Anerocid – Fungsi – Obat Apa – Dosis dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Anerocid adalah salah satu obat jenis antibiotik yang biasa digunakan untuk membantu mengobati infeksi serius yang disebabkan oleh beberapa jenis bakteri anaerob atau bisa juga disebut dengan bakteri aerob gram positif yang lebih rentan. Anerocid diproduksi oleh pabrik Ferron Pharma dan masuk ke dalam golongan obat yang harus diminum atau dikonsumsi sesuai dengan resep yang sudah diberikan oleh dokter. Tanpa resep dokter, anda tidak boleh mengonsumsi Anerocid karena tindakan tersebut ilegal.

Di dalam Anerocid, terdapat zat Clindamycin yang merupakan jenis antibiotik golongan lincosamida semisintetik yang kebanyakan memiliki sifat bakteriostatik.

Kandungan Anerocid 

Anerocid mengandung obat berjenis antibiotik dengan nama Clindamycin yang biasanya digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi serius yang penyebabnya sendiri adalah bakteri anaerob atau bakteri anerob gram positif yang rentan. Clindamycin digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan, jaringan lunak dan infeksi kulit, spetikemia, infeksi ginekologis, infeksi saluran pencernaan, infeksi tulang dan persendian, infeksi mulu, membantu terapi toksoplasmik ensefalitis pada pasien yang menderita AIDS dengan kombinasi bersama pirimetamin. Antibiotik jenis ini juga dapat dijadikan pilihan apabila pasien memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik jenis penicillin.

Clindamycin adalah salah satu jenis obat antibiotik yang masuk ke dalam golongan lincosamida semisintetik yang memiliki sifer bakteriostatik namun memungkinkan juga memiliki sifat bakterisidal, bergantung dengan konsentrasi obat didalamnya, lokasi area ineksi dan organisme yang menginfeksinya. Mekanisme aksi antibiotik macam ini adalah dengan cara melakukan penghambatan proses sintesis protein bakteri dengan mengikat secara reversibel subunit ribosom 50S, yang akibatnya reaksi transpeptidasi akan terhalang atau translokasi organisme yang rentan dan mampu mengakibatkan terhambatnya perkembangan sel.

Fungsi Anerocid 

Anerocid memiliki beberapa indikasi yang dapat membantu penderitanya mengobati infeksi serius yang penyebabnya adalah bakteri anaerob atau bakteri aerob gram positif yang rentan. Berikut dibawah ini penjelasan lebih detail terkait indikasi detail dari Anerocid :

  • Bakteri strain Streptococci: Merupakan salah satu bakteri yang mampu menimbulkan adanya infeksi saluran pernapasan, infeksi pada kulit dan jaringan lunak yang tergolong serius dan berbahaya.
  • Bakteri anaerob: Merupakan salah satu jenis bakteri yang mampu menyebabkan infeksi saluran pernafasan serius seperti emfisema, abses paru-paru, dan pneumonitis anaerob, infeksi bagian kulit dan jaringan yang bersifat serius seperti septisemia, infeksi intra-abdomen seperti peritonitis dan abses intra abdomen yang biasanya berasal dari organisme anaerob yang sudah lama berada di saluran pencernaan normal, infeksi panggul pada penderita wanita, dan saluran genital seperti endometritis, abses tubo-ovarium nongonococcal, selulitis pelvis dan infeksi kista vagina pasca operasi.
  • Pneumococci: Yaitu bakteri yang mampu menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan yang serius.
  • Staphylococci: Yaitu bakteri yang mampu menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan, infeksi pada aera kulit dan jaringan lunak yang serius dan berbahaya.

Dosis Penggunaan Anerocid 

Dalam pemberian dosis dari Anerocid, obat ini dapat dikonsumsi dengan aturan berikut ini:

  • Untuk dosis dewasa dengan masalah infeksi serius, penderita dapat mengonsumsi sebanyak 150-300 mg setiap 6 jam sekali.
  • Untuk dosis dewasa dengan masalah infeksi yang lebih serius, penderita dapat mengonsumsi sebanyak 300-45- mg setiap6 jam sekali.

Perlu diingat, dalam mengonsumsi Anerocid, penderita harus meminumnya dengan segelas air, bukan dihancurkan atau dikunyah.

Efek Samping Anerocid 

Dalam menggunakan Anerocid, tentu saja terdapat beberapa efek samping yang mungkin dirasakan oleh penggunanya baik satu efek samping maupun beberapa efek samping sekaligus. Berikut ini macam efek samping Anerocid:

  • Anerocid biasanya memberikan efek samping yang umum seperti:
    • Diare
    • Nyeri abdomen
    • Gangguan pada tes fungsi hati
    • Pseudomembran
    • Ruam makulopapular
  • Penderita dapat mengalami hipotensi atau darah rendah
  • Penderita dapat merasakan mual dan muntah
  • Penderita memugkinkan mengalami urtikaria, eritema multiforme, poliartritis, dan pruritus.
  • Penderita dapat mengalami eosinofilia, dysgeusia, dan cardiorespiratory arrest.
  • Penderita juga dapat merasakan neutropenia, trombositopenia
  • Penderita memungkinkan mengalami agranulositosis, leukopenia dan reaksi anafilaktik.
  • Penderita dapat bereaksi terhadap penderita esofagitis, ulkus esofagus, ikterus, nekrolisis epidermal toksis, sindroma Steven Johnson, eoshiphilia and systemic symptoms atau DRESS, dermatitis eksfoliatif, dermatitis bulosa, infeksi vagina, dan Acute Generalised Exanthematous Pustulosis atau AGEP.
  • Penderita dapat mengalami Clostridium difficile-associated diarrhea atau CDAD atau klitis pseudomembran serta nekrolisis epidermal toksik.

