Seorang wanita berusia 42 tahun bernama Rachel Palma awalnya dikabarkan memiliki daya ingat yang menurun khususnya dalam ingatan tentang kata-kata. Bahkan barang apapun yang ia pegang sering dan jadi mudah jatuh dari tangannya. Inilah mulanya kenapa kemudian Palma memutuskan memeriksakan diri ke dokter karena curiga akan kondisinya yang tak wajar tersebut.
Menurut hasil pemeriksaan dan menurut apa yang dilihat sang dokter, ada lesi yang tak biasa terletak pada otak wanita ini. Dr Jonathan Rasouli dokter yang menangani Palma dari Mount Sinai Health System mengatakan bahwa perkiraan awalnya itu adalah sejenis tumor. Ya, tumor adalah pertanda kanker yang bisa berkembang nantinya dan berisiko mengganas.
Karena sang dokter khawatir kalau lesi tersebut merupakan bakal kanker, ia memberi tahu pasiennya kalau hasil diagnosa merujuk pada tumor otak ganas. Palma pun harus menempuh operasi yang bertujuan untuk mengangkat lesi yang ada di otaknya.
Ternyata setelah dari prosedur operasi yang dilaksanakan, hasilnya berbeda dari perkiraan dan hasil diagnosa sebelumnya. Lesi tersebut adalah telur cacing pita dan bukannya tumor otak sehingga membuat Palma senang sekaligus lega karenanya. Meski sebenarnya mengetahui adanya telur cacing pita ada di dalam otak adalah hal yang mengerikan, sang dokter pun mengatakan untung itu adalah telur cacing pita ketimbang tumor otak ganas betulan.
Sebelum kasus Palma ini, pernah ada kabar otak dipenuhi cacing pita, nyawa remaja tak tertolong. Remaja ini meninggal dunia walau sudah sempat ditangani oleh pihak medis; sebabnya adalah telur sudah menetas dan larva cacing berkembang yang semula ada di usus menjalar hingga ke otak dan bagian tubuh lain.
Ketika telur cacing pita meretas, ada risiko ini menjadi infeksi nantinya di mana pemberian obat apapun tak akan lagi mempan dan efektif untuk menyembuhkan penyakit infeksi tersebut. Selalu perhatikan apapun yang Anda konsumsi, daging setengah matang atau bahkan daging mentah sebaiknya dihindari karena makanan-makanan seperti inilah yang berisiko besar memicu timbulnya parasit, cacing maupun mikroorganisme lainnya pada tubuh.