Abses merupakan sekumpulan nanah yang terakumulasi di bawah lapisan kulit atau organ yang diiakibatkan oleh infeksi. Nanah tersebut merupakan hasil dari sisa-sisa sel darah putih yang melawan bakteri yang akhirnya memadat dan mendesak lapisan kulit atau organ.
Pada umumnya abses muncul di permukaan kulit yang rentan terhadap serangan bakteri namun abses juga dapat muncul di organ dalam. Salah satunya adalah abses yang muncul pada organ hati. Abses hati atau penyakit hati bernanah merupakan gangguan pada fungsi organ hati berupa munculnya lesi nanah pada hati akibat dari serangan infeksi mikroorganisme.
Mikroorganisme dapat masuk dan menginvasi organ hati melalui saluran pembuluh darah vena pada bagian lobus sebelah kanan organ hati, karenanya lesi nanah banyak ditemukan di bagian sebelah kanan organ hati.
Pembentukan abses pada organ hati didahului oleh proses yang disebut dengan septik emboli atau bekuan darah yang berjalan di pembuluh darah. Bekuan yang mengandung mikroorganisme ini masuk ke pembuluh darah hati dan menghalangi aliran darah yang ada di hati.
Bakteri ini kemudian dilawan oleh sel darah putih hingga akhirnya menghasilkan lesi nanah pada hati yang menghalangi pembuluh darah dan mengganggu kinerja hati.
Gejala Penyakit Abses Hati
Penyakit Abses hati memiliki gejala yang tidak jauh berbeda dengan gangguan hati lainnya seperti gejala infeksi hati. Gejala yang paling mudah dikenali adalah adanya nyeri pada perut sebelah kanan atas. Gejala nyeri ini merupakan gejala yang terjadi baik untuk abses hati yang bersifat piogenik maupun amubik.
Setelah itu, pada penderita abses hati piogenik biasanya mengalam gejala-gejala non spesifik seperti muntah-muntah dan penurunan berat badan secara drastis. Gejala-gejala di atas juga disertai dengan gejala sampingan seperti sakit kepala, nyeri pada otot atau myalgia, dan nyeri sendi atau arthalgia.
Setelah beberapa minggu maka gejala-gejala yang lebih serius akan muncul seperti demam berkepanjangan dan jaundice atau penyakit kuning. Pada beberapa kasus pasien bisa mengalami gejala sepsis yang dapat berakibat fatal.
Tidak jauh berbeda dengan gejala pada abses hati piogenik, penderita abses hati amubik juga akan mengalami gejala demam, nyeri pada perut yang dapat menjalar ke bahu sebelah atas, serta diare dan anoreksia. Meski begitu, tingkat intensitasnya tidak akan sehebat gejala pada abses hati piogenik namun akan terakumulasi.
Selain itu penderita abses hati amubik juga akan mengalami dsypnea atau kesulitan bernafas. Betapapun abses hati amubik tidak menunjukkan gejala sehebat abses hati piogenik namun abses jenis ini tetap harus diwaspadai. Apabila tidak ditangani dengan benar abses hati amubik dapat berkembang menjadi empyema atau penipisan pada selaput paru atau pleura hingga penyebaran abses ke organ paru-paru.
Penyebab Abses Hati
Karena abses hati merupakan hasil dari infeksi, maka mikroorganisme yang masuk ke dalam organ hati menjadi penyebab abses hati yang paling utama. Seperti yang sudah disebutkan di atas, abses hati piogenik dan amubik memiliki dua penyebab yang berbeda. Abses hati piogenik disebabkan oleh infeksi bakteri yang umum ditemukan di dalam organ pencernaan manusia. Beberapa jenis bakteri tersebut adalah :
- Eschericia Coli
- Klebsiella Pneumonae
- Streptococcus Milleri
- Proteus Vulgaris [AdSense-B]
Bakteri ini dapat berpindah menuju pembuluh darah hati setelah didahului oleh gangguan kesehatan lain seperti usus buntu atau appendictis dan gejala empedu bermasalah. Bakteri yang menyebabkan infeksi yang menyerang organ usus buntu masuk ke dalam pembuluh darah vena yang bergerak menuju organ hati. Akibatnya terjadi septik emboli yang kemudian mendorong terjadinya kantung-kantung abses di organ hati tersebut.
