Pernahkah Anda mendengar tentang kondisi kesehatan seperti sulit menelan? Istilah medis untuk itu adalah disfagia di mana keluhan ini disebabkan oleh adanya penyakit tertentu yang cukup serius sehingga memang penderitanya perlu memeriksakan diri ke dokter. Sulit menelan biasanya dianggap sebagai masalah ringan karena dikenal sebagai gejala radang tenggorokan atau flu yang termasuk ringan.
Padahal kesulitan menelan bisa saja lebih dari sekadar gejala flu karena berpotensi juga menjadi suatu penyakit tertentu yang serius. Terjadinya disfagia ini pada umumnya ada pada esofagus atau kerongkongan. Seperti kita tahu, saluran penghubung antara rongga mulut dan lambung adalah kerongkongan. Otot dinding esofagus normalnya bakal mengencang atau berkontraksi supaya makanan terdorong untuk menuju lambung.
Sementara itu, mukus atau lendir bakal terbentuk di esofagus oleh sel-sel dan kelenjar mukosa di mana fungsinya adalah sebagai pendukung supaya makanan bisa lewat saluran tersebut lebih gampang. Ada sfingter atau otot melingkar pada akhir esofagus setiap manusia dan otot ini bakal meregang alias berelaksasi supaya makanan lancar menuju lambung.
Otot tersebut akan kembali mengencang setelah meregang tadi dalam upayanya membuat makanan berhenti masuk ke lambung. Mengencangnya otot melingkar tadi juga terjadi supaya asam lambung tercegah naik ke esofagus. Pada penderita disfagia ini, kesulitan menelan tak hanya pada makanan saja, tapi juga cairan tertentu.
Ada juga beberapa kasus lain di mana penderitanya menderita gangguan mekanisme menelan di tingkat yang lebih parah. Terjadinya disfagia ini memiliki 2 alasan, yang pertama masalah penyumbatan di bagian kerongkongan dan tenggorokan, dan yang kedua, masalah di bagian saraf serta otot kerongkongan dan otot. Ada baiknya juga melirik informasi tentang penyebab, gejala, dan mengatasinya seperti berikut.
(baca juga: penyebab gizi buruk – obat sakit tenggorokan susah menelan)
Disfagia atau sulit menelan bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari yang muda hingga yang tua. Seseorang yang mengalami disfagia bisa disebabkan oleh banyak faktor, dan berikut di bawah inilah Anda bisa simak kemungkinan faktor peningkat risiko sekaligus penyebab langsung disfagia:
(Baca juga: tenggorokan serak berdahak)
Setelah mengenali penyebab-penyebabnya, tentu penting untuk mengetahui setiap kemungkinan gejala pada kondisi disfagia. Gejala disfagia cukup beragam, namun tergantung pula dari tingkat keparahannya. Gangguan menelan dapat terjadi mulai dari tingkat ringan hingga berat, maka ketahui lebih dulu menurut tingkat keparahannya.
Pada umumnya, gejala-gejala yang timbul lainnya pada penderita disfagia antara lain adalah:
(Baca juga: cara mengatasi sakit tenggorokan)
Dalam memastikan bahwa gangguan menelan yang dialami penderita adalah benar-benar disfagia, maka diperlukan penempuhan metode diagnosa. Untuk tes awal, penderita biasanya diminta oleh dokter untuk minum air dengan takaran yang telah ditentukan. Dokter pun akan mencatat waktu yang didapat serta jumlah air yang mampu ditelan pasien supaya terdeteksi akan kemampuan penderita dalam menelan.
Sejumlah metode diagnosa yang perlu dilakukan dalam hal ini antara lain seperti:
Pada langkah metode yang terakhir, tak hanya bagian kerongkongan saja yang dicek, tapi juga volume aliran balik asam dari lambung dapat diukur juga. Hal tersebut kiranya turut diperlukan supaya dapat dipastikan apakah disfagia disebabkan oleh asam lambung yang naik. Itulah mengapa kadar asam lambung perlu diukur.
(Baca juga: jenis-jenis penyakit autoimun)
Perubahan pola makan dan sikap akan dianjurkan oleh dokter ketika kondisi disfagia termasuk dalam tahap ringan. Contoh dari sikap dan pola makan yang baik adalah posisi tubuh saat duduk dipastikan dalam postur yang tepat. Tak hanya itu, porsi makanan di garpu atau sendok juga perlu diatur, bahkan saat makan juga disarankan hanya boleh minum sedikit air.
