Betaferon termasuk ke dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter.
Komposisi
Betaferon mengandung 0,25 mg interferon beta-1b sebagai senyawa aktifnya
Indikasi
Betaferon diindikasikan untuk pengobatan multiple sclerosis dengan >2 kali kekambuhan yang terjadi dalam 2 tahun terakhir. Gejala multiple sclerosis antara lain
- gangguan penglihatan,
- nyeri otot,
- cepat lelah
- vertigo
Mekanisme Kerja Obat
Tubuh kita memiliki suatu sistem pertahanan tubuh berupa sistem imun. Sistem imun berfungsi melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing (bisa berupa bakteri, virus, jamur, parasit atau benda yang menimbulkan reaksi alergi seperti bulu hewan). Saat ada benda asing yang memasuki tubuh, sistem imun akan mengenali benda asing tersebut kemudian menghancurkannya. Namun, ada suatu gangguan pada tubuh yang disebut autoimun, dimana sistem imun salah mengenali bagian tubuh kita sebagai benda asing sehingga sistem imun mencoba menghancurkan bagian tubuh tersebut. Autoimun dapat menimbulkan berbagai penyakit, tergantung bagian tubuh mana yang diserang oleh sistem imun.
Multiple sclerosis (MS) adalah salah satu jenis penyakit autoimun dimana sistem imun menghancurkan myelin pada sistem saraf. Myelin adalah suatu selubung yang menyelubungi sel saraf, berfungsi melindungi sel saraf, menyediakan nutrisi yang dibutuhkan sel saraf serta membantu menyampaikan impuls dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya. Hal ini akan menimbulkan berbagai gejala seperti gangguan penglihatan (dapat berupa kehilangan sebagian atau seluruh daya penglihatan, rasa sakit saat menggerakkan mata, penglihatan ganda), kesulitan berbicara, cepat lelah, dan sensasi seperti tersetrum saat menggerakkan leher pada posisi tertentu, terutama saat menundukkan kepala.
Mekanisme kerja interferon beta-1b dalam pengobatan MS belum sepenuhnya diketahui, namun interferon beta-1b diketahui dapat mengurangi migrasi sel-sel sistem imun ke dalam sistem saraf pusat sehingga dapat mengurangi terjadinya perusakan myelin oleh sistem imun. Dengan demikian, diharapkan tubuh dapat melakukan upaya perbaikan terhadap myelin yang sudah terlanjur rusak.
Dosis dan Cara Pemberian
- Dosis Betaferon yang umum digunakan adalah 0,0625 mg yang disuntikkan secara subkutan, dosis ditingkatkan secara perlahan dalam 6 minggu sampai 0,25 mg/hari
- Betaferon diberikan dengan cara disuntikkan sehingga hanya bisa diberikan oleh tenaga medis yang kompeten, misalnya dokter dan perawat
Kontraindikasi
Pasien yang memiliki kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan menggunakan Betaferon:
- Hipersensitif (alergi) terhadap interferon atau albumin
Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui
- Interferon beta-1b termasuk ke dalam kategori D, yaitu obat yang hanya boleh digunakan oleh ibu hamil dalam keadaan yang mengancam nyawa dan tidak ada pilihan obat lain yang lebih aman untuk digunakan. Interferon beta-1b dapat merangsang terjadinya aborsi pada penelitian yang dilakukan terhadap monyet sebagai hewan uji
- Belum diketahui apakah interferon beta-1b didistribusikan oleh tubuh ke dalam ASI, namun sebaiknya penggunaan Betaferon dihindari oleh ibu menyusui karena dikhawatirkan terjadi efek samping yang tidak diinginkan pada bayi. Konsultasikanlah dengan dokter Anda, mana yang sebaiknya dihentikan untuk sementara: menyusui atau penggunaan Betaferon
Efek Samping
Berikut adalah efek samping yang mungkin terjadi setelah penggunaan Betaferon:
- Rasa sakit di bagian kulit yang disuntik
- Merasakan gejala seperti flu
- Sakit kepala
- Demam
- Mual
- Konstipasi / sembelit
- Sakit perut
- Leukopenia (jumlah sel darah putih di bawah nilai normal)
- Malaise
- Insomnia
Tidak semua pasien akan mengalami efek samping di atas setelah menggunakan Betaferon. Namun, jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang telah disebutkan di atas maupun efek samping lainnya setelah menggunakan Betaferon, segeralah konsultasikan hal tersebut kepada dokter atau apoteker agar bisa segera ditindaklanjuti.
Interaksi Obat
Berikut adalah obat-obat yang mungkin menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan dengan Betaferon:
- Interferon beta-1b dan acalabrutinib akan saling meningkatkan toksisitas keduanya jika digunakan secara bersamaan
- Interferon beta-1b dan ocrelizumab memiliki efek imunosupresif (menurunkan sistem imun), sehingga penggunaan keduanya secara bersamaan dapat meningkatan risiko terjadinya infeksi
- Interferon beta-1b dapat meningkatkan efek zidovudin dengan menghambat ekskresinya melalui ginjal sehingga zidovudin lebih lama berada di dalam tubuh
Ingatlah untuk selalu mengkonsultasikan mengenai obat apapun (sintetis maupun herbal) yang sedang atau akan Anda gunakan kepada dokter dan/atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan obat tersebut bersamaan dengan Betaferon tidak akan menimbulkan efek samping yang merugikan bagi Anda. Jika ternyata obat tersebut tidak bisa digunakan bersamaan dengan Betaferon, dokter atau apoteker mungkin akan menyarankan pemberian jeda waktu antara pemberian Betaferon dengan konsumsi obat lainnya atau mengganti salah satu obat dengan obat lain sebagai alternatif.
Perhatian
- Jangan menggunakan Betaferon tanpa resep dari dokter karena pemberian obat ini harus dilakukan berdasarkan penilaian terhadap kondisi pasien yang dilakukan dengan seksama
- Bentuk sediaan Betaferon adalah sediaan injeksi, oleh karena itu jangan pernah menggunakannya sendiri di rumah. Betaferon harus diberikan oleh tenaga medis yang kompeten (dokter atau perawat) karena obat ini perlu disuntikkan secara subkutan di tempat yang tepat dengan cara yang benar agar bisa menghasilkan efek yang diharapkan tanpa menimbulkan komplikasi
- Lakukanlah pemeriksaan fungsi hati secara rutin selama Anda menggunakan Betaferon (pemeriksaan dianjurkan dilakukan pada bulan ke-1, 3, dan 6 setelah penggunaan Betaferon) karena Betaferon dapat meningkatkan kadar SGOT dan SGPT (enzim hati yang biasa digunakan untuk menilai fungsi hati)
- Ada sebagian kecil pasien yang mengalami gejala depresi setelah menggunakan interferon beta-1b, segeralah beritahukan kepada dokter jika Anda mengalami gejala depresi atau muncul keinginan untuk bunuh diri setelah menggunakan Betaferon
- Penggunaan Betaferon pada pasien yang pernah atau mengalami gagal jantung kongestif perlu dimonitor secara ketat karena Betaferon berpotensi memperburuk gejala gagal jantung kongestif
- Jika Anda mengalami gejala seperti flu setelah mendapatkan suntikan Betaferon, Anda bisa menggunakan obat antipiretik (penurun demam) seperti parasetamol untuk meredakannya
- Jika Anda mempunyai riwayat gangguan produksi hormon tiroid (hipotiroidisme atau hipertiroidisme), lakukanlah pemeriksaan fungsi tiroid secara berkala selama Anda menggunakan Betaferon
- Belum ada penelitian mengenai efikasi dan keamanan Betaferon terhadap pasien usia <18 tahun
- Sebelum diinjeksikan, Betaferon harus dilarutkan terlebih dahulu di dalam larutan NaCl. Setelah dilarutkan, Betaferon hanya bisa bertahan selama 3 jam dalam suhu 2-80C sebelum terdegradasi (menjadi rusak)