Fasiotomi – Pengertian – Tindakan – Proses – Perawatan – Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tubuh manusia adalah sebuah sistem yang bisa dikatakan kuat untuk menghadapi berbagai jenis kondisi. Namun, dalam sisi lain tubuh manusia sendiri juga bisa dikatakan sangat rentan terhadap beberapa kondisi. Hal ini merupakan sebuah hal yang sangat wajar, melihat keadaan tubuh manusia. Banyak bagian dari tubuh kita yang bisa dikatakan rentan terhadap berbagai macam kemungkinan-kemungkinan yang dapat menyerang tubuh. Seperti bagian otak misalnya, yang terkesan kuat dengan perlindungan dari tengkorak.

Namun, pada dasarnya hal tersebut tidak dapat mengatasi kemungkinan timbulnya benturan pada otak. Pada beberapa kasus benturan pada otak dapat menyebabkan kerusakan yang cukup parah dan efek negatif yang bisa berbahaya.  Kemungkinan cidera yang dapat terjadi pada setiap bagian tubuh manusia adalah sebuah hal yang normal dan bisa dikatakan merupakan kondisi yang bisa saja muncul kapan saja.

Cidera yang muncul dan menerang tubuh sendiri memang kebanyakan disebabkan oleh faktor yang berasal dari luar tubuh itu sendiri. Namun, ada banyak kasus yang mencatat bahwa cidera-cidera tersebut juga dapat mempengaruhi kondisi bagian dalam  tubuh manusia. Ada banyak sekali gangguan yang bisa saja muncul karena cidera yang diakibatkan oleh faktor dari luar tubuh. Salah satu contohnya adalah patah tulang, atau fraktur yang umum terjadi.

Selain cidera pada tulang kemungkinan yang dapat muncul adalah munculnya hematoma, akibat dari benturan. Hematoma yang muncul ini sendiri dapat mengakibatkan munculnya gangguan lain yang juga membahayakan bagi keadaan dalam tubuh manusia. Kemungkinan lain yang ada adalah adanya kemungkinan untuk melakukan operasi amputasi pada salah satu bagian tubuh yang cidera.

Pada beberapa kasus cidera yang terjadi pada tubuh manusia dapat ditangani dengan berbagai metode medis. Salah satu metode medis yang dapat dilakukan untuk mengobati cidera tersebut adalah fasiotomi. Sebuah tindakan operasi yang umum dilakukan pada beberapa bagian tubuh manusia. beberapa orang mungkin ada yang belum pernah mendengar mengenai tindakan medis yang satu ini. Namun, pada dasarnya tindakan medis yang satu ini adalah sebuah tindakan yang normal dilakukan pada beberapa kondisi tertentu.

Bagi mereka yang sering bersinggungan dengan dunia medis maka nama fasiotomi bukanlah sebuah nama yang aneh untuk di dengar. Kali ini kita akan membahas mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan tindakan yang satu ini. Ada beberapa hal yang harus kalian ketahui tentang tindakan medis yang satu ini, seperti

Fasiotomi

Cidera yang terjadi pada tubuh manusia dapat menyebabkan berbagai macam efek buruk bagi tubuh kita. Salah satu yang pasti adalah adanya kerusakan yang dapat mengakibatkan tubuh menjadi tidak stabil. Pada beberapa kasus sebuah cidera dapat menyebabkan kerusakan yang terjadi pada bagian otot dan jaringan lain yang berada di sekitarnya. Salah satu kerusakan yang disebabkan oleh cidera adalah rusaknya fasia.

Lapisan fasia merupakan sebuah jaringan pelindung dan penghubung yang sebagian besar terdiri dari kolagen. Jaringan ini berfungsi untuk melindungi otot dan memisahkan oto dari bagian internal yang lain. Jaringan ini sendiri secara umum terletak di bagian bawah permukaan kulit manusia. Maka jika terjadi cidera maka jaringan yang pertama kali akan mengalami kerusakan adalah jaringan fasia yang ada di bawah kulit manusia.

Fasiotomi merupakan salah satu dari beberapa tindakan medis yang akan dilakukan ketika terjadi kerusakan pada bagian tersebut. tindakan ini biasanya akan dilakukan untuk mengganti fasia yang telah rusak dengan fasia yang masih baru dan lebih baik. penggantian fasia yang rusak ini sendiri biasanya berasal dari salah satu bagian kulit pasien yang cidera.

Hal ini dilakukan untuk menghindari munculnya reaksi alergi dan penolakan. Kedua reaksi tersebut akan sangat membahayakan bagi kesehatan pasien itu sendiri. bisanya pada proses ini bagian fasia akan di potong secara sengaja oleh dokter. Hal ini dilakukan guna mengurangi tekanan yang bisa dapat muncul dan memiliki efek yang lebih buruk pada luka pasien itu sendiri.

Tindakan operasi fasiotomi merupakan sebuah tindakan operasi penyelamatan. Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien yang terindikasi mengalami sindrom compartement  baik akut maupun kronis. Sindrom ini biasanya menyebabkan naiknya tekanan pada bagian fasia yang dapat berakibat pada penurunan supply darah. jika hal ini tidak ditangani dengan cepat maka dapat berakibat pada kerusakan permanen yang lebih berbahaya. Pada kemungkinan terburuk maka pasien akan menjalani operasi amputasi.

Kapan Operasi Fasiotomi dilakukan ?

Tindakan operasi ini biasanya akan dilakukan pada pasien yang menunjukan indikasi peingkatan tekanan pada fasia. Peningkatan tekanan ini pada beberapa kasus harus mendapatkan penanganan yang cukup serius. Jika tidak segera menadapatkan penanagan secara serius maka akan dapat menyebabkan kerusakan organ dan jaringan lain yang berada di daerah sekitar fasia. Pada beberapa kasus penanganan untuk mengatasi seseorang yang mengalami compartement sindrom memiliki batas waktu 6 jam. Jika dalam kurun waktu 6 jam sejak seseorang di diagnosa mengalami compartement sindrom tidak mendapatkan perawatan maka efek negatif yang akan muncul bisa semakin besar.

Penyebab seseorang menjalani tindakan medis yang satu ini adalah karena naiknya tekanan dalam fasia. Sedangkan penyebab dari kenaikan tekanan tersebut dapat memiliki beragam kemungkinan. Ada beberapa penyebab yang memungkinkan terjadinya kenaikan tekanan pada fasia, seperti :

  1. Cidera traumatik yang cukup parah
  2. Penggunaan steroid anabolik
  3. Penggunaan perban atau plester yang terlalu ketat
  4. Luka bakar
  5. Luka tusuk
  6. Luka tembak
  7. Olah raga berlebih
  8. Komplikasi operasi pembuluh darah
  9. Pendarahan yang berlebih

Penyebab tersebut adalah beberapa kemungkinan yang bisa saja menyebabkan seseorang mengalami sindrom kompartemen. Fasia sendiri merupakan sebuah lapisan yang tidak dapat mengembang secara elastis mengikuti peningkatan tekanan yang ada. Karena itu jika peningkatan tekanan  dibiarkan maka akan menimbulkan kerusakan pada bagian otot. Kerusakan ini biasanya dapat berupa kematian dari otot tersebut. Terdapat beberapa ciri atau gejala yang dapat dikenali jika seseorang mengalami kenaikan tekanan pada fisia seperti

  • Nyeri hebat, khususnya saat otot digerakkan.
  • Rasa penuh pada otot dan nyeri bila ditekan.
  • Otot bengkak.
  • Kesemutan atau rasa seperti terbakar.
  • Kram otot saat berolahraga.
  • Warna kulit di sekitarnya terlihat pucat dan terasa dingin.
  • Otot terasa lemas dan mati rasa.
  • Sensasi geli
  • Kaku dan mati rasa, yang menandakan akan ada jaringan yang mengalami cedera permanen

Jika hal tersebut kita temukan dan rasakan maka sebaiknya kita segera menemui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Ketika mulai terasa maka sebaiknya jangan menunda sebelum terjadi hal yang lebih buruk kedepannya.

Tindakan Sebelum Operasi

Bagi mereka yang mengali gejala kenaikan tekanan pada fasia, maka dapat berkonsultasi dengan dokter yang bersangkutan. Konsultasi ini bertujuan untuk dapat menemukan jalan terbaik dan sampai dimakam tingkat keparahan yang terjadi pada pasien. Sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya bahwa jika kita telat menangani ini, maka akn timbul masalah yang lebih besar.

Jika kita melakukan konsultasi pada dokter, maka dokter akan menanyakan mengenai aktifitas yang kita lakukan. Aktifitas ini terkadang memiliki kemungkinan yang besar untuk dikaitkan dengan penyebab dari munculnya sindrom kompartemen pada pasien. Pada tahap awal biasanya dokter akan menyarankan pasien untuk mengurangi beberapa jenis aktifitas yang dapat memperparah keadaan dari pasien tersebut. Selain melakukan tindakan konsultasi maka pasien juga akan menjalani beberapa pemeriksaan dan tes terlebih dahulu, seperti

Tindakan tersebut bisanya akan dilakukan pada pasien yang masih memiliki kemungkinan untuk memeriksakan kelainan yang terjadi pada dirinya. Namun, dalam kondisi kritis maka dokter biasanya akan melakukan tindakan darurat dengan melakukan tindakan operasi secara langsung. Operasi darurat ini bisanya hanya dilakukan pada beberapa kondisi yang memang cukup mendesak.

Tindakan Operasi

Pasien yang akan menjalani tindakan fasiotomi ini sebelum menjali operasi akan diberikan anastesi terlebih dahulu. Pemberian anastesi ini sendiri bisa merupakan anastesi regional maupun anastesi penuh. Pemilihan anastesi yang akan diberikan pada pasien merupakan pilihan dan kebijakan dari dokter sepenuhnya. Dalam melakukan tindakan operasi ini maka dokter akan membuat beberapa tanda jalur pembedahan pada tubuh pasien. tanda tersebut nantinya menjadi salah satu acuan dokter untuk membuat sayatan.

Ukuran sayatan yang akan dilakukan oleh dokter biasanya sangat tergantung dari seberapa parah kondisi dari pasien tersebut. Pada kondisi yang tidak terlalu parah maka pasien hanya akan mendapatkan sayatan yang tidak terlalu besar. Namun, jika memang peningkatan tekanan yang ada cukup tinggi, maka sayatan yang diberikan pun bisa berubah menjadi cukup lebar. Besar kecilnya sayatan tersebut akan berpengaruh pada kemungkinan mengembanganya masa otot yang muncul.

Sayatan yang dilakukan pada bagian tubuh yang mengalami sindrom kompartemen akan dibiarkan selama beberapa saat. Dokter akan membiarkan sayatan itu terbuka hingga tekanan  yang ada dapat menurun dan kembali dalam kondisi stabil. Bentuk perkembangan otot yang mengalami peningkatan tekanan sendiri dapat miliki berbagai jenis. Setelah tekanan kembali menjadi normal dan stabil maka dokter akan melakukan operasi pengangkatan bagian sel dan otot yang telah mati.

Pengangkatan ini dimaksudkan agar tindak menjadi mengganggu di kemudian hari. Setelah semua pengangkatan selesai maka sayatan akan di tutup kembali. Biasanya dokter akan menggunakan skin graft untuk menutup luka pasien. penggunaan skin graft yang berasal dari tubuh pasien sendiri akan terasa lebih aman dan tidak menimbulkan reaksi penolakan.

Perawatan Pasca operasi

Pasien yang telah menjalani operasi ini akan diminta untuk tinggal di rumah sakit. Hal ini bertujuan agar dokter saat mengawasi perkembangan pada luka operasi pasien. Pengawasan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya nekrosis dan infeksi yang dapat membahayakan pasien itu sendiri. ketika pasien telah menjalani tindakan operasi  fasiotomi secara penuh, termasuk penutupan kembali luka. Maka pasien akan dapat kembali pulang namun masih tetap harus melakukan konsultasi rutin dengan dokter.

Efek Samping

Sama halnya seperti tindakan operasi yang lain, tindakan operasi fasiotomi ini sendiri memiliki beberapa jenis resiko yang cukup berbahaya. Beberapa resiko yang dapat muncul seperti

  • Infeksi
  • Alergi
  • Hematoma
  • Penggumpalan darah
  • Muncul jaringan parut pada otot, sehingga otot menjadi tidak lentur dan berkurang fungsinya.
  • Amputasi
  • Kerusakan saraf permanen.
  • Rhabdomyolysis.
  • Gagal ginjal.
  • Kematian

Itu tadi beberapa informasi mengenai fasiotomi yang bisa kita ketahui. Jika muncul beberapa gejala yang bisa kita identifikasi, maka sebaiknya segera menemui dokter yang bersangkutan untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik. semoga informasi ini bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn