Kanker usus besar atau disebut juga dengan kanker kolon adalah jenis penyakit kanker yang menyerang usus besar atau bagian terakhir dari sistem pencernaan manusia. Penyakit ini dapat terjadi pada segala usia baik anak-anak, remaja bahkan orang tua lanjut usia. Namun dari semua kasus kanker usus besar yang ada, sekitar 90% penderitanya adalah orang tua lanjut usia yang berumur lebih dari 60 tahun.
Pengobatan penyakit kanker biasanya dilakukan dengan dua acara yakni kemoterapi dan radioterapi. Perbedaan kemoterapi dan radioterapi terletak pada bahan atau media yang digunakan. Pengobatan dengan kemoterapi menggunakan zat kimia, sedangkan radioterapi dengan menggunakan radiasi dari energi radioaktif.Actatecan adalah obat yang berfungsi mengobati penyakit kanker usus besar dan kanker paru-paru kecil.
Actatecan terdiri dari komposisi utama yaitu irinotecan yang merupakan zat antineoplastik golongan inhibitor topoisomerase I serta turunan dari senyawa alami camptothecin. Irinotecan termasuk dalam golongan obat-obatan yang mengandung zat antineoplastik yaitu obat yang mencegah, membunuh, dan menghambat pertumbuhan serta penyebaran sel kanker. Irinotecan masih termasuk dalam golongan inhibitor topoisomerase yakni sejenis obat kemoterapi yang bekerja dengan cara menghambat enzim topoisomerase. Actatecan merupakan obat yang diproduksi oleh PT. Actavis Indonesia.
Fungsi Obat
Fungsi utama dari actatecan adalah untuk mengobati penyakit kanker usus besar stadium lanjut. Namun penggunaan obat ini harus dikombinasikan dengan obat kemoterapi lainnya. Pengkombinasian obat actatecan ini dengan obat-obatan kemoterapi lainnya dikenal dengan istilah rejimen FOLFIRI yang terdiri atas gabungan infusional 5-fluorouracil, leucovorin dan irinotecan serta rejimen XELIRI yang terdiri dari capecitabine dan irinotecan.
Dosis Obat
Actatecan terdiri dari kemasan Vial 5 mL conc 20 mg/mL yang mengandung zat aktif irinotecan HCl trihydrate sebesar 20mg/mL. Adapun dosis yang dianjurkan untuk penggunaan altatecan berdasarkan penyakit yang diderita oleh masing-masing pasien adalah sebagai berikut :
- Dosis pertama : 180 mg/m2 selama 30-90 menit setiap 2 minggu sekali (dikombinasikan dengan 5-fluorouracil dan folinic acid)
- Dosis lanjutan : 350 mg/m2 selama 30-90 menit setiap 3 minggu sekali sebagai monoterapi
- Pasien dengan kondisi kadar bilirubin ≤ 1,5 x ULN : 350 mg/m2
- Pasien dengan kondisi kadar bilirubin 1,5 – 3 x ULN : 200 mg/m2
Sementara jika terjadi penurunan fungsi hati setelah mengkonsumsi obat ini maka dosis yang ada perlu dikurangi.
Efek Samping
- Efek samping yang tergolong sering terjadi ketika mengkonsumsi obat ini adalah diare berat.
- Obat ini dapat menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi yang hebat ketika terkena efek samping berupa diare berat.
- Obat ini dapat menyebabkan terjadinya penekanan sistem kekebalan yang ekstrim. Hal ini ditandai dengan terjadinya penurunan jumlah sel darah putih secara drastic terutama neutrophil. Ketika hal ini terjadi pasien akan mengalami neutropenia yaitu kondisi dimana menurunnya jumlah sel darah putih neutrophil secara klinis dan signifikan dalam darah.
- Obat ini dapat menyebabkan kehilangan nafsu makan, mual dan muntah.
- Altatecan dapat menyebabkan terjadinya kerontokan rambut, namun keadaan akan membaik dan pertumbuhan rambut akan normal kembali setelah perawatan selesai.
- Altatecan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada paru-paru seperti masalah pernafasan, sesak nafas, dan batuk.
- Obat ini dapat menyebabkan terjadinya gejala kehilangan cairan atau eleltrolit seperti kantuk yang tidak biasa, mulut kering, jarang buang air kecil, lemas, tekanan darah rendah, nyeri otot atau kram, kelemahan otot, denyut jantung cepat, sering haus, gelisah.
Tak banyak diketahui ternyata pengobatan kanker dengan kemoterapi dan radioterapi memiliki efek samping bagi kesehatan. Alergi kulit, kerontokan rambut, bahkan kemandulan merupakan efek samping radioterapi. Sedangkan efek samping kemoterapi diantaranya seperti supresi sumsum tulang, gangguan kulit, gangguan organ seksual, pendarahan, anemia, flu akut dan lain sebagainya.
Kontraindikasi
- Actatecan dilarang bagi pasien yang memiliki riwayat hipersensitifitas atau alergi terhadap obat-obatan yang mengandung zat aktif irinotecan.
- Obat ini juga dilarang penggunaannya bagi pasien yang menderita penyakit radang usus dan obstruksi usus.
- Obat ini dilarang dikonsumsi oleh pasien yang menderita gangguan hati parah.
- Obat ini dilarang dikonsumsi oleh pasien yang menderita penyakit bilirubin level >3 x ULN.
- Obat ini dilarang dikonsumsi oleh pasien yang menderita penyakit gagal sumsum tulang yang parah.
- Actatecan tidak dianjurkan digunakan oleh wanita hamil dan ibu menyusui
Perhatian
- Actatecan dapat menyebabkan menurunnya kemampuan sumsum tulang yang bertugas untuk membuat sel darah yang dibutuhkan oleh tubuh. Kondisi ini akan mengakibatkan terjadinya masalah pendarahan dan infeksi serius serta fatal.
- Segera hubungi dokter apabila pasien yang mengkonsumsi obat ini tiba-tiba mengalami gejala infeksi (seperti demam, kedinginan, sakit tenggorokan), pendarahan yang tidak biasa, kelelahan yang tidak biasa.
- Pasien yang mengkonsumsi obat ini dianjurkan untuk meminum banyak air putih serta cairan lainnya.
- Keluhan berupa diare ketika mengkonsumsi obat ini dapat menyebabkan infeksi, dehidrasi, masalah elektrolit. Segera temui hubungi dokter terkait ketika hal ini terjadi.
- Actatecan juga digunakan sebagai infus oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
- Actatecan dapat menyebabkan kantuk dan pusing, maka tidak dianjurkan untuk melakukan aktifitas yang memerlukan konsentrasi tinggi setelah mengkonsumsi obat ini seperti mengemudi mobil dan mengoperasikan mesin.
- Actatecan memiliki dampak efek samping yang lebih buruk bagi pengguna alkohol. Maka hentikan kebiasaan minum alkohol ketika anda harus mengkonsumsi obat ini.
- Apabila terjadi pembengkakan di area bekas suntikan, dapat mengoleskan es untuk menghilangkannya.
- Fungsi kandungan irinotecan pada altatecan adalah untuk menurunkan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu,dilarang mengkombinasikan penggunaan obat ini dengan vaksin hidup.
- Hindari kontak langsung denga pasien yang mendapatkan vaksin hidup.
- Hindari kontak langsung dengan penderita flu atau infeksi karena penderita flu mendapatkan pengobatan dengan vaksin hidup.
- Altatecan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada paru-paru seperti masalah pernafasan, sesak nafas, dan batuk.
- Segera hubungi dokter terkait bila ditemukan adanya gejala-gejala kehilangan cairan elektrolit ketika menggunakan obat ini.
- Perlu dilakukan sebuah tes laboratorium ketika menggunakan obat ini. Hal ini bertujuan untuk memonitoring efek samping yang ditimbulkan serta kondisi perkembangan kondisi pasien seperti jumlah sel darah putih, hemoglobin, dan jumlah trombosit.
- Harap berhati-hati dan dilakukan pengawasan intensif bagi pasien usia lanjut ketika menggunakan obat ini karena kondisi tubuh pasien lanjut usia lebih sensitive untuk mendapatkan efek samping dari obat ini terutama efek samping berupa diare.
- Keamanan penggunaan obat ini pada anak-anak belum terkonfirmasi, harap berhati-hati apabiladiberikan kepada pasien yang masih anak-anak.
- Tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi altatecan bersamaan dengan obat-obatan diuretik atau obat pencahar karena dapat meningkatkan efek samping berupa dehidrasi akibat muntah atau diare.
- Tidak dianjurkan digunakan bersamaan dengan obat yang mengandung zat aktif proklorperazin karena dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya akathisia (perasaan dan gerakan gelisah).
- Tidak dianjurkan dikonsumsi bersamaan dengan obat yang mengandung dexamethasone sebagai profilaksis antiemetik karena dapat meningkatkan limfositopenia (suatu kelainan dimana jumlah sel limfosit rendah) dan hiperglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah lebih tinggi dari nilai normal yakni 70-100mg/dL).
Untuk menghilang suatu penyakit terutama kanker, tidak hanya sebatas melakukan pengobatan. Ada beberapa hal yang harus tetap dijaga dan dilakukan ketika telah selesai melakukan sebuah pengobatan, contoh utamanya adalah menjaga makanan. Terdapat beberapa jenis makanan yang harus dihindari karena termasuk dalam daftar pantangan makanan setelah kemoterapi seperti sayuran mentah, alkohol, makanan tinggi lemak, makanan yang diawetkan, makanan berminyak, makanan yang dibakar, daging, jeruk, makanan pedas, makanan yang mengandung MSG, garam, makanan tinggi protein dan minuman yang bersoda.
Dewasa ini, MSG atau monosodium glutamate mendapatkan perhatian lebih karena bahaya buruk yang dimilikinya. MSG banyak terdapat dalam makanan instan dan seperti diketahui bahwa makanan instan berbahaya bagi tubuh. Munculnya penyakit kanker adalah salah satu bahaya makanan instan yang telah banyak memakan korban.