10 Perawatan Autisme Paling Efektif dan Patut Dicoba

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Perawatan autisme perlu diperhatikan dengan benar. Demikian pula langkah dan cara dari tiap perawatan yang dilakukan pada penderita autisme. Berikut ini beberapa jenis perawatan autisme.

1. Terapi CBT

Terapi CBT juga seringkali disebut dengan terapi perilaku kognitif. Terapi ini dapat membantu penderita autisme dalam mengatasi emosi. Terapi jenis ini seringkali diberikan pada penderita autisme untuk mengatasi perasaan cemas yang seringkali timbul dalam dirinya. Dengan demikian maka penderita autisme dapat menghadapi situasi sosial di sekitarnya dengan baik.

Pada terapi ini tentunya penderita autisme akan diajarkan dan dilatih untuk menentukan serta mengubah segala pemikirannya yang selama ini telah membuat perilakunya menjadi aneh dan terkesan bermasalah bagi orang lain di sekitarnya. Terapi jenis ini dilakukan dengan didasarkan pada kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing penderita autisme.

2. Terapi Edukasi

Tim edukasi juga disarankan untuk dijalani atau diikuti oleh penderita autisme. Sebab terapi jenis ini dapat berguna untuk membantu penderita autisme dalam mengatasi kelemahannya. Pada terapi ini penderita autisme akan dibantu untuk terus mengasah keterampilannya. Selain itu penderita autisme juga akan ditingkatkan perilakunya sehingga menjadi semakin baik. kemampuan penderita autisme dalam berkomunikasi juga akan diasah dan dikembangkan melalui terapi edukasi.

Program yang dijalankan pada terapi jenis ini memang terstruktur dan sengaja dirancang untuk memenuhi setiap apa yang menjadi kebutuhan dari masing-masing penderita autisme. Tentu saja terapi ini akan dipandu dan dipimpin oleh tim spesialis yang akan membimbing para pasiennya dengan baik.

3. Terapi Okupasi

Terapi okupasi pada dasarnya bertujuan untuk melatih penderita autisme dalam melakukan dan menyelesaikan tugas dan kegiatan sehari-harinya dengan baik. Pada terapi okupasi maka penderita autisme akan diajarkan untuk memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya. Penderita autisme akan dilatih untuk melakukan kegiatan hariannya dengan baik.

Misalnya saja seperti belajar makan dengan menggunakan sendok dan belajar untuk berpakaian dengan benar dan rapi. Dalam hal ini kemampuan penderita autisme akan terus diasah sehingga akan menjadi semakin terbiasa untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. Bila penderita autisme dapat melakukan aktivitas sehari-harinya secara mandiri maka ketergantungannya terhadap orang lain akan semakin berkurang.

4. Terapi Keluarga

Terapi keluarga sebenarnya lebih berfokus pada pelatihan bagi orang tua atau keluarga dari penderita penyebab autisme. Setiap orang yang berhubungan dengan aktivitas sehari-hari dari penderita autisme akan dibimbing dan dilatih agar semakin terbiasa dalam menghadapi penderita autisme. Dalam terapi keluarga inilah setiap keluarga dari penderita autisme akan diajarkan berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk berkomunikasi dengan anggota keluarganya yang menderita autisme.

Selain itu keluarga dari penderita autisme juga akan diberi beberapa cara yang sekiranya dapat dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan penderita autisme. Selain itu keluarga juga akan diberi pengajaran tentang berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengubah perilaku penderita autisme agar bisa menjadi semakin baik semakin hari. [AdSense-B]

5. Terapi Fisik

Terapi fisik juga cenderung disarankan agar dapat dijalani oleh penderita autisme. Sebab terapi ini memiliki kegunaan yang baik bagi penderita autisme. Terapi fisik terdiri dari berbagai macam latihan khusus yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan ototnya. Terapi fisik juga dapat berguna untuk meningkatkan sistem keseimbangan pada penderita autisme.

Selain itu terapi fisik juga akan membantu pasien penderita autisme untuk meningkatkan kesehatannya sehingga kebugaran tubuhnya pun akan tetap terjaga. Berbagai aktivitas fisik akan diajarkan oleh instruktur atau terapi kepada pasien. Bila aktivitas fisik tersebut dapat dijalankan dengan baik maka penderita autisme tidak akan mengalami gangguan lagi dalam hal pergerakannya.

6. Terapi Wicara

Terapi wicara perlu untuk diikuti oleh penderita autisme. Dengan mengikuti terapi jenis ini maka penderita autisme akan ditingkatkan keterampilannya dalam melakukan komunikasi dengan orang lain di sekitarnya. Beberapa penderita autisme memang memiliki masalah dalam hal komunikasi verbal. Oleh akrena itu diperlukan bantuan yaitu berupa terapi wicara.

Dengan mengikuti terapi wicara maka penderita autisme akan semakin terlatih untuk mengartikan gerak-gerik tubuh. Selain itu penderita autisme juga akan dilatih untuk mengenal berbagai macam ekspresi wajah. Penderita autisme juga akan dibantu agar dapat memberikan penjelasan secara lebih baik lagi. [AdSense-A]

7. Pola Makan Sehat

Pola makan sehat haruslah dimiliki oleh setiap orang. Termasuk pula para penderita gejala autisme yang tentunya sangat memerlukan nutrisi sebagai salah satu langkah perawatan autisme. terkadang banyak dijumpai para penderita autisme yang memilih jenis-jenis makanan tertentu untuk dikonsumsi. Hal ini tentu saja tidak baik bagi kesehatan penderita autisme itu sendiri.

Terlebih lagi biasanya penderita autisme sering kali dihindarkan dari beberapa jenis makanan tertentu agar berbagai gejala tidak sampai kambuh. Maka tak heran apabila banyak penderita autisme yang mengalami kekurangan gizi. Padahal justru penderita autisme memerlukan nutrisi tinggi dari setiap makanan yang dikonsumsinya.

8. Konsumsi Obat-obatan

Konsumsi obat-obatan akan dilakukan oleh penderita autisme yang memang mendapatkan resep obat dari dokter yang menangani perkembangannya. Beberapa jenis obat yang sering kali digunakan untuk melakukan perawatan terhadap kasus autisme antara lain obat SRRI, obat anti psikotik, dan obat trisiklik. Penggunaan obat-obatan jenis tersebut tidak boleh dilakukan secara bebas.

Dengan kata lain pemakaian obat memang harus sesuai dengan resep dari dokter. Konsumsi obat perlu dilakukan dengan benar agar dosis pengobatan tidak sampai mengalami kesalahan. Sebab bila dosis obat berlebihan maka pasien autisme dikhawatirkan akan mengalami efek samping dari obat.

9. Peningkatan Kualitas SDM

Peningkatan kualitas SDM juga berlaku bagi para penderita komplikasi autisme. Setidaknya penderita autisme juga dapat terus dilatih sehingga ketrampilan sosialnya pun akan semakin berkembang. Pelatihan ketrampilan sosial merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas hidup dari penderita autisme. Misalnya saja penderita autisme akan dilatih untuk berinteraksi dengan orang lain.

Penderita autisme juga akan dilatih untuk memberikan respon terhadap orang lain serta membantu orang lain dalam mencari penyelesaian masalah. Yang terutama adalah penderita autisme akan diajarkan untuk menjadi semakin mandiri serta menghasilkan beberapa macam hasil karya sehingga kualitas hidupnya semakin meningkat.

10. Intervensi Dini

Intervensi dini akan mengajarkan para penderita autisme untuk mempelajari berbagai macam ketrampilan dasar. Hal ini antara lain meliputi kegiatan berpikir dan kegiatan membuat keputusan. Selain itu penderita autisme juga akan diajarkan untuk melakukan ketrampilan sosial dengan disertai peningkatan emosional yang semakin baik.

Oleh karena itu diagnosis dan perawatan dini bagi penderita autisme merupakan suatu hal penting yang dapat berguna untuk membantu meringankan dan mengendalikan berbagai macam gejala dari autisme.

Perawatan autisme perlu dilakukan sejak dini. Jika memang Anda dekat dengan salah seorang penderita bahaya autisme maka sebaiknya Anda segera berkonsultasi pada dokter sehingga penanganan terhadap penderita autisme tersebut dapat dilakukan dengan berbagai langkah dan upaya yang tepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn