Telinga pada manusia merupakan salah satu panca indra yang memiliki fungsi untuk mendengar dan menjaga keseimbangan tubuh. Terlepas dari bentuknya yang kecil dan nilai estetika yang dimiliki untuk menyempurnakan wajah, telinga sendiri memiliki anatomi dan sistem kerja yang cukup komplek karena melibatkan banyak bagian dan saraf.
Gangguan pada telinga cukup beragam dan tergantung dari bagian telinga mana yang bermasalah; apakah bagian luar teliga, tengah telinga, atau dalam telinga. Gangguan pendengaran yang ringan yang masalahnya terjadi pada telinga luar atau tengah, yang mencegah terhantarnya bunyi dan suara dengan tepat, dan mungkin tidak disadari penderitanya dinamakan gangguan pendengaran atau tuli konduktif.
Normalnya setiap telinga manusia dapat mendengar suara atau bunyi pada frekuensi sekitar 20 Hz – 20.000 Hz, dimana tekanan suara yang dapat diterima berada pada skala -15 dB – 80 dB, namun jika suara atau bunyi yang kita dengar mencapai 85 dB atau lebih maka dapat menyebabkan gangguan pada pendengaran Anda.
Akibat paparan suara tinggi (≥ 80 dB) dalam jangka panjang dengan frekuensi cukup sering, maka penderita tuli konduktif akan bermasalah untuk mendengar suara rendah (25 dB – 65 dB), dimana suara atau nada rendah dapat tidak terdengar sama sekali atau kalaupun terdengar maka hanya samar-samar seperti orang bisik-bisik.
Tuli konduktif terjadi akibat tidak sempurnanya fungsi organ yang berperan menghantarkan bunyi dari luar ke telinga dalam; dalam beberapa kejadian, gangguan pendengaran konduktif biasanya bersifat sementara, dan hampir dapat disembuhkan mengingat semakin meningkatnya teknologi medis yang ada saat ini.
Gangguan pendengaran konduktif dapat dengan mudah diatasi dengan alat bantu dengar atau implan telinga tengah, dan untuk kasus tuli konduktif yang parah, pengobatan atau tindakan bedah mungkin harus dilakukan untuk dapat membantu penyembuhannya, namun semua tergantung pada penyebab tuli konduktif tersebut.
Sebelum kami melanjutkan kepada apa saja penyebab dari tuli konduktif, anda dapat membaca tulisan kami terdahulu mengenai apa saja penyebab gendang telinga bengkak, kemudian apa saja penyebab telinga cepat kotor, lalu 10 penyebab pendengaran kurang jelas, dan juga penyebab kotoran telinga berwarna hitam.
Terdapat beberapa penyebab tuli konduktif, antara lain:
- Alergi dan Flu
Infeksi telinga di bagian tengah sering kali diawali dan disebabkan oleh virus yang menyebabkan flu dan pilek, dan juga dapat disebabkan oleh reaksi alergi. Saat terkena flu, jumlah cairan dan lendir di hidung jadi meningkat drastis.
Di dalam tubuh kita ada yang namanya saluran eustachius yang menghubungkan telinga bagian tengah ke bagian belakang tenggorokan. Saluran eustachius bertugas untuk menjaga tekanan di telinga Anda tetap normal dimana mekanisme kerjanya dilakukan pada saat anda menelan atau menguap, dimana saluran ini akan terbuka sebentar untuk membiarkan udara masuk, yang membuat tekanan di telinga bagian tengah dan tekanan di luar telinga menjadi sama.
Pada saat anda flu, saluran eustachius ini memiliki fungsi untuk “menguras” cairan yang menumpuk di organ THT, namun jika ingus terlalu banyak yang menumpuk, saluran eustachius tentu akan kewalahan untuk menguras semua cairan, yang mengakibatkan terjadinya penumpukan cairan, sehingga meningkatkan tekanan di telinga tengah.
Jika cairan ini terinfeksi oleh bakteri, maka infeksi telinga tengah tak lagi bisa dihindari, sehingga akan menjadi salah satu penyebab tuli konduktif. [AdSense-B]
2. Otitis M
Infeksi telinga tengah yang dalam dunia medis disebut dengan otitis media, adalah merupakan infeksi bakteri yang terjadi pada telinga bagian tengah, dimana area belakang gendang telinga meradang dan terinfeksi sehingga menyebabkan nyeri.
Meski semua orang dapat mengalaminya; Penyebab tuli konduktif yang dikarenakan infeksi telinga tengah pada orang dewasa umumnya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur yang masuk terlalu dalam ke telinga, sementara pada anak-anak, infeksi ini lebih sering terjadi karena kebiasaan buruk yang dilakukan sehari-hari, dan bahkan 75 persen kasus infeksi telinga tengah terjadi pada anak-anak di bawah tiga tahun.
3. Perforasi Membran Timpani (Gendang Telinga)
Perforasi membran timpani atau gendang telinga adalah robekan pada membran tipis yang terbuat dari jaringan yang menyerupai kulit, yang memisahkan telinga bagian luar dan telinga bagian dalam Anda.
Penyebab perforasi membran timpani atau gendang telinga banyak penyebabnya seperti otitis media, barotrauma, trauma akustik, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan gangguang pendengaran atau tuli konduktif yang bersifat sementara, dimana pendengaran biasanya akan kembali normal setelah gendang telinga sembuh.
4. Tumor jinak
Penyebab tumor yang mengakibatkan tuli biasanya karena menumpuknya kotoran telinga ditambah dengan cairan berupa lendir (akibat sinusitis) dan kulit mati yang tidak dapat keluar sehingga menumpuk pada area telinga tengah dan juga pada gendang telinga bagian belakan dan kemudian menimbulkan kista, yang lama kelamaan berubah menjadi tumor jinak yang disebut kolesteatoma. [AdSense-C]
Penumpukan tersebut kemudian semakin membesar dan bisa menghancurkan struktur tulang di telinga tengah. Kondisi ini biasanya terjadi akibat cacat lahir, tapi pada umumnya terjadi pada orang yang mengalami infeksi telinga tengah secara berulang.
Selain disebabkan oleh sejumlah penyakit, gangguan pendengaran atau tuli konduktif rentan dialami oleh orang dengan daya tahan tubuh yang lemah, dan risiko ini dapat terus meningkat jika Anda mengalami masalah gula darah alias mengalami diabetes.
Tubuh dan daya tahan tubuh masing-masing orang berbeda, dan hanya Anda yang dapat merasakan sendiri jika ada sesuatu yang tidak beres. Jika Anda merasa memiliki gangguan dengan pendengaran Anda, konsultasikanlah dengan dokter spesialis THT Anda untuk dapat mengetahui masalahnya dengan pasti.
Baca juga artikel THT kami lainnya seperti 15 penyebab anak sering mimisan, kemudian apa saja yang menjadi penyebab polip, lalu mengenai beberapa penyebab sinusitis, dan juga artikel kami mengenai 12 penyebab tenggorokan sakit saat menelan ludah.
Dari semua penyebab tuli konduktif di atas, sebagian besar memiliki prognosis yang baik dan hampir dapat disembuhkan atau diperbaiki dengan pemberian medikamentosa dan mungkin dengan melakukan tindakan pembedahan bila diperlukan.