Pria Ini Nyaris Kehilangan Nyawa Karena Menggaruk Gigitan Nyamuk Keras-keras

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Begitu digigit nyamuk, bentol dan rasa gatalnya bisa bikin tak nyaman memang, entah itu saat kita sedang beraktivitas atau sedang tidur. Walaupun wajar, sebenarnya gigitan nyamuk tidak membahayakan bagi kita selain menimbulkan ketidaknyamanan. Hanya saja, terkadang justru karena masalah menggaruklah justru jadi berakibat buruk bagi kesehatan.

Seorang pria berusia 67 tahun memiliki kasus berbeda dari normalnya orang-orang yang digigit nyamuk, ini karena ia hampir saja meninggal padahal hanya berawal dari gigitan nyamuk. Gigitan nyamuk yang ia alami tepat pada waktu ia sedang berlibur dan tengah tidur. Pria yang diketahui bernama Hu ini dilansir dari World of Buzz saat tidur tak sadar menggaruk gigitan nyamuk tersebut keras-keras di bagian wajahnya.

Bukannya lebih nyaman karena sudah digaruk, alhasil hasil garukan terlalu keras tadi malah memicu pembengkakan di wajahnya yang ia sadari tepat saat ia bangun tidur. Meski begitu, ia tak memikirkan hal tersebut dan mengabaikannya. 3 hari setelahnya, pembengkakan di wajah Hu makin luar biasa sampai mengeluarkan nanah dari bekas gigitan nyamuk tadi.

Karena bengkak memburuk sampai ia tak mampu membuka mata, hidung dan mulut bahkan bengkak di satu sisi saja, ia memilih untuk mengunjungi dokter untuk memberiksakannya. Dokter kemudian menjumpai adanya luka dengan panjang 5 cm pada wajahnya berikut bengkak di mana penyebab utama adalah infeksi luka akibat gigitan nyamuk.

Kondisi ini adalah yang disebut dengan nekrosis atau infeksi serius yang dapat menjadi sepsi saat tak mendapatkan pengobatan yang tepat. Kira-kira faktor apa saja yang dapat memicu timbulnya nekrosis ini?

  • Faktor internal – Hal ini dapat terjadi karena kelumpuhan sel saraf, cedera, kurangnya nutrisi dari kerusakan saraf pada bagian-bagian yang terkena, hingga lipase (enzim pankreas) yang menyebabkan nekrosis lemak.
  • Faktor eksternal – Hal ini dapat terjadi karena kerusakan pembuluh darah sehingga fungsi sel normal berubah akibat suplai darah pada jaringan terkait terhambat dan berkurang. Efek termal pun perlu diwaspadai serta trauma mekanik (fisik yang mengalami kerusakan lalu memicu kerusakan seluler).

Untuk mengobati kasus nekrosis, penting untuk mengetahui lebih dulu penyebab nekrosis agar pengobatan bisa disesuaikan. Berikut diketahui sebagai pengobatan paling umum nekrosis seperti yang dialami oleh pria bernama Hu tadi.

  • Obat-obatan – Obat anti-inflamasi/obat antiradang serta obat antibiotik adalah yang paling tepat untuk mengobati nekrosis di mana trauma fisik dan luka bakar kimia adalah penyebabnya. Hal ini agar infeksi bakteri serta peradangan dapat dicegah dengan baik.
  • Debridement – Metode bedah atau non-bedah untuk menghilangkan jaringan mati ini ditentukan oleh tingkat keparahan nekrosis. Dalam pengangkatan jaringan mati, ada sebagian kecil kulit yang harus dipotong, atau ada pula kasud di mana amputasi harus dilakukan pada anggota tubuh yang terkena.
  • Antioksidan – Saat pasokan darah terhambat menuju jaringan yang menjadi penyebab hipoksia, biasanya untuk kasus iskemia seperti ini akan dilakukan pemberian antioksidan.
  • Obat anti-racun – Ketika nekrosis disebabkan oleh gigitan ular (ular berbisa), anti-racun diperlukan oleh pasien supaya racun tidak menyebar. Kemungkinan besar dokter pun akan memberikan antibiotik agar infeksi bisa diminimalisir.

Pada kasus Hu, sang dokter memberi saran agar setiap kali menggaruk gigitan nyamuk bisa secara hati-hati, apalagi di area wajah karena infeksi mudah menyerang. Terlebih di cuaca yang panas justru meningkatkan risiko infeksi saat luka terbuka terjadi akibat garukan yang terlalu keras.

fbWhatsappTwitterLinkedIn