9 Akibat Kerusakan Saraf Motorik Yang Dapat Menyulitkan Aktifitas

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Akibat kerusakan saraf motorik sebenarnya cukup berbahaya bagi seseorang. Kerusakan saraf motorik pada dasarnya dapat menyebabkan gangguan pada bagian saraf motorik. Gangguan ini bisa mengakibatkan tubuh mengalami kesulitan dalam mengendalikan gerakan sehingga gerakan tubuh semakin lama akan semakin tidak terkendali. Berikut ini beberapa akibat kerusakan saraf motorik yang cukup mengganggu, yaitu sebagai berikut.

1. Kesulitan Bergerak

Penyakit langka yang berupa kerusakan saraf motorik umumnya menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan dalam bergerak. Kerusakan saraf tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan penderitanya mengalami hambatan dalam melakukan kegiatan atau aktivitas sehari-hari.

Dengan kata lain penyakit ini memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Saat penderita akibat kerusakan saraf tepi mengalami kesulitan dalam bergerak maka aktivitasnya lama-kelamaan akan semakin terbatas. Respon penderita kerusakan saraf pun akan semakin lamban sehingga gerakannya juga menjadi lebih lamban.

Anggota badan pun menjadi lebih sulit untuk digerakkan karena adanya gangguan pada saraf motorik. Gangguan pada saraf motorik tersebut memang mengganggu gerakan tubuh seseorang.

2. Otot Kaku

Otot bisa saja menjadi kaku karena diakibatkan oleh berbagai macam hal. Antara lain karena seseorang mengalami kerusakan pada saraf motoriknya. Otot yang kaku ini tentu saja akan terasa nyeri dan sakit bila penderita menggerakkan beberapa bagian tubuhnya.

Terlebih lagi jika tubuh digerakkan untuk melakukan suatu aktivitas yang cukup berat. Beberapa orang mencoba untuk mengatasi ototnya yang kaku tersebut dengan cara mengoleskan salep. Salep dioleskan pada bagian tubuh yang ototnya terasa kaku.

Di samping itu ada pula beberapa orang yang berusaha untuk menghilangkan kekakuan ototnya dengan cara mengonsumsi obat pereda nyeri. Namun tetap saja dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan otot-otot yang kaku tersebut untuk menjadi lemas kembali.

3. Nyeri Sendi

Siapa saja bisa mengalami nyeri sendi. Nyeri sendi dapat terjadi saat salah satu bagian dari sendi tersebut mengalami cedera ataupun mengalami gangguan berupa inflamasi. Sendi pada dasarnya merupakan penghubung di antara dua tulang.

Sendi diketahui terbuat dari tulang rawan, tulang, ligamen, serta otot. Sendi terdapat di seluruh tubuh manusia seperti misalnya pada leher, pergelangan tangan, siku, dan lutut. Nyeri sendi yang dialami oleh seseorang bisa saja menyebabkan timbulnya rasa tidak nyaman terutama setelah melakukan suatu kegiatan tertentu.

Nyeri sendi yang dialami oleh seseorang tersebut tentu saja akan membatasi gerakan sehingga penderitanya tidak dapat melakukan aktivitas dengan bebas. [AdSense-B]

4. Sulit Menelan

Saat terjadi kerusakan pada saraf motorik maka otot dan ciri-ciri penyempitan saraf tulang belakang membuat tenggorokan dan kerongkongan tidak dapat berfungsi dengan baik dan optimal. Akibatnya makanan yang dimakan bisa saja tersangkut pada dasar tenggorokan.

Makanan tersebut juga bisa saja tersangkut di dada setelah makanan itu ditelan. Akibatnya makanan tersebut menghalangi tenggorokan atau kerongkongan. Kondisi ini tentu saja akan menimbulkan rasa nyeri pada daerah tenggorokan dan kerongkongan serta di dada.

Di samping itu seseorang yang mengalami kesulitan dalam menelan makanan tidak akan memiliki nafsu makan lagi karena adanya rasa trauma akibat sakit saat menelan makanan.

5. Mudah Lelah

Pada umumnya seseorang bisa saja mengalami macam-macam penyakit saraf jika ia kekurangan nutrisi dan vitamin. Akibatnya bukan hanya saraf motorik saja yang mengalami gangguan. Namun penderita penyakit saraf tersebut juga akan lebih mudah mengalami rasa lelah. Rasa lelah ini selalu datang tiap saat meskipun ia telah banyak meluangkan waktunya untuk beristirahat dan untuk tidur.

Selain mudah lelah penderita penyakit saraf juga akan mengalami kesemutan terutama pada bagian tangan dan kaki. Selain itu penderita kerusakan saraf umumnya juga mengalami masalah dalam hal memori dan hal ini ditandai dengan melemahnya daya ingat.

Untuk mengatasi hal ini beberapa penderita penyakit saraf mengonsumsi vitamin B12 agar tubuhnya tidak lagi lemas dan bisa kembali bertenaga. [AdSense-A]

6. Emosi Labil

Akibat kerusakan saraf motorik tentunya berhubungan dengan otak. Sayangnya otak sebagai pusat dari seluruh aktivitas tubuh juga mengendalikan emosi. Jadi jika seseorang mengalami gangguan saraf motorik maka bisa jadi ia juga memiliki emosi yang sulit untuk dikendalikan. Emosinya cenderung labil dan dapat berubah sewaktu-waktu kapanpun serta dimanapun.

Siapapun yang mengalami gangguan saraf tentunya memiliki peluang untuk memiliki emosi yang labil. Akhirnya ia cenderung pula mengalami perasaan syok, mudah marah, merasa tertolak dan tidak diterima dengan orang lain, memiliki perasaan sedih yang berlebihan, dan lain sebagainya. Oleh karena itu banyak pasien penyakit saraf yang disarankan untuk mengikuti terapi psikologis agar bisa memiliki emosi yang baik.

7. Sesak Napas

Gangguan yang terjadi pada sistem saraf ternyata diketahui juga dapat menyebabkan timbulnya sesak napas. Sebab gangguan yang terjadi pada sistem saraf bisa mengakibatkan tekanan pada efek jangka panjang gegar otak ringan menjadi meningkat. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan dada terasa sesak terutama saat penderita gangguan saraf mengalami gangguan dalam hal kelancaran aliran oksigen dari otak menuju ke seluruh bagian tubuh.

Selain itu diketahui pula bahwa gangguan pada sistem saraf juga bisa saja disebabkan oleh adanya rasa gelisah. Rasa gelisah ini membuatnya menjadi takut dan khawatir sehingga dada akan terasa sesak karena khawatir yang dialaminya tersebut.

8. Hilang Koordinasi

Saraf motorik yang berhubungan dengan gerakan tubuh pada dasarnya dikoordinasi oleh otak. Jadi saat seseorang mengalami gangguan pada saraf motoriknya maka otak akan mengalami gangguan pula. Akibatnya gerakan tubuh akan mengalami hambatan karena otak tidak bekerja secara maksimal. Hambatan pada gerakan tubuh bisa berupa hilangnya koordinasi gerakan.

Dalam hal ini gerakan yang dilakukan oleh penderita kerusakan saraf menjadi tidak terpadu. Keseimbangan gerakan pun semakin hari semakin berkurang sehingga gerakan yang dilakukan oleh penderita saraf tersebut tidak lagi terpadu dan harmoni. Untuk menyiasatinya maka penderita kerusakan saraf bisa berkonsultasi pada dokter sebelum menjalani berbagai jenis terapi yang ingin dijalaninya.

9. Sulit Bicara

Bicara tentu saja membutuhkan peranan dari saraf terutama saraf motorik yang menerima informasi dari otak. Namun bagi beberapa orang tertentu yang mengalami kerusakan pada saraf motoriknya biasanya mengalami kesulitan pada aktivitas mulutnya. Ia tidak bisa berbicara dengan lebih baik lagi. Singkat kata ia mengalami kesulitan dalam membuka dan menggerakkan mulutnya serta untuk merangkai kata-kata menjadi kalimat yang pas.

Di samping itu seorang penderita penyebab penyempitan saraf juga mengalami kesulitan dalam membuka mulutnya dan beraktivitas dengan mulutnya. Gerakan bicara pun bahkan menjadi lamban dan tidak jelas. Pada umumnya penderita kerusakan saraf motorik mengalami sulit bicara disertai yang memburuk seiring dengan makin bertambah parahlah gejala yang dialaminya tersebut.

Akibat kerusakan saraf motorik bisa dihindari apabila dilakukan berbagai upaya pencegahan. Dengan melakukan pencegahan maka resiko akan dapat lebih diminimalkan. Sehingga aktifitas tidak terganggu dan dapat berjalan lebih optimal seperti biasanya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn