5 Penanganan Autis Pada Anak Usia Dini Mulai Dari Terapi Hingga Pengarahan Minat

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ada beberapa cara penanganan autis pada anak usia dini. Hal ini karena melakukan penanganan sejak awal tentu akan lebih bermanfaat dan membuahkan hasil daripada jika terlambat mengetahuinya. Apabila diketahui sejak dini, maka ada banyak cara untuk menghindari kondisi autisme ini memburuk. Terutama jika terserang sejak bayi atau balita.

Dengan berbagai macam cara yang sesuai, maka diharapkan kondisi autisme tersebut bisa pulih sebelum anak beranjak dewasa. Sehingga ke depan kehidupannya sehari-hari normal dan terkontrol dengan baik. Adapun bila masih belum paham dengan langkah-langkah penanganan yang tepat, sebaiknya ikuti beberapa informasi berikut mengenai penanganan autis pada anak usia dini.

1. Melakukan Terapi Yang Tepat

Hal yang paling tepat untuk melakukan penanganan tentunya melalui berbagai macam terapi yang dipercaya dapat membantu kondisi fisik maupun psikologis anak autis. Hal ini merupakan salah satu langkah yang penting. Karena autis merupakan kondisi yang masih bisa diarahkan dan diberikan pemahaman secara perlahan. Pada dasarnya anak autis merupakan anak yang acuh terhadap sekitarnya dan memiliki hubungan sosial yang minim.

Dengan melakukan terapi yang sesuai tentu hal ini bisa dilatih sehingga anak dapat mengurangi perilaku autismenya. Salah satunya yaitu melakukan terapi bicara dan terapi perilaku. Dalam terapi tersebut umumnya anak yang menderita autisme akan diarahkan untuk mengungkapkan keinginannya dengan lebih baik termasuk mengungkapkan pendapat pada orang lain dengan cara yang lebih baik pula.

Selain itu ada pula terapi perilaku yang mengajarkan anak penderita autis untuk dapat melakukan sesuatu dengan lebih terarah dan memperhatikan kondisi di sekitarnya lebih dahulu. Dengan cara yang demikian, maka anak yang menderita autisme umumnya akan lembat laun belajar untuk memahami orang lain dan berusaha untuk meninggalkan sifat acuh tak acuh. Selain itu dengan demikian maka perkembangan psikologis anak akan jauh lebih baik dan tidak berbeda dengan anak yang lainnya.

2. Diet Makanan Ketat

Anak yang mengalami autis umumnya memiliki masalah dan tanda-tanda penyakit secara fisik. Oleh sebab itu salah satu langkah terbaik untuk mengatasi kondisi tersebut yaitu dengan jalan melakukan diet makanan secara ketat. Umumnya para penderita autisme akan mengalami masalah atau alergi terhadap pengawet maupun gluten yang umum terkandung dalam berbagai jenis makanan.

Oleh sebab itu cara yang mudah dilakukan yaitu membatasi menu makanan anak dan memastikan asupan yang diterima oleh anak merupakan asupan gizi sehat dan seimbang. Seperti misalnya memperbanyak konsumsi buah dan sayuran. Dalam hal ini juga tetap memilih mana jenis buah atau sayuran yang bisa dikonsumsi berkala dan mana yang pemberiannya dibatasi. Sebagai contoh buah pisang yang umumnya mengandung gluten sehingga pemberiannya dibatasi.

Atau menghalangi anak mengonsumsi makanan berpengawet seperti misalnya mie instant ataupun makanan kaleng. Dengan pemberian makanan yang padat gizi dan nutrisi, maka kondisi anak penderita komplikasi autisme dapat memperbaiki kesehatan fisiknya.

Karena umumnya para penderita autisme yang tidak memperhatikan pola makan akan mudah mengalami sakit kepala dan kemudian dapat membuat kondisi psikologis penderita justru makin parah dan kurang terkontrol. Tentunya hal ini membutuhkan pengawasan yang maksimal dari orang terdekat. Misalnya dari orang tua maupun guru dan tenaga pendamping sehari-hari. [AdSense-B]

3. Konsultasi Pada Tenaga Psikologis

Langkah berikutnya yang bisa dilakukan sebagai cara untuk penanganan autis pada anak usia dini yaitu dengan secara rutin membawa penderita untuk melakukan konsultasi psikologis secara rutin pada pihak yang kompeten. Dalam hal ini jika melakukan konsultasi untuk anak usia dini maka sebaiknya lakukan konsultasi pada dokter anak yang memang kompeten dalam bidang psikologi.

Hal ini untuk membantu agar anak dapat diarahkan dengan baik dan diketahui sisi psikologisnya untuk menghindari kondisi pikiran serta perasaan anak yang kurang baik. Karena sebagai salah satu macam-macam penyakit saraf, gangguan autisme ini memang membuat para penderitanya mengalami pemikiran yang berbeda dan sudut pandang yang tidak sama dengan orang lain yang ada di sekitarnya.

Oleh sebab itu kondisi tersebut bukan untuk dibiarkan begitu saja tetapi membutuhkan bantuan dari pihak terkait termasuk penanganan yang intensif. Seperti halnya melakukan konsultasi psikologis tersebut sehingga jiwa dan pikiran anak menjadi lebih baik secara perlahan.

4. Melakukan Pemeriksaan Berkala

Selanjutnya yang tidak kalah penting untuk dilakukan yaitu rutin melakukan pemeriksaan secara berkala pada dokter yang menangani. Hal ini penting untuk mengukur sudah sejauh mana perkembangan anak yang menderita penyakit autisme tersebut. Dengan melakukan pengukuran berkala dan teratur, maka tentunya kondisi anak membaik atau memburuk dapat terkontrol lebih optimal.

Dengan cara yang demikian maka kondisi autisme pada anak tentu dapat dibantu untuk cepat pulih dan mengarah pada kesembuhan sebelum anak beranjak dewasa. Karena lebih mudah untuk mengarahkan pikiran dan kondisi psikologi penderita gejala autisme ini saat mereka masih berusia dini daripada saat sudah memasuki usia yang lebih dewasa. Sehingga dengan demikian diharapkan anak sudah dapat kembali normal saat belum beranjak dewasa dan tidak mengalami banyak kendala dalam kehidupan sehari-harinya nanti. [AdSense-C]

5. Pengarahan Minat Dan Bakat

Yang terakhir sebaiknya anak yang menderita kondisi autisme diberikan pengarahan dalam hal minat dan bakat yang tepat. Karena sering kali anak dengan kondisi autisme memiliki bakat yang jauh lebih baik dari anak yang lain yang seusianya. Oleh sebab itu memberikan pengarahan yang tepat akan kesukaan dan bakat yang dimiliki oleh anak penderita autisme ini sangat penting.

Terutama jika diarahkan sejak dini maka anak akan lebih menyesuaikan dengan hal tertentu yang dia gemari. Misalnya jika suka melakukan aktivitas seni seperti menggambar atau melukis, maka sebaiknya arahkan sejak kecil untuk memperdalam hobi dan kekuatannya tersebut. Dengan demikian di masa yang akan datang penderita kondisi autisme ini bukan mengalami keterbelakangan atau tertinggal dengan orang lain yang berumur sama, melainkan memiliki nilai lebih dan sanggup hidup secara normal seperti layaknya orang lain yang tidak mengalami gangguan tersebut.

Melalui konsultasi dan pengarahan minat maupun bakat yang tepat juga membantu menolong penderita autisme untuk tetap bermanfaat bagi sekitarnya dan memaksimalkan sumber daya yang dia miliki. Akan tetapi hal ini memang membutuhkan ketekunan serta waktu yang tidak pendek. Sehingga dibutuhkan kesabaran dalam menjalani tahapan dan proses penanganan tersebut.

Itulah beberapa cara untuk penanganan autis pada anak usia dini. Semakin cepat kondisi penyebab autisme ini ditangani, maka tentunya kondisi anak akan jauh lebih cepat pulih dan membaik. Karena pada dasarnya autis ini bisa dilakukan tindakan perawatan intensif yang maksimal sehingga anak bisa pulih seperti sedia kala. Dengan melakukan konsultasi pada pihak yang tepat, maka diharapkan langkah-langkah tersebut dapat maksimal dan membantu pertumbuhan anak yang lebih sehat dan jauh lebih baik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn