8 Terapi Untuk Anak Autis yang Perlu Dilakukan Secara Berkala

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Terapi untuk anak autis bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Anda bisa berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu bila berencana memberikan terapi pada anak yang sedang menderita autis. Berikut ini beberapa macam terapi untuk anak autis yang bisa diberikan secara berkala pada penderita untuk mempercepat pemulihannya.

1. Terapi Perilaku Kognitif

Terapi jenis ini tentunya dapat membantu penderita autisme dalam mengatasi berbagai emosi yang dimilikinya. Terapi ini sering kali juga disebut dengan istilah terapi CBT. terapi perilaku kognitif sering kali diberikan pada penderita autis dengan tujuan untuk mengatasi berbagai perasaan negatif yang bisa saja muncul dalam diri penderita autis. Penderita autis diharapkan agar dapat menjalani terapi jenis ini sehingga dapat menghadapi situasi sosial yang harus dihadapinya.

Dalam terapi ini tentu saja penderita autis akan diajarkan untuk mengubah pemikirannya. Sehingga pemikiran yang selama ini muncul dan membuat perilakunya menjadi aneh itu akan dilatih dan selanjutnya diharapkan agar perilaku tersebut dapat berubah. Dengan demikian maka penderita autis dapat berperilaku normal. Terapi perilaku kognitif ini pada dasarnya dilakukan dengan berdasar pada kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh penderita autis.

2. Terapi Edukasi

Terapi yang satu ini tentu saja juga akan disarankan oleh dokter atau tim medis agar dapat diikuti oleh penderita autis. Pada dasarnya terapi edukasi dapat digunakan untuk membantu penderita autis dalam mengatasi berbagai kelemahan yang dimilikinya. Dalam hal ini maka penderita autis akan secara terus-menerus dilatih untuk mengasah ketrampilan yang dimilikinya. Selain itu penderita autis juga akan dilatih untuk memperbaiki perilakunya sehingga perilakunya bisa menjadi semakin baik dan normal seperti halnya orang pada umumnya.

Kemampuan komunikasi pada penderita autis juga akan terus dilatih dan dikembangkan pada terapi jenis ini. terapi edukasi pada dasarnya memang sengaja dirancang untuk memenuhi setiap hal yang menjadi kebutuhan bagi para penderita autis. Sedangkan untuk pelaksanaan dari terapi jenis ini tentunya akan dipimpin oleh terapis berpengalaman yang akan membimbing para pasiennya dengan baik.

3. Terapi Okupasi

Anak yang menderita gejala autisme tentu saja juga disarankan untuk mengikuti terapi jenis ini. Terapi okupasi pada dasarnya berguna untuk melatih kemandirian anak. Dengan melatih dan mengembangkan kemandiriannya maka penderita autis diharapkan dapat mengurangi ketergantungannya pada orang lain. Pada akhirnya ketergantungan bisa menjadi hilang sehingga anak dapat menjalani kehidupannya dengan normal dan dapat menghadapi setiap situasi dan kondisi yang ada di sekitarnya dengan baik.

Ada banyak hal yang akan diajarkan oleh terapis pada penderita autis dalam terapi okupasi. Misalnya saja anak penderita autis akan diajarkan untuk makan dengan menggunakan alat makan berupa sendok atau alat makan lainnya secara benar. Penderita autis juga akan dilatih untuk melakukan kegiatan sehari-harinya dengan benar. Misalnya saja berpakaian dengan rapi ataupun menjalankan kegiatan harian lainnya. [AdSense-B]

4. Terapi Keluarga

Pada dasarnya terapi tidak hanya diberikan pada anak yang menderita autis saja. Tentunya orang yang berhadapan langsung dengan penderita autis juga butuh latihan atau terapi. Beberapa orang yang perlu menerima jenis terapi ini antara lain keluarga dekat dari penderita autis, pendamping penderita autis, dan bahkan kerabat atau pemerhati yang setiap harinya berhadapan langsung dengan anak penderita autis.

Pada terapi jenis ini tentunya Anda akan diberikan berbagai macam pengajaran dan pelatihan yang dapat digunakan sebagai bekal untuk membantu melatih dan mengembangkan kemampuan dari penderita autis. Anda akan diajarkan untuk berkomunikasi secara tepat dengan penderita autis. Anda juga akan diberi beberapa tips dan trik untuk menangani penderita autis agar dapat membantunya dalam mengembangkan bakat dan kemampuannya.

5. Terapi Fisik

Anak yang menderita penyebab autisme juga seharusnya dianjurkan untuk mengikuti terapi fisik. Terapi ini sebenarnya tak kalah penting dari terapi jenis lainnya. Dalam terapi fisik tentu saja penderita autis akan diberi berbagai macam latihan khusus yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan ototnya. Terapi fisik sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi penderita autis terutama golongan yang termasuk usia anak-anak. Sebab melalui terapi jenis ini maka penderita autis akan diberi beberapa gerakan yang bisa dimanfaatkan untuk melatih dan meningkatkan keseimbangannya.

Terapi fisik juga tentu saja akan membantu pasien yang sedang menderita autis untuk selalu menjaga dan meningkatkan kesehatannya. Caranya yaitu melalui peningkatan kebugaran tubuhnya dengan melakukan berbagai macam aktivitas fisik. Aktivitas fisik tersebut akan diajarkan oleh instruktur atau terapis. Namun aktivitas fisik ini sebaiknya dilakukan secara rutin agar dapat diperoleh hasil yang maksimal. [AdSense-A]

6. Terapi Wicara

Ada pula terapi jenis lainnya yang seharusnya diberikan pada penderita autis sejak dini. Yaitu terapi wicara yang berguna untuk melatih dan meningkatkan kemampuan dari penderita autis dalam berbahasa dan berbicara. Bila penderita autis memiliki kemampuan berbahasa yang baik maka komunikasi antara penderita autis dengan orang-orang di sekitarnya dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Umumnya penderita autis memang seringkali mengucapkan kata-kata atau kalimat yang tidak mengandung makna. Hal ini tentu saja akan mengganggu arus komunikasi bagi penderita autis tersebut. Dalam terapi wicara ini maka penderita autis akan dilatih untuk mengartikan berbagai macam gerak-gerik tubuh serta mengenal berbagai macam ekspresi wajah. Sehingga penderita autis nantinya diharapkan agar dapat meningkatkan komunikasinya.

7. Terapi Makanan

Makanan menjadi hal penting yang juga perlu untuk diperhatikan. Pola makan dari penderita autis tentu saja diharapkan selalu sehat. Artinya makanan yang dikonsumsi oleh penderita autis sudah seharusnya mengandung gizi dan nutrisi tinggi. Dengan mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi maka diharapkan agar tumbuh kembang anak penderita autis dapat berjalan secara lebih baik.

Makanan bergizi tinggi tentu saja diperlukan untuk mendukung kondisi dan proses pemulihannya. Anak yang sedang menderita komplikasi autisme tidak seharusnya dibiarkan mengonsumsi makanan tidak sehat seperti junk food. Sebaliknya berikan makanan yang mengandung gizi seimbang untuk mendukung kinerja organ-organ tubuhnya sehingga perkembangan anak semakin hari bisa semakin baik.

8. Terapi Obat

Beberapa jenis obat bisa saja dijadikan sebagai resep oleh beberapa dokter untuk mengatasi berbagai gejala dan masalah yang dihadapi oleh penderita autisme. Namun konsumsi obat harus dilakukan di bawah pengawasan dokter.

Konsumsi obat tidak boleh dilakukan secara bebas agar pasien tidak sampai mengalami kelebihan dosis. Beberapa jenis obat yang biasanya diberikan pada penderita autis antara lain obat SRRI, obat antipsikotik, dan obat trisiklik. Obat-obat tersebut harus dikonsumsi dengan hati-hati dan tidak boleh dilakukan secara bebas.

Konsumsi obat tersebut sudah seharusnya dilakukan dengan benar agar tidak sampai terjadi kesalahan dosis yang bisa menimbulkan efek samping berbahaya bagi orang yang mengonsumsinya.

Terapi untuk anak autis tentu saja akan memberikan hasil yang maksimal jika dijalankan secara rutin dan berkala sesuai dengan anjuran dokter atau terapis. Oleh sebab itu sebaiknya selalu diperhatikan pemberiannya dengan seksama. Sehingga kondisi anak penderita bahaya autisme dapat segera dipulihkan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn