Leukositosis adalah kondisi dimana kadar sel darah putih dalam darah berada melebihi dari ambang normal. Leukositosis secara umum terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang berbahaya dan tidak berbahaya. Lewat artikel ini, saya akan coba menjabarkan tentang 8 penyebab leukositosis yang harus kita waspadai.
Untuk mengawalinya, alangkah baiknya jika kita terlebih dahulu mengenal apa itu leukosit, komponen penyusunnya, dan fungsinya sehingga kita bisa memahami mengapa kita harus mengenali penyebab leukositosis sejak dini. Seperti pentingnya untuk mengetahui penyebab myeloma, penyebab limfoma, penyebab sepsis, penyebab kanker darah, dan penyebab penyakit malaria serta jangan lupa untuk mengetahui pula penyebab anemia gravis.
Leukosit, atau yang biasa dikenal dengan sel darah putih, adalah komponen penting dalam darah yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Ketika tubuh diserang oleh alergen, virus, maupun bakteri, leukosit akan menggandakan dirinya untuk mempertahankan diri.
Maka, wajarlah jika kemudian dalam kasus orang yang terserang infeksi bakteri maupun virus, kandungan leukosit dalam darah akan naik melebihi ambang normal. Leukosit memiliki komponen penyusun yang bekerja bersama ketika dihadapkan pada patogen yang menginvasi tubuh kita. Komponen-komponen tersebut antara lain:
- Neutrofil: Komponen penyusun terbesar dari leukosit, menyusun 62% dari leukosit pada orang dewasa. Aktif ketika tubuh diserang oleh bakteri dan jamur
- Eusinofil: Menyusun 2,3% dari leukosit pada orang dewasa. Aktif ketika menghadapi parasit dan merespon serangan alergi
- Basofil: Menyusun 0,4% dari leukosit pada orang dewasa. Aktif ketika tubuh terserang alergen. Basofil membantu mengeluarkan histamin yang berfungsi untuk memberikan informasi pada tubuh mengenai zona-zona tubuh yang terkena reaksi alergi.
- Limfosit: penyusun leukosit terbesar setelah eusinofil, kadarnya mencapai 30% pada orang dewasa. berfungsi untuk mengenali dan menghilangkan ancaman bagi tubuh manusia. Limfosit berperan penting dalam sistem imun karena mampu membedakan mana sel tubuh yang sehat, dan mana yang sudah terserang, atau terkontaminasi patogen.
- Monosit: Menyusun 5,3 % dari leukosit, Monosit mempunyai fungsi yang hampir sama dengan eusinofil — yaitu sebagai vacuum cleaner sel-sel mati dan patogen. Bedanya, monosit bisa mengenali patogen-patogen yang pernah menyerang tubuh dan membawanya ke sel-T. Sel T inilah yang kemudian akan secara otomatis membunuh patogen-patogen dengan jenis yang sama yang masuk ke dalam tubuh.
Setelah mengenali lebih jauh tentang leukosit, komponen dan fungsinya, sekarang kita memahami bahwa leukositosis selalu berhubungan dengan adanya patogen dalam tubuh kita dan bagaimana tubuh kita bereaksi terhadapnya. Normalnya, kadar leukosit pada orang dewasa adalah 4500-10.000 per mikroliter darah. Di atas itu dikategorikan sebagai leukositosis.
Sekarang, setelah mengenal leukosit dan komponennya, kita bisa mengira-ngira apa penyebab leukositosis berdasarkan data tes darah komplit (CBC). Sebagai contoh, seorang penderita leukositosis dengan kadar sel darah putih dalam darah (WBC) 20.000 dan Eusinofil 90%. Karena kita sudah mengetahui fungsi Eusinofil sebagai komponen yang aktif ketika dihadapkan pada infeksi bakteria dan jamur, maka kita bisa menyimpulkan bahwa penyebab dari leukositosis yang kita derita adalah infeksi bakteria, atau jamur.
Leukositosis biasanya hadir disertai dengan gejala yang bisa kita kenali. Dari gejala dan hasil tes CBC barulah kita bisa menentukan apa penyebab utama dari leukositosis yang diderita. Gejala yang menyertai leukositosis antara lain seperti: pusing, mual, demam tinggi, luka yang susah sembuh, susah berpikir, lemah-lunglai hingga susah menjalani aktivitas sehari-hari. [AdSense-B]
Untuk lebih jelasnya, berikut penyebab-penyebab leukositosis yang harus kita ketahui.
- Infeksi
Infeksi adalah penyebab paling umum dari leukositosis. Kasus paling umum adalah luka yang terekspos, sehingga dimasuki bakteri dan jamur. Semakin berat kasus infeksinya, kadar leukosit dan eusinofil pada kasus ini akan semakin tinggi. Gejala yang menyertai biasanya demam tinggi. Pada kasus ekstrim suhu tubuh bisa lebih dari 40 derajat Celcius.
2. Alergi
Masih merupakan penyebab umum leukositosis, alergen yang masuk dalam tubuh akan memicu Basofil untuk menggandakan diri. Kasus alergi ini gejalanya bisa macam-macam, seperti gatal-gatal, ruam, pembengkakan, hingga mual-mual. Penyebabnya juga sangat bervariasi, bisa karena debu, bulu hewan, hingga makanan dan minuman; seperti seafood, kacang, dan susu.
3. Peradangan
Biasanya terjadi pada orang yang terkena luka bakar. Bagian tubuh yang terbakar akan kehilangan jaringan kulit yang berfungsi melindungi organ dari serangan bakteri. Akibatnya terjadi peradangan pada bagian tubuh yang terkena luka bakar.
4. Konsumsi obat anti-depresan
Penggunaan berlebihan pada obat anti-depresan juga bisa memicu leukositosis. Hal ini dikarenakan bahan obat anti depresan yang sifatnya toxic (beracun). Terjadi pada penderita penyakit kejiwaan, seperti stress, depresi, hingga gangguan bipolar. Penggunaan yang melebihi dosis yang dianjurkan biasanya terjadi karena penderita penyakit kejiwaan sering mengandalkan obat untuk meningkatkan mood mereka dalam menjalani hidup sehari-hari.
5. Kanker dan kemoterapi
Ada banyak cara mengobati kanker darah ataupun cara menyembuhkan kanker darah yang umum untuk dilakukan salah satunya melalui kemoterapi dan melalui obat tradisional kanker darah. Perawatan kemoterapi terbukti menjadi salah satu penyebab dari leukositosis pada penderita kanker. Kemoterapi pada dasarnya adalah terapi dengan cara membunuh sel-sel kanker pada tubuh.
Keberadaan sel kanker dan Sel-sel mati akibat kemo tersebut akan memicu Limfosit untuk bekerja, dan Monosit akan membersihkan sel-sel mati dari tubuh. Oleh karena itu, sangat wajar jika kemudian terjadi peningkatan kadar leukosit pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi. [AdSense-C]
6. Eklamsia
Sangat ditakuti oleh calon ibu atau ibu hamil karena bisa menyebabkan kematian pada ibu dan janinnya. Kejang dan koma pada Ibu melahirkan ini memiliki gejala yang dapat dikenali pada penderita leukositosis, seperti gangguan penglihatan, pusing, mual. Apalagi ditambah dengan gangguan kondisi mental yang juga terbukti menjadi penyebab leukositosis.
7. Keracunan
Peristiwa keracunan mirip dengan reaksi alergi. Biasanya terjadi akibat konsumsi obat kortikostreoid, atau masuknya bahan-bahan beracun ke dalam tubuh oleh sebab yang disengaja maupun tidak. Bisa terjadi karena kontak langsung dengan tumbuhan beracun, gigitan serangga, ular, atau karena konsumsi berlebihan pada obat kortikosteroid.
8. Pendarahan berat
Umum terjadi pada pasien kecelakaan. Luka yang disertai pendarahan jelas akan memicu kuman dan penyakit untuk masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, leukosit akan bekerja ekstra-keras dalam mempertahankan kondisi tubuh agar jaringan dan organ tubuh tidak kolaps.
Selain 8 penyebab dari leukositosis di atas, stress akut juga dapat menjadi penyebab leukositosis. Untuk penyebab leukosit ini bisa digolongkan sebagai yang paling rumit karena bisa tidak memiliki gejala apa-apa. Bagi penderita maupun orang yang dekat dengan penderita, sangat disarankan untuk melakukan check-up kondisi tubuh secara berkala di rumah sakit atau dokter terdekat. Dan juga selalu rajin update pengetahuan tentang makanan untuk menaikkan trombosit darah serta jenis-jenis limfoma. Menjaga kesehatan pikiran sama pentingnya dengan menjaga kesehatan badan ya readers.