Calcipotriol merupakan salah satu jenis obat yang tersedia di Indonesia. Jika pernah mendapatkan resep dokter dengan kandungan obat tersebut, tentu timbul pertanyaan tentang manfaat dan kegunaannya. Karena tentunya berbahaya jika menggunakan obat begitu saja tanpa mengetahui efek samping maupun kegunaan obat tersebut. Sayangnya, memang tidak banyak orang yang tahu tentang penjelasan fungsi maupun manfaat obat tersebut. Namun dengan penjelasan berikut ini, diharapkan banyak pembaca yang memahami secara detail tentang obat calcipotriol ini.
Obat Apa?
Obat ini merupakan sintetis turunan dari calcitriol. Merupakan obat-obatan yang juga dikenali sebagai vitamin D analog. Digunakan untuk mengatasi gejala-gejala psoriasis dan seringkali dikenal di pasaran dengan merek dagang Dovonex maupun Daivonex ataupun Psorcutan. Biasanya obat ini diresepkan dokter untuk mengatasi gejala gatal dan sebagai salah satu cara mengobati psoriasis kulit kepala. Dapat digunakan secara tunggal namun sering pula dikombinasikan dengan obat-obatan lain.
Calcipotriol memang pada umumnya digunakan untuk mengobati psoriasis. Obat ini bekerja untuk memperlambat pertumbuhan sel kulit. Caranya yaitu dengan menekan atau menurunkan tingkat pertumbuhan sel-sel kulit. Sehingga tidak terjadi penebalan kulit. Dengan demikian maka gejala psoriasis dapat berkurang dan penyakit kulit tersebut dapat disembuhkan.
Cara Kerja Obat
Secara tepat cara kerja obat ini dalam menangani gejala psoriasis tidak diketahui secara pasti. Hanya saja vitamin D yang terkandung dalam obat merangsang pembentukan kalsium dan meningkatkan metabolism tubuh. Vitamin D yang merupakan reseptor memainkan peranan penting dalam penyembuhan penyakit psoriasis. Terutama dalam menstimulasi sel-sel kulit baru akibat penyakit.
Komposisi
Calcipotriol merupakan nama generik dimana merk dagang yang umum yaitu Daivonex. Obat ini berwarna putih dengan komposisi kristal. Dikenal dengan nama senyawa calcipotriol monohydrate dan rumus kimia C27H42O4. Berat molekul umumnya 430.629 gr/mol dan dikenal pula dengan nama senyawa kimia lainnya seperti calcipotriene hydrate atay calcipotriol hydrate.
Biasanya dalam setiap gram salep mengandung 50 mg calcipotriol. Sementara bahan-bahan penyusun lainnya yaitu alkohol, chlorallylhexaminium klorida (dowicil 200), disodium edetate, disodium fosfat dihidrat, gliserol 85%, parafin cecair, macrogol cetostearyl eter, air yang ditapis, dan parafin lembut putih.
Dosis
Calcipotriol tersedia dalam beberapa bentuk, termasuk dalam bentuk krim, salep, busa dan obat cair. Biasanya dokter paling banyak meresepkan dalam bentuk salep, karena paling mudah diaplikasikan dengan efek samping yang paling minim.
Pada orang dewasa umumnya salep diaplikasikan sehari dua kali secara tipis-tipis. Sementara krim dan busa juga demikian. Jika dalam bentuk obat cair umumnya dibubuhkan pada penyebab kulit kepala gatal setelah keramas sehari dua kali. Jika digunakan dalam kombinasi dengan kortikosteroid topikal, dapat digunakan sekali sehari. Apabila digunakan dalam kombinasi dengan cyclosporin A atau acitretin, boleh digunakan dua kali sehari. Adapun dosis maksimum yang dianjurkan untuk orang dewasa yaitu 100gr atau satu tube.
Sedangkan dosis pada anak-anak harus dengan petunjuk dokter. Karena dosis akan bergantung pada usia serta berat badan anak. Namun lebih baik jika tidak digunakan pada anak-anak. Karena efek samping lebih lanjut pada anak-anak sampai saat ini belum diketahui dengan jelas.