Sedangkan Faktor resiko yang menyebabkan seseorang dapat terkena abses hati piogenik adalah :
- Berusia di atas 70 tahun
- Mengonsumsi alkohol secara rutin
- Menderita penyakit Diabetes Mellitus
- Mengalami gangguan saluran empedu.
Penyebab Abses hati Amubik disebabkan oleh masuknya amuba Entamoeba Histolytica ke dalam mukosa usus hingga akhirnya berpindah ke organ hati. Mikroorganisme amuba ini banyak hidup di habitat lingkungan dengan tingkat higienitas rendah seperti sungai yang digunakan sebagai MCK (Mandi, Cuci, Kakus).
Selain itu gaya hidup seperti melakukan hubungan seks secara tidak aman juga turut menjadi penyebab utama penyebaran amuba ini. Jenis kelamin pria diketahui memilliki prevalensi lebih tinggi untuk terkena penyakit ini dibandingkan dengan wanita. [AdSense-A]
Penanganan dan Pengobatan Abses Hati
Prinsip dari penanganan abses hati yang terutama adalah untuk mengeluarkan cairan nanah dari dalam organ hati secepat mungkin. Biasanya dokter akan memulai proses penanganan dengan melakukan pemberian antibiotik yang bertujuan untuk menekan proses aerob-anaerob dari mikroorganisme tersebut. Antibiotik yang jamak digunakan antara lain adalah Amoxicillin, Metronidazole, dan Aminoglycosides.
Penanganan utama dapat dilakukan dengan dua prosedur yaitu baik prosedur aspirasi dengan metode Percutaneous Drainage atau dengan operasi. Percutaneous Drainage dilakukan dengan cara melakukan aspirasi dengan menggunakan selang khusus yang dimasukkan melalui kulit subkutan.
Sedangkan prosedur operasi pembedahan dilakukan ketika tindakan non-invasive tidak mampu mengeluarkan nanah secara keseluruhan. Pasien yang akan menjalani proses operasi abses hati juga harus melewati beberapa uji evaluasi kesehatan seperti uji toleransi terhadap resiko operasi.
Sebagai alternatif, pasien juga dapat mencoba pengobatan berupa terapi abses hati
Pencegahan Abses Hati
Melakukan tindakan pencegahan tentu jauh lebih baik daripada mengobati. Selain memakan biaya, tindakan penanganan seperti operasi tentu juga mengandung resiko kesehatan lebih lanjut. Meskipun tidak dapat menihilkan resiko terkena penyakit hingga 100%, namun setidaknya tindakan pencegahan abses hati dapat mengurangi resiko terkena penyakit.
Mengurangi konsumsi alkohol merupakan salah satu tindakan prioritas utama. Alkohol merupakan momok utama bagi kesehatan hati. Kandungan alkohol diketahui dapat melemahkan enzim-enzim hati sehingga mengganggu kinerja dan membuat hati menjadi rentan terhadap infeksi.
Selain itu memerhatikan tingkat kebersihan makanan juga menjadi penting karena makanan yang tidak higienis dapat menjadi sumber penyebaran amuba yang menjadi penyebab tunggal abses hati amubik. Menjauhi gaya hidup tidak aman seperti menggunakan jarum suntik yang tidak steril dan seks secara tidak aman juga membantu mencegah penyebaran daur hidup amuba.
Namun yang tidak kalah penting adalah selalu memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gangguan kesehatan baik dalam kondisi ringan apalagi berat. Apabila gangguan infeksi usus buntu dapat diketahui lebih cepat akan dapat mencegah bakteri berpindah ke organ hati
Abses hati memang bukanlah penyakit yang langka. Faktor penyebab serta gejala yang umum membuat banyak orang dengan mudah mengabaikan penyakit ini. Dengan meningkatkan kesadaran tentang gaya hidup sehat diharapkan dapat memutus rangkaian penyakit ini, terutama ketika data menunjukkan prevalensi penyakit ini sangat besar.