Apabila penderit mengalami salah satu atau beberapa efek samping sekaligus dan tak kunjung membaik, harap segera menghubungi dokter terdekat untuk dapat diberikan pertolongan pertama dan perawatan yang tepat agar efek samping tersebut tidak semakin parah dan membahayan keselatan penderita.

Kontraindikasi Anerocid 

Kontraindikasi dari Anerocid diantaranya:

  • Tidak diperkenankan untuk diberikan kepada penderita yang memiliki riwayat hipersensitivitas atau alergi terhadap obat Clindamycin hydrochloride atau lincomycin

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan

Dalam mengonsumsi Anerocid, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dengan baik dan cermat, diantaranya:

  1. Segala jenis obat antibiotik termasuk obat Anerocid dapat menyebabkan perubahan terhadap flora normal usus besar yang nantinya menyebabkan pertumbuhan berlebih di Clostridium difficile. Hal ini menjadi sangat rentan dan mampu menyebabkan diare, mulai diare yang ringan hingga diare sampai kolitis fatal. Maka dari itu, penggunaan  harus benar-benar ditujukan untuk mengobati kasis infeksi serius yang sudah ditetapkan sebelumnya. Sebelum menggunakan antibiotik Anerocid, dapat dipertimbangkan untuk menggunakan antibiotik alternatif lain seperti Erythomycin. Namun, apabila diare terjadi, harus dihindari penggunaan obat diare dan hubungi dokter secepatnya.
  2. Segala jenis antibiotik termasuk Anerocid tidak dibenarkan untuk digunakan kepada pasien yang menderita infeksi non bakteri seperti kebanyakan infeksi saluran pernafasan bagian atas. Karena infeksi saluran pernafasan bagian atas umumnya penyebabnya adalah virus dan antibiotik tidak mampu membunuh virus.
  3. Pasien yang memiliki riwayat atau sedang mengalami gastrointestinal terutama kilitis harus berhati-hati dalam menggunakan obat Anerocid .
  4. Jika akan dilakukan penurunan dosis kepada penderita dengan gangguan hati dan ginjal, pertimbangkan dengan baik. Karena, pada pasien jenis ini, kadar dalam plasma dapat meningkat dan jika antibiotik ini digunakan dalam jangka yang panjang, utamakan untuk melakukan tes fungsi hati dan ginjal secara berkala dan terpantau.
  5. Penggunaan Anerocid  pada penderita yang berusia lanjut atau lansia harus dilakukan secara hati-hati. Awas dan lakukan monitoring secara cermat untuk mengamati perubahan frekuensi usus.
  6. Dalam menggunakan Anerocid  pada individu atopik atau orang yang menunjukkan suatu bentuk alerfi dimana reaksi hipersensitivitas seperti dematitis atau asma dapat terjadi di bagian tubuh yang tidak disentuh oleh alergen, berikan dengan hati-hati dan awasi dengan baik. 
  7. Menggunakan Anerocid mampu menyebabkan tumbuhnya organisme nonsusceptible seperti ragi secara berlebihan. Jika penderita sudah terinfeksi, harap segera menghubingi dokter.
  8. Anerocid tidak mampu didistribusikan secara memadai ke caira serebrospinal pada otak, maka dari itu obat antibioatik ini tidak boleh digunakan oleh penderita yang sedang menjalani pengobatan meningitis.
  9. Anerocid dapat diekskresikan dalam ASI maka dari itu, penggunaan Anerocid  pada wanita menyusui perlu dipertimbangkan dengan baik dan diberitahukan kepada peggunanya karena mampu memberikan efek yang buruk pada dokter.
  10. Pantau dengan baik dan ketat terhadap fungsi sistem organ apabila Anerocid  diberikan kepada bayi.

Anerocid Untuk Wanita Hamil

Badan pengawas obat dan makanan Amerika serikat telah melakukan penelitian dengan memberikan Anerocid kepada hewan dan tidak menunjukkan bahwa pemberian Anerocid mampu menimbulkan efek samping yang buruk dan menganggu janin. Namun, hingga saat ini belum ada studi yang memadai dan menjelaskan bahwa penggunaan Anerocid untuk wanita hamil terbilang aman. Maka dari itu, konsultasikan penggunaan Anerocid kepada dokter terlebih dahulu.

fbWhatsappTwitterLinkedIn