Cara Penggunaan
Gunakan obat ini hanya pada kulit serta aplikasikan obat sesuai anjuran dokter di area penyebab kulit gatal yang bermasalah. Gosokkan tipis-tipis dan secara perlahan hingga obat meresap ke area yang bermasalah. Segera cuci tangan setelah menggunakannya. Sebaiknya hindari obat terkena mata, wajah, hidung maupun mulut. Termasuk untuk penggunaan di area genital. Jika tidak sengaja terkena, maka sebaiknya segera bilas dengan air bersih yang mengalir. Sehingga efek sampingnya segera dapat dihilangkan.
Dalam menggunakan obat ini sebaiknya sesuai dengan intruksi dokter dan jangan sampai berlebih. Karena dosis yang berlebih dapat berbahaya dan memiliki efek samping. Sebaiknya konsultasikan pada dokter apabila setelah pemakaian obat kondisi tidak kunjung membaik. Karena umumnya dengan penggunaan obat ini, kulit kepala terasa panas dan perih yang bermasalah akan dapat disembuhkan dalam kurun waktu kurang lebih 2 minggu.
Cara Penyimpanan
Untuk menyimpan obat ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya yaitu sebagai berikut:
- Sebaiknya simpan obat pada suhu ruangan, tidak terlalu panas ataupun dingin secara ekstrim.
- Sebaiknya jauhkan dari sinar matahari langsung supaya obat tidak meleleh dan rusak.
- Jauhkan pula dari tempat penyimpanan yang lembap dan berair karena dapat merusak komposisi obat.
- Jangan disimpan di kamar mandi karena kelembapan kamar mandi akan merusak obat.
- Jangan dibekukan karena setelah proses pembekuan maka komposisi obat akan berubah.
- Perhatikan untuk menjauhkan obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti tertelan.
- Usahakan tidak menyiram obat tersebut ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan karena besar kemungkinannya akan merusak lingkungan.
- Buang produk ini apabila telah kadaluarsa atau apabila telah dibuka lebih dari masa pemakaiannya.
Efek Samping
Seperti halnya banyak obat yang beredar di pasaran dan dunia medis, obat ini juga mengandung beberapa efek samping. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan jika menggunakan obat ini untuk pengobatan:
- Obat ini dapat menimbulkan ciri-ciri alergi seperti gatal-gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Oleh sebab itu sebaiknya orang yang mengalami hipersensitivitas atau memiliki kecenderungan alergi sebaiknya berkonsultasi dahulu tentang resiko pemakaiannya kepada dokter.
- Obat ini dapat menyebabkan rasa terbakar, rasa menyengat, atau iritasi setelah penggunaan obat.
- Hentikan pengobatan jika ternyata memperburuk kondisi kulit.
- Obat juga beresiko menimbulkan gejala seperti mual,muntah, sakit perut, kehilangan selera makan, meningkatkan rasa haus atau urin, nyeri otot atau otot lemah, nyeri sendi, kebingungan, dan rasa lelah atau gelisah.
- Adapun efek samping yang lebih ringan adalah kulit memerah maupun kulit kering atau kulit siku mengelupas.
- Sebaiknya hindari pemakaian apabila terjadi rasa pedas, geli dan gangguan kulit lainnya yang tidak hilang selama pemakaian obat.
- Hindari pemakaian obat ini pada ibu hamil dan menyusui karena dapat beresiko kram perut saat hamil sehingga memicu keguguran pada wanita hamil dan beresiko pada bayi yang mengalir melalui ASI.
- Hindari memakai obat jika sedang dalam pengobatan atau terapi ultraviolet, karena susunan kimia obat dapat menyebabkan efek yang kurang baik pada kulit.
- Pemakaian dalam jangka panjang dapat menimbulkan kekebalan penyakit serta defisiensi kalsium. Oleh sebab itu gunakan obat seperlunya dan sesuai dengan petunjuk dokter.
Pencegahan Dan Peringatan
Ada baiknya untuk mengetahui beberapa pertanyaan yang sering muncul berkaitan dengan jenis obat ini. Melalui jawaban-jawaban berikut, maka dapat dilakukan beberapa pencegahan pada terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Simak pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan sebagai berikut.
1. Sebelum memakai obat sebagai pengobatan, apa saja yang sebaiknya diketahui?
Hindari penggunaan obat jika memiliki sejarah atau resiko alergi terhadap komposisi obat tersebut. Terutamapada penderita yang memiliki kandungan kalsium yang tinggi dalam darah. Sebaiknya konsultasikan pada dokter riwayat medis anda secara lengkatp termasuk terapi maupun pengobatan yang sedang anda jalani ketika dokter memberikan resep obat ini.
2. Amankah jenis obat ini untuk digunakan pada ibu hamil dan menyusui?
Sejauh ini belum ada penelitian lebih lanjut yang menjelaskan dampak maupun efek samping penggunaan obat ini terhadap ibu hamil dan menyusui secara jelas. Namun resiko keguguran dan resiko pada bayi masih tetap ada. Karena itu sebaiknya konsultasikan penggunaan obat dengan dokter kandungan atau dokter anak. Mengingat menurut beberapa lembaga medis, obat ini termasuk obat dengan kategori resiko kehamilan C.
3. Apa saja obat-obatan yang dapat berinteraksi dengan calcipotriol?
Ada beberapa obat yang tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan pemakaian obat ini. Namun, ada pula yang masih diperbolehkan digunakan secara bersamaan. Karena interaksi antar obat yang cukup minim. Untuk menghindari efek samping, sebaiknya tanyakan pada dokter obat lain apa saja yang boleh dan tidak boleh digunakan saat dalam pengobatan dengan calcipotriol.
4. Makanan apa saja yang kira-kira akan menimbulkan reaksi jika dikonsumsi bersama dengan calcipotriol?
Sebaiknya jangan konsumsi obat ini bersama-sama dengan makanan lain. Perhatikan dosis dengan benar apakah obat digunakan dengan pantangan makanan jenis apa. Karena salah-salah dapat menghilangkan keefektifannya. Terutama jika sedang mengkonsumsi alkohol atau tembakau. Karena reaksi yang kurang baik serta efek sampingnya dapat menyebar dan memperburuk kondisi kesehatan penderita. Sebaiknya hindari alkohol, makanan berat dan tembakau pada saat mengkonsumsi obat ini.
5. Apakah ada kondisi kesehatan tertentu yang dapat berpengaruh dengan calcipotriol?
Sebaiknya perhatikan kondisi kesehatan anda sebelum mengkonsumsi obat ini. Karena ada beberapa kondisi kesehatan khusus yang dapat mempengaruhi penggunaan obat ini. Kondisi-kondisi tersebut yaitu termasuk keaddan eritoderma, eksoliatif dan psoriasis postural. Kemudian juga dapat berbahaya dengan penderita hypercalcemia, dimana kandungan kalsium dalam darah terlalu tinggi. Terakhir sebaiknya hindari penggunaan pada area kulit dengan keluhan psoriasis yang terinfeksi. Karena luka terbuka di sekitarnya rentan terkena infeksi jika bersentuhan dangan obat calcipotriol.
6. Jika terjadi over dosis, apa yang sebaiknya dilakukan?
Sebaiknya apabila overdosis menampakkan gejala atau efek samping yang berbahaya seperti muntah-muntah atau kehilangan kesadaran, segera hubungi rumah sakit yang terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
7. Jika dosis terlewatkan sebaiknya apa yang harus dilakukan?
Apabila dosis terlewatkan dan waktunya masih memungkinkan segera konsumsi obat ini secepatnya. Namun jika telah terlewat jauh dan mendekati dosis berikutnya, jangan menggandakan dosis yang terlupa. Karena penggandaan dosis akan memperburuk efek samping yang mungkin terjadi. Sebaiknya kembalikan dosis pada keadaan yang dianjurkan dokter.
Demikian penjelasan detail mengenai manfaat serta kegunaan obat calcipotriol. Dengan penjelasan yang detail tersebut, diharapkan para pemakai obat memiliki gambaran lengkap tentang obat yang digunakan. Sehingga selain dapat menghindari efek samping yang tidak diinginkan juga dapat mempercepat kesembuhan penyakit.