan mental yang mungkin disarankan dalam membantu mengobati Bulimia Nervosa. Psikoterapi sendiri jenisnya ada banyak, termasuk:

  1. Terapi perilaku kognitif
  2. Terapi berbasis keluarga
  3. Psikoterapi interpersonal
  • Dukungan Ahli Gizi dan Pendidikan Gizi

Dukungan ahli gizi maupun pendidikan gizi dapat sangat membantu pengobatan Bulimia Nervosa agar:

  1. Orang lebih memahami tentang kebiasaan makan yang sehat
  2. Membentuk rencana makan bergizi yang sehat
  • Perawatan Untuk Komplikasi

Perawatan komplikasi tentu akan bergantung pada jenis komplikasi yang terjadi, perawatan intensif mungkin dibutuhkan oleh orang yang mengalami komplikasi berupa:

  1. Dehidrasi parah
  2. Ketidakseimbangan elektrolit
  3. Kerusakan organ

Adapun perawatan yang direkomendasikan mungkin adalah kombinasi dari beberapa perawatan yang telah disebutkan. Selain itu, dukungan keluarga juga sangat penting untuk pengobatan Bulimia Nervosa.

Pencegahan Bulimia Nervosa

Pencegahan Bulimia Nervosa mungkin hingga kini belum benar-benar diketahui caranya. Namun, beberapa hal berikut ini mungkin dapat membantu mencegah komplikasi atau Bulimia Nervosa memburuk:

  • Tumbuhkan dan perkuat citra tubuh yang sehat pada anak maupun diri
  • Menikmati makanan bersama keluarga yang teratur dan menyenangkan
  • Hindari berbicara tentang berat badan di rumah
  • Hindari diet yang tidak sehat, termasuk  penyalahgunaan suplemen penurun berat badan atau pencahar
  • Menghindari muntah yang diinduksi sendiri
  • Bicaralah dengan penyedia perawatan primer
  • Berikan dukungan atau cari dukungan orang-orang terdekat agar penanganan yang lebih baik bisa dilakukan  
fbWhatsappTwitterLinkedIn