7 Cara Menangani Anak Autis Dijamin Pasti Berhasil

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Siapapun pasangan suami istri pasti tidak ingin anaknya mengalami gangguan seperti autisme. Karena itu ada perlunya memahami cara menangani anak autis. Walaupun penyebab autisme pada anak sebaiknya dikenali sejak dini, sejak masa balita atau anak-anak. Penyakit autis sendiri sampai sekarang tidak bisa diketahui penyebab dasarnya.

Beberapa ahli menyebutkan bahwa autis pada anak dapat disebabkan oleh usia ibu yang lebih dari 35 tahun atau masa kandungan yang tidak normal seperti prematur. Kelainan jaringan syaraf bisa menyebabkan anak mengalami gangguan seperti autism.

Psikologis anak autis bisa dikenali dengan beberapa cara. Anak yang mengalami autis umumnya tidak merespon panggilan namanya saat dipanggil oleh orang lain, khususnya orang tuanya. Kecenderungan anak autis saat bermain adalah menata mainan secara berlebih dan membentuk garis lurus.

Anak autis tidak nyaman untuk berinteraksi dengan orang lain dengan memandang mata secara langsung. Anak autis akan menghindari kontak mata dengan lawan bicaranya dan suka melihat ke arah lain. Meski tidak bisa dikenali saat bayi berusia kurang dari 6 bulan, anak autis bisa dikenali gejalanya saat bayi sudah berusia 1 tahun tapi tidak bisa memanggil orang tuanya dengan sebutan mama papa.

Jika pada usia lebih dari 2 tahun tidak bisa berbicara 2 kata, hal ini juga merupakan salah satu ciri-ciri anak autisme yang perlu diperhatikan perkembangannya. Anak autis masih bisa disembuhkan dengan berbagai cara pengobatan dan terapi yang dilakukan secara konsisten guna mengembangkan kemampuan diri anak autis yang membutuhkan perhatian khusus dibanding dengan anak pada umumnya.

Anak autis memang memiliki beberapa kelemahan dibanding dengan anak normal lainnya, akan tetapi anak auti biasanya memiliki kemampuan otak di atas rata-rata. Dengan memperhatikan tumbuh kembang anak autis, maka anak tersebut dapat melakukan pekerjaan anak normal, bahkan kemampuan otak yang di atas rata-rata akan menambah kemampuan anak autis dalam menyelesaikan pekerjaan kelak. Adapun berikut ini beberapa cara menangani anak autis.

1. Terapi Bicara

Terapi bicara bisa dibilang sebagai terapi utama bagi anak autis. Pada umumnya, anak autis mengalami kesusahan dalam melakukan komunikasi kepada orang lain, baik teman, orang tua, maupun lingkungan sekitar. Untuk itu, diperlukan terapi bicara yang bisa mengembangkan kemampuan bicara anak autis saat masih dini.

Pada usia 2 sampai 3 tahun, anak autis mengalami keterbelakangan kemampuan bicara dibanding dengan anak-anak normal pada umumnya. Terapi bicara dilakukan dengan cara paling dasar, dan harus dilakukan secara berkala hingga anak tersebut dapat berbicara dengan lebih baik atau setara dengan anak-anak lainnya.

Pada terapi bicara, trainer akan dengan sabar memberikan rangsangan-rangsangan pada anak untuk memulai kata-kata sebelum merangkai menjadi suatu kalimat. Terapi ini juga dapat memperbaiki tata cara bicara anak dengan benar seperti memandang orang yang diajak bicara.

2. Terapi Biomedik

Terapi biomedik berfungsi untuk mengetahui zat-zat berbahaya yang telah masuk dalam tubuh sehingga mengganggu proses pertumbuhan anak-anak autis. Dengan terapi biomedik, perusakan sistem jaringan tubuh atau sistem lain dalam tubuh dapat dicegah perusakannya oleh karena zat-zat berat yang jahat seperti mineral logam atau sejenisnya. [AdSense-B]

Terapi ini memang tidak semurah terapi-terapi lainnya karena membutuhkan peralatan medis yang mumpuni. Jika biaya bukan menjadi masalah, maka terapi ini cukup layak untuk dilakukan guna mencegah hal-hal buruk yang akan terjadi kelak oleh karena mineral jahat yang ada di dalam tubuh.

3. Terapi Makanan

Terapi makanan sebaiknya dilakukan untuk anak-anak penderita gejala autisme. Terkadang anak autis beraktifitas melebihi anak-anak normal pada umumnya. Perbedaannya dengan anak hiperaktif, anak-anak autis tidak melakukan kegiatan yang sangat cepat akan tetapi kegiatan terus menerus seakan tidak bisa diam.

Untuk itu, pemberian asupan makanan untuk anak autis lebih baik tidak memberikan porsi gula atau karbohidrat secara berlebih. Gula dan karbohidrat digunakan untuk memproduksi energy bagi manusia. Anak autis yang diberi asupan gula atau karbohidrat berlebih akan semakin memberikan energy untuk melakukan aktifitas secara terus menerus sepanjang hari.

Oleh karena itu, asupan makanan yang bergizi dan buah-buah lebih baik untuk dikonsumsi untuk memperkaya vitamin baik untuk perkembangan tubuh dan otak. Buah-buahan juga kaya akan cairan untuk mencegah dehidrasi saat anak autis melakukan kegiatan yang tidak kunjung berhenti.

4. Selalu Menemani Berinteraksi

Anak autis sering melakukan sesuatu yang berbeda dengan anak normal lainnya. Saat bermain, anak autis terkadang tidak tertebak apa yang sedang mereka lakukan dan pikirkan. Untuk itu, cara menangani anak autis lebih baik untuk ditemani dan diberikan perhatian. [AdSense-A]

Perhatian yang diberikan oleh anak autis bisa dilakukan untuk membantu anak autis belajar berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan dengan cara yang normal.

Salah satu cara berinteraksi dengan sesama adalah dengan bertatap muka. Dengan bertatap muka, anak autis akan semakin dipahami oleh orang lain dengan siapa dia sedang berkomunikasi.

5. Terapi Kognitif

anak autis terkadang belum mampu untuk menggunakan tangan dan kaki dengan normal. Di usia satu tahun, anak autis terdapat kemungkinan tidak bisa menggerakkan jari tangan dengan benar. Pada usia tertentu, penggunaan tangan dan kaki tidak secara benar digunakan karena fokus terhadap satu hal tidak dapat dilakukan oleh anak autis pada usia dini

Pada terapi kognitif anak akan diajarkan untuk menggunakan semua sensor motoriknya dengan benar. Proses terapi tidak bisa dilakukan dengan waktu yang singkat. Diharapkan dari terapi kognitif tersebut, pengobatan autisme akan bisa menggunakan setiap bagian tubuh sesuai dengan perintah dari sang anak dengan teratur dan benar.

6. Memperhatikan Akademis Anak

Anak autis memang tidak bisa disamakan dengan anak normal, akan tetapi, secara akademis, anak autis bisa jadi memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata.

Oleh karena autism pada anak, pandidikan anak tidak akan bisa menjadi bagus jika tidak diperhatikan perkembangannya. Proses belajar, mengerjakan tugas, dan berinteraksi dengan teman-teman sekolah terkadang mengalami kendala karena kebiasaan anak autis yang sedikit berbeda dengan lainnya.

Anak autis bisa jadi memahami pelajaran sekolah lebih cepat daripada anak seusianya tanpa diketahui oleh orang lain. Ujian sekolah bisa menjadi tolak ukur tingkat kecerdasan akademis dan menjadi nilai positif untuk dikembangkan lebih baik lagi.

7. Selalu Memantau Perkembangan Anak

Selalu memantau perkembangan anak secara rutin bisa memberikan dampak positif bagi anak autis dan keluarga. perkembangan anak autis lebih baik diikuti dari umur 1 tahun. Umur satu tahun bisa dikenali kekurangan perkembangan anak atau timbul gejala-gejala autism pada anak.

Terapi-terapi untuk anak autis dan perkembangan selama terapi berlangsung bisa digunakan untuk mengukur perkembangan anak autis dan terapi-terapi yang bisa dilakukan untuk mengurangi kelemahan-kelemahan anak berkebutuhan khusus sebagai pencegahan autisme. Dengan selalu mengikuti perkembangan anak, maka anak akan semakin bertumbuh dengan benar dan mampu bersaing dengan anak normal pada umumnya.

Itulah beberapa cara menangani anak autis. Apabila dilakukan sepenuhnya bisa jadi dapat memberikan hasil maksimal seperti yang diharapkan. Jika kondisi tidak membaik sebaiknya hubungi dokter untuk mendiskusikan cara terbaik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn