Perbedaan alzheimer dan demensia seringkali tidak diketahui oleh masyarakat awam. Bahkan kebanyakan masyarakat awam seringkali beranggapan bahwa keduanya baik alzheimer maupun demensia adalah jenis penyakit yang sama. Sekilas memang keduanya baik alzheimer maupun demensia memiliki gejala yang hampir sama yaitu menurunnya fungsi dan kinerja otak.
Kedua penyakit tersebut juga diidentikkan dengan ciri yang sama yaitu penderitanya mengalami hilang ingatan dan pikun. Sebenarnya anggapan ini tidak sepenuhnya salah. Baik alzheimer maupun demensia sama-sama menyebabkan timbulnya gangguan pada otak sehingga otak tidak dapat bekerja secara maksimal.
Namun bagaimanapun juga antara alzheimer dan demensia tentunya memiliki sejumlah perbedaan walaupun perbedaan tersebut tidak tampak secara jelas. Pada kesempatan kali ini akan kami berikan beberapa macam perbedaan antara penyakit alzheimer dan gangguan demensia yang perlu Anda ketahui dan pahami lebih lanjut yaitu sebagai berikut.
1. Pengertian
Alzheimer merupakan suatu jenis penyakit yang dapat menyebabkan seseorang mengalami demensia. Bahkan sekitar 60% sampai dengan 70% penyebab demensia adalah penyakit alzheimer. Alzheimer dapat mengganggu fungsi utama otak dan bahkan menyebabkan perubahan fisik pada otak sehingga otak akan mengalami penyusutan pada salah satu bagian serta menyebabkan terjadinya pelebaran pada bagian lainnya.
Sedangkan demensia merupakan sekumpulan gejala yang dapat mengganggu fungsi kognitif otak untuk melakukan komunikasi serta untuk melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Demensia sendiri lebih mengacu kepada suatu gangguan mental dan komunikatif yang terdapat pada otak. Demensia seringkali juga disebut sebagai suatu sindrom yang dialami oleh seseorang karena berbagai faktor penyebab.
2. Gejala
Seseorang yang menderita penyakit gejala awal alzheimer umumnya mengalami beberapa tahap gejala. Di tahap awal penderita penyakit alzheimer akan mengalami hilang ingatan dan kondisi ini semakin lama akan semakin memburuk. Di tahap selanjutnya penderita akan mengalami perubahan kepribadian dan agresi.
Untuk tahap terakhir penderita akan mengalami kemunduran fisik serta komunikatif hingga kemunduran ini terjadi secara ekstrim. Namun pada kasus demensia diketahui bahwa penderitanya mengalami gejala umum yang berupa kehilangan memori.
Selain itu penderita demensia juga akan mengalami gejala lain berupa perubahan kepribadian. Pada kasus demensia yang semakin berat dan memburuk penderita akan mengalami kesulitan dalam berbahasa serta mengalami penurunan dalam hal pemahaman spasial. [AdSense-B]
3. Penyebab
Beberapa hal yang diduga dapat menyebabkan terjadinya alzheimer pada seseorang antara lain adanya cedera pada otak yang bisa saja terjadi karena cedera kepala. Penyakit ini juga bisa saja terjadi karena pengaruh faktor genetik entah karena mutasi gen ataukah karena adanya pengaruh keturunan.
Penyakit alzheimer juga cenderung terjadi pada seseorang dengan usia lanjut yaitu di atas 65 tahun. Seseorang juga bisa saja mengalami demensia jika ia menderita alzheimer. Demensia memang cenderung menjadi akibat dari adanya suatu penyakit.
Demensia secara spesifik memang tidak disebabkan oleh umur namun umumnya munculnya demensia berkaitan dengan penyakit yang diderita oleh seseorang di usianya yang lanjut.
4. Kemunculan
Kasus alzheimer dimungkinkan mengalami pertambahan secara berlipat ganda. Hal ini terjadi setiap lima tahun mulai dari usia 65 sampai dengan 85 tahun. Penyakit alzheimer yang terjadi pada orang dengan golongan usia antara 30 sampai dengan 50 tahun muncul karena adanya faktor genetik atau lebih tepatnya karena terjadi mutasi genetik.
Sedangkan kasus demensia lebih cenderung muncul pada orang tua. Seseorang yang semakin bertambah usia hingga menjadi lanjut usia atau lansia beresiko mengalami gangguan demensia. Bahkan gejala demensia akan semakin parah saat penderitanya berusia di atas 90 tahun.
Untuk kelompok usia di bawah 90 tahun tetap saja mengalami demensia namun gejala yang dialaminya tidak lebih berat daripada kasus demensia pada orang yang lebih tua. Inilah yang termasuk perbedaan alzheimer dan ciri-ciri penyakit demensia yang sering kali susah dibedakan oleh banyak orang.
5. Diagnosis
Penyakit alzheimer pada dasarnya sulit dikenali. Sebab kondisi ini hanya bisa didiagnosis secara pasti melalui otopsi yang akan dilakukan dengan melihat jaringan otak pada penderita alzheimer. Namun jika penderitanya masih hidup maka tim medis akan melakukan diagnosis dengan cara mencari perubahan patologis spesifik pada otak penderita serta mempertanyakan riwayat kesehatan dirinya dan keluarganya.
Sedangkan untuk melakukan diagnosa terhadap gangguan demensia maka dapat dilakukan beberapa pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan antara lain tes kognitif serta neuropsikologis. Pemeriksaan saraf juga akan dilakukan dan dilanjutkan dengan CT scan atau MRI otak serta tes darah dan juga pemeriksaan psikiatri. [AdSense-A]
6. Prognosa
Saat seseorang menderita penyakit alzheimer maka kemungkinannya untuk mengalami kesembuhan memiliki peluang yang sangat kecil. Penyakit penyebab alzheimer pada usia muda cenderung menyebabkan seseorang memiliki kondisi yang semakin memburuk hingga ia meninggal dunia.
Beberapa penderita alzheimer bisa bertahan hidup dengan penyakit ini selama 8 sampai dengan 12 tahun. Lain halnya dengan gangguan demensia. Penderita demensia memiliki peluang untuk diobati dan disembuhkan walaupun peluang untuk sembuh tersebut tidaklah besar.
Namun beberapa kasus demensia bisa timbul karena adanya penyakit alzheimer yang diderita oleh seseorang. Untuk kasus tersebut tentunya gangguan demensia akan lebih sulat untuk diobati karena adanya penyakit alzheimer yang menyertainya.
7. Pencegahan
Untuk mencegah penyakit alzheimer tentunya seseorang harus memiliki pola hidup sehat. Pola hidup sehat bisa dilakukan salah satunya dengan cara berolahraga sehingga stamina tubuh tetap terjaga disertai dengan meningkatnya kekuatan fisik. Selain itu perlindungan kepala juga harus dilakukan agar kepala tidak sampai mengalami cedera yang bisa berujung pada timbulnya kerusakan otak
. Demikian juga dengan gangguan demensia. Gangguan demensia bisa saja dicegah dengan melakukan berbagai upaya yang tentunya sama dengan cara mencegah alzheimer. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara meningkatkan daya fungsi otak. Misalnya saja dengan cara memainkan permainan yang mengandung teka-teki. Atau bisa juga seseorang terus belajar sehingga otak tetap bekerja.
8. Pengobatan
Penanganan suatu penyakit ataupun suatu gangguan umumnya dilakukan dengan cara tindakan pengobatan. Pada kasus alzheimer seringkali tindakan penanganan dilakukan dengan fokus untuk memperlambat perkembangan penyakit.
Penanganan tersebut dilakukan dengan cara pemberian resep obat oleh dokter serta terapi atau latihan fisik yang dianjurkan oleh dokter kepada pasien. Penanganan juga perlu dilakukan pada penderita demensia. Namun penanganan untuk kasus demensia dilakukan berdasarkan pada faktor penyebabnya.
Jadi faktor penyebab demensia harus diredakan agar gangguan demensia yang dialami oleh penderitanya bisa sembuh. Dengan demikian pasien demensia akan pulih kembali.
Perbedaan alzheimer dan demensia seperti yang telah dijabarkan di atas tampaknya cukup memberikan gambaran mengenai perbedaan antara penyakit alzheimer dan gangguan faktor penyebab demensia. Kedua hal tersebut sebaiknya dicegah agar jangan sampai terjadi pada Anda.
Sebab baik alzheimer maupun demensia sama-sama dapat menimbulkan kerusakan pada saraf ataupun sel otak yang berujung pada penurunan kualitas kehidupan. Sehingga tentunya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari yang dijalani.