9 Penyebab Saraf Gigi Mati Yang Bisa Berbahaya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penyebab saraf gigi mati tentunya bisa dicegah semaksimal mungkin. Oleh karena itu Anda perlu mengeetahui lebih jauh tentang berbagai hal dan kondisi yang menjadi penyebab saraf gigi mati, yaitu sebagai berikut.

1. Membuka sesuatu dengan menggunakan gigi

Banyak orang yang terbiasa membuka suatu benda dengan menggunakan kekuatan gigi. Misalnya saja membuka tutup botol atau kemasan plastik tertentu. Padahal sebenarnya kebiasaan ini tidak baik dan dapat menimbulkan kerusakan pada saraf gigi. Membuka tutup botol yang terlalu keras bisa membuat saraf gigi cepat rusak. Hal ini akan membuat gigi menjadi retak dan bahkan bisa pecah.

Gigi sebenarnya hanya digunakan untuk makan. Bila gigi digunakan sebagai alat untuk membuka sesuatu maka saraf gigi bisa menjadi rusak. Sebaiknya gunakan alat yang memang disediakan untuk membuka tutup benda yang keras. Sebab gigi yang digunakan untuk membuka tutup benda yang keras akan pecah sehingga timbul sakit gigi atau tanda saraf gigi mati.

2. Sering mengunyah es batu

Beberapa orang beranggapan bahwa mengunyah es batu akan terasa nikmat karena adanya sensasi dingin. Mengunyah es batu dirasa akan membuat mulut terasa segar terlebih lagi saat berada di tempat dengan suhu tinggi dan panas. Namun sebenarnya hal ini tidaklah baik. Mengunyah es batu bisa saja membuat saraf gigi menjadi sakit. Sebab es batu memiliki struktur yang cukup keras.

Mengunyah es batu secara paksa akan menimbulkan kerusakan pada email gigi. Mengunyah es batu yang keras juga akan membuat gigi mengalami keretakan dan kerusakan. Bahkan kerusakan gigi ini bisa menjalar hingga ke saraf gigi dan mengakibatkan saraf gigi menjadi rusak dan mati.

3. Menggosok gigi secara kurang benar

Menggosok gigi haruslah dilakukan dengan cara yang benar. Menggosok gigi sebisa mungkin dilakukan dengan lembut dan tidak terlalu keras agar tidak membuat gigi menjadi rusak. Gosoklah gigi secara perlahan dan tidak terlalu cepat sehingga tidak memberikan tekanan yang terlalu kuat pada gigi. Selain itu Anda juga perlu memilih sikat gigi yang berbulu halus dan lembut agar tidak melukai saraf gigi.

Gunakan pula sikat gigi yang berkepala ramping agar sikat gigi bisa digerakkan dengan lebih mudah di dalam mulut. Anda juga bisa menggunakan sikat gigi dengan gagang sikat yang cukup panjang agar gigi geraham belakang dapat dijangkau dengan lebih mudah.

4. Terbiasa menggigit pensil dan kuku

Ada beberapa orang yang memiliki kebiasaan menggigit ujung pensil untuk menambah konsentrasi kerja. Ada pula beberapa orang yang memiliki kebiasaan lainnya yaitu menggigit kuku di waktu senggangnya. Sebenarnya kebiasaan ini tidak baik karena dapat membuat gigi mengalami kerusakan. Kebiasaan ini sebenarnya hampir sama dengan kebiasaan mengunyah es batu yang dapat membuat gigi mengalami keretakan.

Sebab struktur pensil ataupun struktur kuku sama dengan struktur es batu yaitu keras. Menggigit pensil atau kuku bisa menyebabkan gigi menjadi rusak atau patah. Tentu saja lama-kelamaan macam-macam saraf gigi juga akan menjadi rusak. Menggigit pensil dan kuku juga dapat menimbulkan infeksi karena adanya kuman yang terbawa masuk ke dalam mulut. [AdSense-B]

5. Sering menggeretakkan gigi

Kebiasaan menggeretakkan gigi juga sebenarnya merupakan suatu kebiasaan yang tidak baik. Beberapa orang memiliki kebiasaan menggeretakkan gigi misalnya pada saat tidur di malam hari. Kebiasaan yang dikenal dengan istilah bruxism ini bisa saja dilakukan dalam keadaan sadar maupun di alam bawah sadar.

Umumnya kebiasaan ini dilakukan oleh orang yang sedang mengalami stres emosional pada saat tertidur di malam hari. Kebiasaan menggeretakkan gigi ini selain dapat menyebabkan saraf gigi mati juga dapat menyebabkan timbulnya sakit pada bagian tubuh yang lain. Misalnya saja timbul sakit pada sendi rahang atau pada kepala dan pada gigi.

6. Menggunakan tusuk gigi

Menggunakan tusuk gigi memang bisa membantu Anda dalam membersihkan sisa-sisa makanan yang terselip di gigi saat Anda makan. Namun menggunakan tusuk gigi haruslah digunakan dengan benar. Sebab jika tidak dilakukan dengan benar maka tusuk gigi justru akan merusak gigi dan gusi Anda. Hal ini bisa saja terjadi sebab saat Anda menggunakan tusuk gigi untuk menghilangkan partikel makanan yang tertinggal maka bisa saja terjadi pengikisan atau bahkan pendarahan.

Jika hal ini terus dibiarkan maka seluruh gigi bisa saja menjadi rusak dan bahkan fungsi saraf tepi kranial yang terdapat pada gigi bisa mati. Oleh karena itu sebaiknya gunakan tusuk gigi dengan benar agar tidak sampai melukai gigi. [AdSense-A]

7. Mengonsumsi makanan asam

Makanan yang memiliki kandungan asam seperti misalnya lemon rupanya dapat menghancurkan mineral penting yang ada pada gigi. Kandungan asam sitrat yang terdapat pada lemon tentu saja dapat mengikis permukaan luar gigi sehingga email gigi menjadi rusak. Mengonsumsi makanan yang mengandung asam sitrat seperti lemon akan membuat enamel gigi menjadi semakin tipis sehingga gigi lama-kelamaan akan menjadi rusak.

Untuk menghindari hal ini maka setelah menghisap lemon sebaiknya Anda segera minum air putih atau minum susu agar dapat menetralisir rasa asam dari lemon. Selain itu untuk mencegah saraf gigi mati maka sebaiknya Anda segera menyikat gigi 30 menit setelah makan.

8. Terbiasa mengisap jempol

Mengisap jempol seringkali menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh anak kecil. Namun kebiasaan ini jika dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan terjadinya perubahan pada struktur gigi dan rahang secara permanen. Mengisap jempol juga akan menyebabkan terjadinya pergeseran pada gigi. Kondisi ini pada akhirnya dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam mengunyah makanan.

Selain itu anak juga akan mengalami kesulitan bernapas karena terjadi gangguan pada sistem pernapasannya. Struktur gigi yang berubah karena anak terlalu sering mengisap jempol tentu akan merugikan anak. Terlebih lagi saat anak mulai dewasa. Selain itu macam saraf kranial pada gigi anak juga akan mengalami gangguan dan bahkan saraf gigi anak bisa mati.

9. Jarang ke dokter gigi

Memeriksakan gigi ke dokter gigi sebenarnya tidak hanya dilakukan saat sedang mengalami sakit gigi saja. Memeriksakan gigi ke dokter gigi perlu dilakukan setiap 6 bulan sekali. Pemeriksaan gigi yang dilakukan secara berkala tentunya dapat membantu Anda dalam mencegah berbagai macam masalah mengenai gigi termasuk pada saraf gigi.

Pemeriksaan gigi yang dilakukan secara berkala dapat mengurangi resiko kerusakan saraf gigi. Selain itu pemeriksaan gigi secara berkala juga dapat membantu Anda dalam menangani kerusakan pada gigi sebelum kerusakan gigi ini menjadi parah dan menimbulkan kerusakan pada saraf gigi hingga saraf gigi mati.

Penyebab saraf gigi mati sebaiknya dihindari sedini mungkin. Anda bisa melakukan berbagai macam upaya untuk menghindari melakukan berbagai hal atau kebiasaan buruk yang dapat berpengaruh buruk terhadap saraf gigi. Jagalah kesehatan gigi selalu agar macam-macam penyakit saraf pada gigi dapat dihindari.

fbWhatsappTwitterLinkedIn