Disfagia dapat diobati berdasarkan dari seberapa berat kondisi penderita pada gangguan menelan di rongga mulut. Dilihat juga penyakit dasar dari keluhan ini sehingga pengobatan yang diberikan tepat dan sesuai dengan keadaan. Itulah mengapa sangat penting untuk lebih dulu mendeteksi penyebab disfagia.
Untuk menyembuhkan disfagia yang disebabkan oleh asam lambung, maka dokter biasanya akan memberikan resep obat pencegah refluks, seperti PPI atau proton pump inhibitor yang akan membuat gejala disfagia terasa lebih ringan. Dengan obat ini jugalah aliran balik asam lambung menuju bagian dalam esofagus juga dapat dicegah.
Gejala disfagia akibat jaringan parut di esofagus pun mampu diatasi dengan baik. Dokter juga akan memberi obat kortikosteroid untuk membantu mengurangi radang di esofagus bila memang terjadi dan dialami oleh pasien.
Lumpuhnya otak bisa menyebabkan disfagia dan bila memang ini terjadi, penyembuhan yang dianjurkan oleh dokter adalah terapi khusus untuk membuat kemampuan menelan penderitanya bisa ditingkatkan. Pada kondisi ini, sistem saraf yang berperan sebagai pengendali proses menelan akan terganggu, otomatis otot pendorong makanan ke dalam lambung dari kerongkongan ikut terhambat kinerjanya, maka dari itu membutuhkan terapi yang harus didampingi oleh ahlinya supaya berjalan lancar dan benar.
(Baca juga: obat sakit tenggorokan)
Tumor juga bisa menjadikan seseorang mengalami disfagia dan otomatis solusi paling tepat adalah operasi. Pembedahan juga bisa dilakukan pada kasus disfagia akibat penyakit akalasia. Hanya saja, dokter biasanya akan lebih dulu meresepkan obat botulinum toxin untuk mengatasi gejala sebelum dilakukannya pembedahan pada pasien.
Jika terjadi pembentukan jaringan parut pada esofagus, otomatis kinerjanya menjadi terhambat, apalagi kalau ada penyempitan di sana. Metode endoskopi adalah solusinya di mana ini tak hanya menjadi prosedur pemeriksaan saja, tapi juga bisa dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan obyek penghalang pada esofagus. Dengan endoskopi tersebut, biasanya diameter saluran esofagus akan diperbesar.
Pada kasus disfagia yang sudah sangat parah atau pada tingkat berat, pada umumnya solusi yang diberikan adalah pemberian makanan melalui selang makanan. Selang khusus akan dipasang oleh dokter dalam upaya pencegahan malnutrisi dan juga bahaya dehidrasi pada penderitanya. Karena sulit menelan, biasanya penderita juga otomatis merasa malas makan.
Penurunan berat badan drastis pun akan terjadi, dan cara meningkatkan nafsu makan apapun tak akan mempan karena masalah utama terletak pada esofagus. Pemberian selang khusus tersebut pada umumnya akan dokter masukkan melalui mulut atau bahkan hidung. Konsultasikan lebih jauh dan detil bersama dokter kepercayaan Anda agar lebih memahami prosedur dan efeknya.
(Baca juga: lidah tidak bisa merasakan rasa makanan – penyebab sakit tenggorokan saat menelan)
Disfagia bukanlah suatu kondisi yang bisa diremehkan apalagi diabaikan karena meski kelihatannya sepele, disfagia pun bisa menjadi gejala dari penyakit serius. Disfagia cukup mengancam kesehatan penderitanya karena pada sebagian kasus yang ada, penderitanya sama sekali tak bisa minum dan makan karena sudah sangat kesakitan.
Akibat paling buruk dari disfagia adalah kekurangan gizi alias malnutrisi dan karena hal ini, berat badan juga pasti akan terpengaruh. Ketika penurunan berat badan secara drastis terus terjadi, maka bukan tak mungkin kematianlah yang akan menjadi bahaya paling besar pada penderita disfagia. Sebegitu mengerikannya disfagia sehingga memang harus diatasi secara tepat.
Untuk kasus disfagia tertentu, terutama yang berhubungan dengan saraf atau gangguan neurologi, biasanya pengobatan jauh lebih sulit nantinya. Namun yang lebih penting adalah memeriksakan sesegera mungkin ketika gejala disfagia timbul. Jika penyebab dan gejala terdeteksi awal, maka penyembuhan juga dijamin lebih mudah dan cepat.