Setelah seorang ibu melahirkan, secara alami hormon dalam tubuhnya akan merangsang kelenjar susu untuk menghasilkan asi. Namun, pada sebagian ibu merasa kesulitan untuk menyusui bayinya karena asinya tak kunjung keluar. Atau bisa jadi, di awal dapat menyusui namun setelah 2-3 bulan asi tidak lagi keluar.
Tentu ini menjadi masalah karena bayi semestinya bayi hanya mendapatkan asupan nutrisi dari asi ibunya. Lalu apa yang menyebabkan asi ibu tidak keluar? Berikut alasan yang perlu diketahui agar bisa menemukan solusi untuk merangsang asi keluar kembali.
- Kurangnya Stimulasi Menyusui
Saat asi ibu tidak mau keluar, tetaplah berusaha untuk menyusui si kecil. Isapan sang bayi akan merangsang kelenjar susu untuk memproduksi susu sehingga secara perlahan asi akan keluar. Setidaknya, susui bayi selama 20 menit pada setiap payudara sebagai bagian dari stimulasi terhadap kelenjar susu.
2. Efek Kafein dan Rokok
Jika ibu sedang dalam masa menyusui, sebaiknya hindari minuman yang mengandung kafein seperti teh dan kopi. Efek bahaya kafein bagi tubuh tidak hanya berdampak pada produksi asi, namun juga menghambat penyerapan zat besi di usus dan hal ini dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Selain itu, paparan asap rokok juga sebaiknya dihindari, agar zat berbahaya dari rokok yang menurunkan jumlah asi tidak terhirup oleh ibu.
3. Stres dan Kelelahan
Hal yang wajar memang jika seorang ibu yang baru melahirkan dan sedang masa menyusui sering merasa stres dan mudah lelah. Tekanan dan beban pikiran yang dialami ibu dapat mempengaruhi hormon di dalam tubuh sehingga produksi asi juga ikut terganggu. Selain itu perubahan hidup yang terjadi pasca melahirkan memberikan kelelahan tersendiri yang tentu saja turut mempengaruhi jumlah asi yang dikeluarkan ibu.
4. Mengkonsumsi Obat dan Pil KB
Beberapa jenis obat ternyata dapat menghambat kelenjar susu memproduksi asi, karena itu ibu menyusui tidak boleh minum obat sembarangan tanpa izin dokter. Beberapa jenis obat yang sebaiknya dihindari yaitu dekongestan, diuretik dan antihistamin. Selain itu, pil KB pun juga memiliki dampak yang sama sehingga perlu dikonsultasikan terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
5. Menjalani Diet
Hampir semua wanita akan segera menjalani program diet sehabis melahirkan, karena umumnya tubuh ibu akan mengembang saat hamil. Nah, pola diet yang salah dapat menyebabkan ibu kekurangan nutrisi sehingga berpengaruh terhadap kuantitas asi. Ditambah lagi jika ibu hamil lagi saat masih menyusui, maka kondisi tersebut akan mepengaruhi perubahan hormon dan berdampak ke asi. Semestinya, ibu yang sedang menyusui perlu makan yang banyak dengan gizi seimbang, juga memiliki mood yang bagus sehingga produksi asi dapat berlangsung lebih lancar.
Penyebab asi berkurang di atas sebaiknya dipahami dengan baik tidak hanya oleh ibu yang sedang menyusui, namun juga anggota keluarga lain agar bisa mendukung sang ibu. Karena dukungan keluarga akan membuat ibu selalu berpikir positif dan ini sangat baik dalam merangsang produksi asi.