Bells Palsy – Gejala, Penyebab, Pengobatan Dan Pencegahannya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bells Palsy merupakan suatu jenis kelumpuhan atau kelemahan pada salah satu sisi otot di wajah. Kondisi ini sebenarnya cenderung bersifat sementara. Namun kondisi ini akan membuat wajah jadi tampak aneh karena salah satu dari sisi wajah akan tampak seperti melorot.

Pada kasus Bell’s Palsy tentunya saraf yang rusak pada bagian wajah akan memberikan dampak pada bagian tubuh lainnya. Berikut ini  beberapa hal mengenai Bell’s palsy yang perlu Anda ketahui mulai dari gejala, penyebab, pengobatan serta pencegahannya agar penyakit ini dapat dicegah.

Gejala

Penderita Bell’s Palsy bisa ditandai dengan adanya beberapa gejala macam-macam penyakit saraf yang muncul dalam dirinya. Gejala tersebut umumnya berkembang dengan cukup pesat dan bisa mencapai puncaknya hanya dalam waktu dua hari saja. Gejala yang muncul pada tiap orang bisa berbeda-beda antara penderita yang satu dengan penderita yang lainnya. Gejala yang dapat muncul pada penderita Bell’s Palsy antara lain:

  • Adanya kelumpuhan atau kelemahan pada salah satu bagian wajah. Bagian wajah yang mengalami kelumpuhan akan tampak melorot sehingga penderita tidak dapat menggerakkannya. Selain itu penderita juga akan kesulitan untuk membuka serta menutup mata dan mulutnya.
  • Gejala lainnya yang mungkin juga dialami adalah munculnya rasa sakit pada bagian telinga yang terdapat di area sisi wajah yang mengalami kelumpuhan. Telinga tersebut tentunya juga akan menjadi lebih sensitif terhadap suara. Terkadang telinga juga menjadi berdenging baik salah satu telinga saja maupun keduanya.
  • Selain itu indra perasa juga akan mengalami perubahan. Mulut penderita juga akan lebih mudah mengeluarkan air liur. Mulut juga akan terasa kering. Rahang pun akan terasa sakit sehingga kondisi penderita Bell’s Palsy seolah semakin tertekan.
  • Kemudian kepala akan terasa sakit dan pusing sehingga penderita tidak dapat bergerak dengan mudah dan tidak dapat beraktivitas dengan baik.
  • Penderita juga akan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas makan dan minum serta berbicara.

Penyebab

Pada dasarnya penyakit Bell’s Palsy disebabkan oleh terjadinya peradangan atau himpitan pada saraf yang bertugas untuk mengendalikan otot atau saraf wajah. Saraf wajah yang datang dari otak akan melewati celah sempit di dekat rahang bagian atas sehingga jika saraf mengalami peradangan dan mengalami ciri-ciri syaraf kejepit maka sinyal yang dikirimkan dari otak menuju otot wajah akan mengalami gangguan. Gangguan tersebut akan menyebabkan terhambatnya pasokan darah dan oksigen yang menuju ke berbagai sel saraf sehingga terjadilah kelumpuhan atau kelemahan pada wajah.

Beberapa hal penyebab terjadinya iritasi pada saraf tersebut sebenarnya masih belum diketahui dengan jelas. Namun diduga kuat bahwa penyebab terjadinya penyakit tersebut adalah virus herpes. Dua jenis virus herpes yang diduga bisa menimbulkan penyakit Bell’s Palsy yaitu virus herpes simpleks atau HSV dan virus varisela zoster.

Selain virus herpes muncul pula dugaan bahwa penyakit Bell’s palsy juga terjadi karena disebabkan oleh kondisi infeksi dari virus lainnya. Di antaranya adalah penyakit Lyme, penyakit Sifilis, virus Epstein Barr, dan Cytomegalovirus. [AdSense-B]

Selain itu HIV dan diabetes serta infeksi saluran pernapasan juga disebut berpeluang menyebabkan penyakit Bell’s Palsy. Diketahui pula bahwa Bell’s Palsy juga bisa terjadi karena adanya faktor keturunan. Dengan kata lain penyakit ini akan diwariskan oleh orang tua kepada anaknya dan kelak kepada keturunannya pula.

Pengobatan

Seseorang yang mengalami kelumpuhan pada bagian wajahnya secara tiba-tiba sebaiknya segera dibawa ke IGD pada rumah sakit terdekat. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengobatan penyakit Bell’s Palsy kan menjadi lebih efektif bila dilakukan dalam 3 hari pertama setelah munculnya gejala awal pada penderitanya. Sebenarnya kasus Bell’s Palsy dapat sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan khusus.

Namun beberapa orang memilih untuk menjalani pengobatan agar proses pemulihan akibat kerusakan saraf tepi ini bisa berjalan lebih cepat. Selain itu pengobatan yang dilakukan pada penderita Bell’s Palsy diperlukan agar penderitanya tidak sampai mengalami komplikasi akibat dari penyakit Bell’s Palsy yang dideritanya. [AdSense-A]

Obat yang dapat diberikan pada pasien Bell’s Palsy antara lain prednisolone. Obat ini merupakan obat yang paling efektif untuk diberikan pada orang yang menderita penyakit Bell’s palsy. Obat ini dapat diresepkan untuk dikonsumsi oleh pasien selama 10 hari sebanyak dua kali dalam sehari. Selain itu ada pula antivirus yang juga bisa diberikan pada pasien.

Penggunaan antivirus biasanya dikombinasikan dengan prednison. Namun pengobatan ini biasanya diberikan pada pasien yang menderita Bell’s Palsy dengan tingkat keparahan yang bisa dibilang cukup serius. Penderita Bell’s palsy juga biasanya dianjurkan untuk mengikuti fisioterapi agar dapat memperkuat otot-otot wajah.

Ada pula beberapa pasien yang mengambil jalan keluar dengan menjalani operasi plastik agar dapat mengatasi kelumpuhan pada wajahnya. Selain itu ada pula suntikan botox serta teknik pengobatan lainnya seperti akupuntur yang dipilih beberapa orang untuk mengatasi Bell’s Palsy yang dideritanya.

Pencegahan

Penyakit Bell’s Palsy yang membuat orang menderita dan bersifat merugikan tersebut sebenarnya dapat dicegah atau dihindari. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah Bell’s Palsy agar tidak sampai terjadi pada diri Anda.

  • Salah satu upaya atau cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan pencegah stroke ringan. Makanan bergizi antara lain meliputi berbagai macam sayuran dan buah-buahan. Makanan bergizi berarti makanan yang mengandung gizi dan nutrisi dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Dengan terpenuhinya tubuh akan nutrisi atau gizi maka seseorang tentu akan dapat terjaga selalu kesehatannya.
  • Selain itu untuk mencegah Bell’s Palsy sebaiknya juga dilakukan olahraga secara rutin. Olahraga sebaiknya dilakukan minimal sebanyak tiga kali dalam seminggu. Dengan demikian maka badan akan tetap sehat dan terasa bugar sehingga bisa terhindar dari berbagai macam penyakit. Istirahat cukup juga melengkapi cara menjalankan pola hidup sehat agar Anda bisa terhindar dari penyakit Bell’s Palsy.
  • Masih ada pula hal lain yang perlu dilakukan agar Anda tidak sampai mengalami penyakit Bell’s Palsy. Yaitu dengan menghindarkan tubuh Anda dari angin. Terkadang angin bisa bersifat merugikan bagi manusia karena dapat menimbulkan penyakit tertentu. Jika salah satu sisi wajah seseorang terkena angin secara terus-menerus maka bisa saja orang tersebut menderita Bell’s Palsy. Oleh karena itu sebisa mungkin hindarilah angin secara langsung. Anda juga bisa menutup bagian kepala dan bagian tubuh Anda yang lain agar tidak terkena angin secara langsung dan terus-menerus.

Bells Palsy sebagai gangguan yang terjadi pada salah satu sisi wajah sebenarnya dapat pulih sepenuhnya. Jika Anda mengalami berbagai akibat kerusakan saraf motorik yang menunjukkan bahwa Anda mengalami Bell’s palsy maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter agar segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Dengan adanya penanganan yang dilakukan sesegera mungkin maka Anda bisa memperoleh kesembuhan secara lebih cepat. Akan tetapi sebaiknya Anda menghindari Bell’s Palsy dengan melakukan berbagai upaya pencegahan seperti yang telah tercantum di atas.

fbWhatsappTwitterLinkedIn