Kanker prostat adalah penyakit prostat yang menyerang sebagian besar laki-laki. Kelenjar prostat merupakan kelenjar yang berukuran seperti kacang walnut dibawah kandung kemih pria berfungsi untuk memproduksi sperma. Walaupu sebagian besar kanker prostat berkembang sangat lambat, namun penyakit ini termasuk ganas karena dapat menyebar ke bagian tubuh lain, terutama tulang dan kelenjar getah bening. Ada beberapa gejala prostat yang akan muncul seperti: urin bercampur darah, sulit dan nyeri saat buang air, dan lain-lain.
Diproca adalah salah satu jenis obat yang digunakan untuk pengobatan kanker prostat tahap lanjut. Obat Diproca berbentuk tablet dipakai bersamaan atau kombinasi dengan terapi analog LHRH atau pembedahan kastrasi. Diproca adalah obat yang memiliki komposisi Bicalutamide. Obat ini diproduksi oleh Dipa Pharmalab Intersains. Bagi pasien yang hendak membeli obat ini dapat menyerahkan surat dokter karena Diproca termasuk ke dalam golongan obat keras.
Komposisi Diproca
Diproca mempunyai kandungan bahan aktif yang meredakan penyakit pasien yakni Bicalutamide. Bicalumatide adalah kandungan obat dalam bentuk bubuk garam. Obat ini mempunyai sifat anti androgen yang bekerja di dalam tubuh dengan menangkal kerja androgen yang dimiliki pada hormon pada laki-laki. Bicalutamide dipakai bersamaan dengan hormon lain guna mengobati kanker prostat.
Dosis Penggunaan Diproca
Dosis yang paling baik adalah menurut anjuran dari dokter guna mengurangi risiko efek samping yang tidak diinginkan. Dosis penggunaan yang tepat pada Diproca sebagai berikut
- Pria dewasa termasuk lanjut usia sebesar 1 tablet dengan kurun waktu sehari satu kali.
- Terapi dimulai selambat-lambatnya 3 hari sblm terapi LHRH analog, atau pada saat yang sama dengan pembedahan kastrasi.
- Diproca dapat diberikan kepada pasien bersama atau tanpa makanan.
Efek Samping Diproca
Efek samping merupakan kondisi suatu tubuh yang berbeda setelah meminum atau menggunakan obat. Efek samping bisa beraneka ragam dan yang mungkin terjadi setelah menggunakan Diproca, sebagai berikut:
- Perlunakan payudara
- Ginekomastia
- Rasa panas dan kemerahan di sekitar wajah
- Diare atau mual
- Perubahan pada hati (peningkatan kadar transaminase, ikterus)
- Astenia
- Pruritus
Harap diperhatikan bahwa tidak semua efek samping akan diterima oleh pasien. Sehingga pastikan obat yang diminum sesuai dengan anjuran dokter.
Interaksi Obat
Interaksi obat merupakan berbagai perubahan efek pada obat tertentua apabila ada pemakaian obat tersebut diselingi dengan obat lainnya. Interaksi obat Diproca, sebagai berikut:
- Penggunaan Diproca dengan obat yang memiliki indeks terapeutik sempit (misalnya terfenadin, astemizole dan sisaprid, siklosporin, dan penghambat kanal kalsium) akan meningkatkan AUC obat ini.
- Penggunaan Diproca dengan obat Simetidin, ketokonazol dapat menghambat oksidasi obat.
Kontraindikasi Diproca
Kontraindikasi adalah kondisi seorang pasien tidak bisa meminum obat tertentu karena bisa berdampak pada diri mereka sendiri. Pasien tidak disarankan meminum Diproca apabila:
- Pasien memiliki hipersensitivitas pada kandungan obat (Bicalutamide)
- Pemberian obat bersama dengan terfenadin, astemizol, atau sisaprid.
- Pasien wanita atau anak-anak
Hal yang perlu diperhatikan
Hal yang perlu diperhatikan selama meminum obat Diproca sebagai berikut:
- Perhatikan tanggal kadaluarsa obat dan simpan di tempat kering yang bebas dari sinar matahari langsung.
- Perharikan pemberian obat pada pasien yang memderita gangguan hati sedang hingga berat.
- Pertimbangkan untuk dilakukan tes fungsi hati secara berkala karena adanya kemungkinan kelainan hati.
- Hentikan penggunaan obat ini jika kelainan atau perubahan yang terjadi bersifat berat.
- Penggunaan bersama dengan obat yang dimetabolisme terutama oleh CYP3A4.
- Pantau waktu protrombin secara ketat pada pasien yang sedang mendapat antikoagulan kumarin.