9 Penyakit Penyebab Bau Nafas Yang Sangat Menggangu

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bau napas merupakan salah satu penyakit atau bisa dikatakan gejala penyakit yang cukup merisaukan penderitanya. Bagaimana tidak, dengan kondisi napas yang beraroma tidak sedap, kita pasti merasa canggung dan minder bila hendak berbicara dengan teman, saudara maupun orang lain. Bau napas dapat disebabkan oleh penyakit maupun kebiasaan makan yang buruk serta kebiasaan yang mengganggu kesehatan gigi dan mulut. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, sebab keuntungan menjaga kebersihan gigi dan mulut bisa dinikmati oleh Anda, seperti napas yang segar.

Bila Anda sedang mengalami gangguan bau napas, terdapat beberapa cara dalam menanggulangi bau napas tersebut. Terdapat beberapa cara menghilangkan napas bau, seperti konsumsi yogurt dan lain – lain. Selain itu, terdapat juga beberapa tanaman penghilang bau mulut yang dapat Anda manfaatkan. Seperti yang telah disebutkan di atas, bau napas yang juga dikenal dalam dunia medis sebagai halitosis dapat disebabkan oleh berbagai penyakit.

Penyakit yang menyebabkan bau napas bisa merupakan penyakit yang bisa dikatakan parah maupun penyakit yang ringan. Ada baiknya kita dapat mengenal beragam penyakit yang dapat menyebabkan bau napas, sehingga dapat mengetahui kondisi kesehatan tubuh dan agar lebih pasti dapat diperiksakan sesegera mungkin, dengan berkonsultasi dengan tenaga ahli medis yang profesional. Pada artikel ini akan dibahas beragam penyakit penyebab bau napas.

1. Diabetes

Diabetes atau yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis merupakan penyakit yang sering dikaitkan dengan kelebihan kadar gula dalam darah, untuk jenis ini disebut sebagai diabetes melitus. Gula yang berlebih dalam darah ini adalah gula jenis glukosa. Meningkatnya glukosa dalam darah diakibatkan karena kekurangan hormon insulin yang dihasilkan pada organ pankreas. Hormon insulin berperan sebagai penyimpan glukosa yang berlebih dalam darah dengan cara memberi sinyal pada sel – sel tubuh untuk menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen. Glikogen ini akan dipecah dalam bentuk glukosa lagi pada saat sel – sel tubuh memerlukan energi.

Penyakit diabetes ini memiliki berbagai tanda – tanda seperti sering lapar, sering haus, sering buang air kecil, luka susah sembuh dan lain – lain. Selain itu diabetes juga meningkatkan berbagai komplikasi pada tubuh seperti rusaknya pembuluh darah, penyakit kardiovaskular (jantung) hingga menyebabkan stroke. Pada diabetes tipe 1 atau yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum, penderita memiliki gangguan pernapasan dengan ciri – ciri bernapas dengan cepat dan dalam. Selain itu, bau napas yang dihasilkan memiliki bau seperti aroma aseton. Pada umumnya penderita diabetes akan mengalami bau napas yang beraroma manis atau seperti bau buah. Walaupun bau napas tersebut tidak terlalu mengganggu, namun bau napas tersebut bisa menjadi indikasi adanya penyakit diabetes yang tentunya berbahaya.

2. Penyakit Hati atau Liver

Penyakit hati atau liver atau yang lebih dikenal adalah salah satu jenis penyakit hati yaitu penyakit hepatitis. Penyakit liver ini diakibatkan oleh toksin atau racun yang tertumpuk atau berlebihan pada hati sehingga menyebabkan hati mengalami inflamasi atau peradangan. Selain akibat dari menumpuknya racun pada organ hati penyakit liver ini dapat juga disebabkan oleh virus. Penyakit atau komplikasi pada organ liver ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi hati yang berakibat pada beragam gejala penyakit salah satunya adalah bau napas.

Bau napas yang diakibatkan oleh penyakit liver dikenal dalam dunia medis sebagai fetor hepaticus. Fetor hepaticus ini biasanya merupakan gejala akhir dari kegagalan liver. Fetor hepaticus dapat terjadi karena sistem sirkulasi pada tubuh (pada kasus ini adalah sistem penghubung portacaval anastomosis) melepaskan thiol (senyawa organik sulfur) langsung menuju ke paru – paru. Bau dari senyawa organik sulfur tersebut menyerupai bau telur busuk ataupun bau bawang. Akibat pengaruh dari kandungan senyawa organik sulfur tersebut, aroma napas yang dikeluarkan menjadi tidak sedap dicium.

[AdSense-B]

3. Penyakit Ginjal

Penyakit penyebab bau napas selanjutnya adalah penyakit ginjal. Penyakit ginjal atau yang dikenal dalam dunia medis sebagai nefropati merupakan penyakit yang berkaitan dengan kerusakan pada organ ginjal yang dapat berujung pada kegagalan ginjal. Penyakit ginjal dapat dibedakan menjadi dua yaitu nefritis dan nefrosis. Nefritis merupakan jenis penyakit ginjal yang berkaitan dengan peradangan ginjal sedangkan nefrosis merupakan jenis penyakit ginjal yang tidak berkaitan dengan peradangan pada ginjal.

Beberapa fakto penyebab penyakit ginjal adalah pengendapan antibodi IgA (Immunoglobin A) pada bagian glomerulus (jaringan kapiler pada ginjal yang berfungsi sebagai penyaring), penggunaan analgesik (obat penghilang rasa sakit) dalam jangka panjang, kekurangan xanthine oxidase (kelainan genetik dimana terjadi kelebihan senyawa xanthine diakibatkan oleh kekurangan enzim xanthine oxidase), keracunan akibat agen kemoterapi dan terkena unsur timbal (Pb) dalam jangka panjang maupun senyawa garam – garaman yang mengandung timbal.

Selain beberapa faktor penyebab penyakit ginjal tersebut, terdapat juga beberapa kondisi kronis yang dapat memicu penyakit ginjal seperti tekanan darah tinggi, diabetes melitus dan lupus. Penyakit ginjal memiliki beragam gejala salah satunya adalah bau napas. Ginjal merupakan organ yang berperan sebagai penyaring darah yang telah digunakan dalam sirkulasi tubuh dan kemudian menyalurkan darah bersih yang telah disaring kembali ke sirkulasi jantung dan tubuh. Ginjal menyaring berbagai jenis mineral yang terkandung pada darah yang dihasilkan dari sisa – sisa metabolisme tubuh.

Bila ginjal mengalami kerusakan yang berujung pada kegagalan ginjal, maka proses penyaringan mineral maupun sisa – sisa dari metabolisme tidak dapat berlangsung dengan optimal. Hal ini berujung pada pengendapan mineral dan limbah metabolisme pada darah yang disirkulasikan kembali ke sirkulasi darah. Pengendapan mineral dan limbah metabolisme seperti amonia pada sirkulasi darah dapat juga mempengaruhi kondisi organ mulut yang mana mulut merasakan rasa logam dan dapat menghasilkan bau amonia. Tentunya kondisi tersebut menghasilkan bau napas yang tidak menyenangkan.

[AdSense-A]

4. Pneumonia

Pneumonia atau disebut juga sebagai radang paru – paru merupakan peradangan yang terjadi pada organ paru -paru tepatnya pada jaringan kantung udara kecil yang disebut alveolus. Pneumonia dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus ataupun mikroorganisme lainnya. Gejala – gejala penyakit pneumonia berupa susah bernapas, demam, sakit pada dada, batuk kering maupun batuk berdahak. Selain itu, pneumonia merupakan penyakit penyebab bau napas. Peradangan yang terjadi pada kantung udara alveolus dapat menyebabkan kantung udara tersebut tersebut dipenuhi dengan dahak ataupun nanah. Dahak ataupun nanah ini berpengaruh pada bau napas yang tidak sedap.

5. Radang Gusi

Radang gusi atau yang dikenal dalam dunia medis sebagai gingivitis merupakan jenis penyakit pada gusi yang berupa peradangan ataupun gusi yang membengkak. Radang gusi ini dapat disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme seperti bakteri. Bakteri tersebut menyerang sel epitel (sel selaput lendir) dan juga dapat menyerang sel – sel jaringan penghubung seperti kolagen, sehingga menyebabkan peradangan dan pembengkakan gusi. Akibat akvitas bakteri tersebut, mulut menghasilkan aroma yang tidak sebab sehingga berujung pada bau napas. Ada beberapa cara mencegah radang gusi, salah satunya adalah dengan membersihkan karang gusi.

6. Maag

Maag atau dikenal juga sebagai tukak lambung merupakan jenis penyakit yang terjadi pada organ lambung yang diakibatkan oleh peradangan ataupun terjadinya luka pada lambung. Peradangan atau luka pada lambung ini mengakibatkan rasa mulas, perih dan sakit pada bagian perut. Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan penyakit maag ini antara lain stress, pola tidur tidak teratur, sering mengonsumsi alkohol, akibat konsumsi jenis obat – obatan tertentu, adanya mikroorganisme seperti bakteri yang merugikan serta pola makan yang tidak teratur.

Penyakit maag yang disebabkan oleh adanya bakteri yang merugikan pada lambung dapat menyebabkan bau napas. Bakteri yang menyebabkan maag serta bau napas ini adalah Helicobacter pylori. Aktivitas bakteri tersebut dapat mengakibatkan bau yang tidak sedap pada organ lambung, yang dapat memicu gas yang keluar dari lambung berbau dan mempengaruhi aroma napas yang dikeluarkan, yang mana aroma napas menjadi tidak sedap bila dihirup. Bakteri juga merupakan salah satu penyebab bau mulut tidak mau hilang.

7. Radang Amandel

Radang amandel (istilah medisnya adalah tonsilitis) atau yang lebih umum dikenal sebagai amandel merupakan jenis penyakit yang terjadi pada bagian amandel (kelenjar getah bening pada pada rongga mulut) yang mengalami peradangan. Penyebab peradangan pada amandel ini paling umum disebabkan oleh infeksi virus, selain itu radang amandel juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri.

Gejala – gejala umum dari radang amandel adalah batuk, sakit kepala, sukar menelan, demam, sakit tenggorokan dan lain – lain. Selain gejala – gejala tersebut, amandel dapat menyebabkan bau napas, Radang amandel yang disebabkan oleh infeksi bakteri biasanya menyebabkan bau napas. Aktivitas bakteri yang meningkat di bagian belakang rongga mulut (letak amandel pada mulut) menghasilkan senyawa yang mengandung sulfur, yang mana memiliki aroma yang tidak sedap. Oleh karena itu, amandel tergolong penyakit penyebab bau napas. Radang amandel dapat memicu bau tenggorokan, ada beberapa cara menghilangkan bau tenggorokan salah satunya adalah makan makanan berserat.

[AdSense-C]

8. Sinusitis

Sinusitis atau infeksi sinus merupakan penyakit yang menyerang bagian sinus (rongga udara di sekitar hidung dan kening) yang disebabkan oleh alergi, infeksi maupun gangguan auto imun. Sinusitis memiliki gejala – gejala penyakit seperti sakit kepala, hidung tersumbat, batuk, demam, lendir yang kental dan lain – lain. Tidak hanya itu, sinusitis juga dapat menyebabkan bau napas. Infeksi yang terjadi pada sinus menghasilkan lendir kental hasil infeksi yang memiliki bau yang tidak enak dihirup. Saat menghirup udara maupun mengeluarkan udara, udara mengalami kontak dengan lendir tersebut sehingga memiliki aroma yang tidak enak, sehingga napas yang dikeluarkan berbau tidak sedap.

9. Refluks Gastroesofagus

Penyakit penyebab bau napas selanjutnya adalah refuks gastroesofagus. Penyakit refluks gastroesofagus merupakan jenis penyakit yang berkaitan dengan sistem pencernaan, khususnya area lambung dan kerongkongan. Penyakit ini tergolong penyakit sistem pencernaan yang kronis. Penyakit ini terjadi saat asam atau isi yang berasal dari lambung naik menuju ke kerongkongan atau esofagus. Akibat peristiwa ini, penderitanya dapat mengalami mual – mual hingga muntah. Penyakit ini disebabkan oleh kegagalan sfingter bagian bawah dari kerongkongan. Sfingter merupakan otot yang berbentuk seperti cincin, yang berfungsi menjaga jalur kerongkongan agar makanan ataupun isi dari lambung tidak balik ke arah kerongkongan dan mulut.

Naiknya isi lambung maupun asam lambung ke arah kerongkongan dapat menyebabkan mulut menjadi asam ataupun lebih pahit. Akibat dari hal tersebut, mulut bisa mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Selain itu, refluks gastroefagus juga dapat mengakibatkan peradangan pada bagian kerongkongan. Peradangan yang terjadi pada area kerongkongan dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan luar dari kerongkongan serta dapat berujung pada penyempitan kerongkongan, pendarahan pada area tersebut serta paling fatal adalah terjadinya kondisi awal kanker pada area kerongkongan yang dikenal dalam dunia medis sebagai Barrett’s esophagus.

fbWhatsappTwitterLinkedIn