Pengobatan Bell’s Palsy harus dilakukan dengan sesegera mungkin di bawah pengawasan dokter. Dengan penanganan yang cepat dan tepat maka tentunya penyakit Bell’s Palsy tidak akan menimbulkan komplikasi pada penderitanya. Berikut ini kami berikan beberapa cara pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menangani kasus gejala Bell’s Palsy yang diderita oleh seseorang.
1. Prednisolone
Obat jenis prednisolone biasa digunakan sebagai pengobatan yang dianggap paling efektif. Obat ini merupakan salah satu jenis kortikosteroid dan bisa digunakan untuk mengatasi berbagai macam penyakit termasuk otot dan saraf. Prednisolone sebenarnya bisa dihasilkan secara alami oleh tubuh manusia. Prednisolone ini bisa dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
Namun dokter juga bisa meresepkan obat berjenis prednisolone pada pasien yang benar-benar membutuhkannya. Penggunaan obat prednisolone ini harus berdasarkan resep dokter sehingga dilakukan di bawah pengawasan dokter. Hal ini harus dilakukan agar konsumsi prednisolone tidak sampai melebihi dosis yang seharusnya dan yang dianjurkan oleh dokter.
Sebab obat prednisolone jika melebihi dosis tentu dapat menimbulkan efek samping pada pasien yang mengonsumsinya. Salah satu efek sampingnya adalah muncul penyakit maag atau tukak lambung.
2. Antivirus
Peran dari obat antivirus hingga kini masih menjadi perdebatan baik di kalangan tim medis maupun lainnya. Namun beberapa dokter tetap saja memutuskan untuk memberikan resep berupa antivirus kepada beberapa pasien yang memerlukannya.
Pada kasus Bell’s Palsy umumnya dokter juga memberikan antivirus sebagai resep obat. Biasanya penggunaan antivirus ini dilakukan sambil dikombinasikan dengan obat jenis prednison. Kombinasi antara antivirus dan prednison diketahui dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan saraf pada wajah yang terbilang cukup parah.
Oleh karena itu kombinasi antara antivirus dan prednison sering kali diberikan pada penderita penyakit Bell’s Palsy. Namun penggunaan obat-obat ini juga tidak boleh luput dari pengawasan dokter. Sebab baik antivirus maupun prednison sama-sama bisa memberikan efek samping macam-macam penyakit saraf pada pasien jika penggunaannya tidak sesuai dosis.
3. Perawatan Mata
Umumnya pasien penderita penyakit Bell’s Palsy akan mengalami kesulitan dalam menutup mata. Sebab penderita Bell’s Palsy umumnya mengalami kelemahan dalam hal saraf sehingga saraf tidak dapat bekerja dengan baik. Kondisi ini kemudian akan mengakibatkan penderita Bell’s Palsy mengalami penyakit mata.
Misalnya saja air mata menguap sehingga mata menjadi lebih kering daripada sebelumnya. Kondisi mata kering tentu dapat membuat mata mengalami iritasi karena lebih rentan terkena infeksi. Air mata pada dasarnya memiliki peran yang penting bagi mata.
Air mata dapat berfungsi untuk melindungi dan menjaga mata agar selalu bebas dari kotoran serta bakteri lainnya. Untuk mengatasi hal ini maka biasanya dokter akan meresepkan obat tetes mata yang umumnya digunakan sebanyak dua kali dalam sehari. [AdSense-B]
4. Fisioterapi
Penderita Bell’s Palsy selain menjalani perawatan pengobatan juga akan dianjurkan untuk mengikuti berbagai jenis terapi. Salah satu jenis terapi yang bisa diikuti oleh penderita Bell’s Palsy adalah fisioterapi. Dengan mengikuti fisioterapi maka penderita Bell’s Palsy akan melatih memperkuat otot-otot wajahnya. Hal ini harus dilakukan agar koordinasi gerakan pada wajah dapat tercapai.
Pada fisioterapi tentunya ahli terapis akan mengajarkan Anda beberapa macam gerakan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot wajah. Berbagai gerakan tersebut dilakukan di bawah pengawasan ahli terapis.
Namun Anda dapat juga melakukannya di rumah setelah diberi pelatihan dengan benar oleh ahli terapis. Dengan menjalani fisioterapis secara rutin maka penderita Bell’s Palsy diharapkan agar dapat memperoleh kesembuhan akibat penyempitan saraf secara lebih cepat.
5. Botox
Botox biasanya diberikan dalam bentuk suntikan. Suntikan botox ini biasanya diberikan pada penderita penyakit Bell’s Palsy kronis atau jangka panjang. Suntikan botox bisa diberikan oleh pasien baik pada bagian wajah yang terpengaruh oleh Bell’s Palsy maupun pada bagian yang tidak terpengaruh sama sekali.
Suntikan botox dapat berfungsi untuk melemaskan otot wajah yang menegang atau mengencang sehingga gerakan otot yang tidak diinginkan dapat dikurangi. Suntikan botox juga bisa berfungsi untuk menyeimbangkan gerakan wajah sehingga dapat membantu penderita Bell’s Palsy dalam melakukan gerakan pada wajahnya.
Misalnya saja pada saat sedang makan dan mengunyah makanan. Suntikan botox perlu dilakukan secara berulang yaitu tiap empat bulan sekali. Suntikan botox ini juga bisa berfungsi untuk meningkatkan penampilan wajah secara keseluruhan. [AdSense-A]
6. Operasi Plastik
Umumnya dokter bedah akan membantu Anda untuk mengatasi masalah kelumpuhan atau kelemahan pada wajah ada dengan cara melakukan tindakan operasi plastik. Prosedur operasi memang tidak dapat mengembalikan fungsi saraf seperti sedia kala. Namun prosedur operasi dapat dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki penampilan wajah yang berubah sebagai akibat dari adanya penyakit Bell’s Palsy.
Banyak orang yang memilih prosedur operasi plastik untuk meningkatkan penampilan wajahnya. Operasi plastik bisa dilakukan antara lain untuk memperbaiki fungsi kelopak mata. Selain itu operasi plastik juga dapat dilakukan untuk memperbaiki posisi mulut sehingga dapat membantu mulut dalam melakukan aktivitas seperti bicara serta makan dan minum.
Operasi plastik juga dapat digunakan untuk memperbaiki keseimbangan bentuk wajah. Beberapa orang bahkan memilih jalan operasi plastik untuk mempercantik wajah.
7. Relaksasi
Penderita Bell’s Palsy juga sebaiknya mengikuti terapi lain yaitu relaksasi. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melakukan relaksasi. Misalnya dengan melakukan meditasi dan yoga. Pada relaksasi seseorang akan diajarkan untuk melakukan latihan pernapasan sehingga ia akan memperoleh ketenangan.
Pada dasarnya melatih ketenangan dan pernapasan bisa berdampak pada meredanya rasa sakit pada bagian tubuh manapun. Memang terapi ini belum terbukti mengenai keampuhannya. Namun tak sedikit orang yang menyempatkan waktunya untuk mengikuti kegiatan relaksasi dengan tujuan untuk meredakan ketegangan dan rasa sakit yang dialaminya.
Kasus Bell’s Palsy bisa saja menimbulkan stres dan ketidak nyamanan fisik pada penderitanya. Oleh karena itu penderita Bell’s Palsy mencoba berbagai teknik relaksasi yang juga sekaligus berfungsi untuk terapi emosional untuk akibat kerusakan saraf motorik tersebut.
8. Akupuntur
Tak sedikit pula penderita Bell’s Palsy yang memilih pengobatan alternatif akupuntur untuk memperbaiki wajahnya. Teknik akupuntur dianggap sebagai suatu metode yang dapat menyembuhkan saraf dan otot sehingga penyakit Bell’s Palsy yang diderita oleh seseorang dapat mereda dan sembuh.
Teknik akupuntur merupakan cara pengobatan tradisional yang hingga sekarang masih saja digunakan. Akupuntur menggunakan media jarum yang akan dimasukkan ke dalam tubuh penderita Bell’s Palsy tepatnya pada titik-titik tertentu. Namun media jarum yang digunakan hendaknya bersih dan steril agar tidak sampai memberikan bakteri dan virus pada pasien.
Pengobatan Bell’s Palsy hendaknya dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan penyakit yang diderita. Pengobatan juga sebaiknya dilakukan sesuai dengan anjuran dokter dan secara rutin. Pengobatan yang benar tentu akan memberikan hasil berupa kesembuhan. Sebab kasus Bell’s Palsy sebenarnya dapat disembuhkan namun tergantung pada tingkat perawatan yang dilakukan kepada penderitanya.