Di Indonesia macam-macam penyakit saraf termasuk resiko penyakit polio masih banyak terjadi, sehingga fungsi imunisasi polio dianggap penting oleh pemerintah untuk diberikan sebagai salah satu imunisasi wajib bagi anak bayi dan balita. Terutama karena banyak daerah di Indonesia yang rawan menjadi endemi. Hal ini terjadi terutama akibat dari kurangnya nutrisi dan gizi yang diterima oleh sebagian besar anak di Indonesia dengan kehidupan yang berada di taraf hidup kurang mampu. Sehingga resiko polio mengancam kebanyakan anak yang lahir di sini.
Menyikapi hal tersebut, banyak informasi yang diedarkan tentang pentingnya imunisasi polio. Karena telah kita ketahui bersama bahwa polio dapat mengakibatkan efek yang berbahaya pada anak-anak. Dan sebagian besar efek tersebut akan terjadi saat gejala polio mulai terlihat. Oleh sebab itu pastikan bahwa anak mendapatkan imunisasi polio sejak lahir yang lengkap hingga anak berusia balita. Mengenai fungsi imunisasi polio yang lebih jelas akan dijelaskan dalam artikel berikut ini. Namun sebagai pembuka akan diterangkan tentang imunisasi polio, cara pemberiannya, baru kemudian manfaatnya secara spesifik bagi kesehatan anak-anak.
Tentang Imunisasi Polio
Imunisasi polio merupakan salah satu bentuk imunisasi wajib bagi bayi yang baru lahir hingga anak usia balita yang diberikan untuk mencegah dan mengatasi resiko serangan penyakit polio pada anak-anak. Imunisasi ini umumnya diberikan dalam dua cara sebagai berikut:
1. Secara Oral
Imunisasi polio yang paling mudah dan banyak disediakan di posyandu yaitu berupa imunisasi polio secara oral. Pada jenis ini vaksin yang diberikan berupa vaksin yang masih hidup atau vaksin liar. Selanjutnya vaksin diberikan dengan jalan meneteskan pada mulut bayi maupun anak.
Vaksin polio oral merupakan jenis vaksin polio yang paling banyak dipakai karena kemudahannya dan harga yang relatif lebih murah. Selain itu keuntungan memakai vaksin ini adalah antibodi yang tercipta jauh lebih kuat dan baik. Karena vaksin ini berisi virus polio tipe 1, 2 dan 3 sehingga diharapkan dapat menghadapi beberapa jenis penyakit polio sekaligus.
Kelemahan atau efek samping imunisasi polio oral adalah sebagai berikut:
- Lebih beresiko mengalami demam dan suhu badan yang meningkat sebagai reaksi dari tubuh anak akibat virus yang masuk ke dalam tubuh. Sekalipun virus sudah dilemahkan namun pada dasarnya akan membantu tubuh anak membentuk antibodi secara alami dalam melawan virus polio tipe 1, 2 dan 3 sekaligus.
- Lebih mudah memberikan reaksi berupa gejala alergi seperti kemerahan, timbul ruam dan gatal-gatal.
- Membuat bayi maupun anak menjadi lebih rewel karena akibat berupa demam maupun reaksi alergi yang terjadi tadi. Bahkan adakalanya demam menyebabkan resiko macam-macam kejang.
2. Secara Suntik
Jenis imunisasi polio yang kedua yaitu yang diberikan secara suntik. Pada jenis ini virus yang diberikan pada bayi maupun anak berupa virus yang telah dimatikan. Caranya dengan membiakkan virus dalam media yang kemudian dipanaskan atau diberi bahan kimia. Akibatnya virus dalam vaksin ini tidak akan mengalami replikasi sehingga membantu anak dengan daya tahan tubuh yang lemah untuk segera membentuk antibodi yang diperlukan tanpa melalui proses demam atau perlawanan tubuh alami. [AdSense-B]
Umumnya vaksin jenis suntik ini memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:
- Harus selalu disimpan di tempat dengan suhu yang relatif dingin karena vaksin mudah sekali rusak. Namun juga tidak boleh dirusak karena dapat menghancurkan komposisi virus yang ada di dalamnya.
- Harganya jauh lebih mahal karena prosesnya juga jauh lebih sulit dari vaksin oral.
- Dapat menyebabkan efek samping berupa gejala alergi, namun seringkali tidak menimbulkan demam.
- Seringkali bukan merupakan jenis vaksin tunggal namun telah dikombinasikan dengan vaksin lain seperti DPT maupun HIB. Sehingga pemberian dosisnya bisa jadi digandakan untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak sekaligus di saat yang bersamaan.
Fungsi Imunisasi Polio
Adapun imunisasi polio ini secara lebih jelas memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Mencegah Endemi
Fungsi utama vaksin ini diberikan dalam rangka untuk menghindari terjadinya wabah atau endemi penyakit polio pada anak-anak di Indonesia. Terutama karena jenis virus polio mudah sekali menular. Sehingga dengan adanya imunisasi yang diwajibkan, maka infeksi diharapkan dapat dicegah dan dapat membantu Indonesia menuju bebas polio di tahun yang akan datang. Hal inilah yang saat ini menjadi fokus menteri kesehatan untuk meningkatkan kesehatan bayi dan balita di Indonesia.
2. Meningkatkan Kekebalan
Dengan pemberian vaksin polio, maka diharapkan akan membantu memberikan kekebalan tubuh, terutama bagi bayi dan balita yang umumnya memiliki daya tahan tubuh yang lebih lemah. Vaksin ini akan membantu bayi atau anak dengan daya tahan tubuh yang paling lemah sekalipun supaya dapat bertahan dalam menghadapi virus polio. Sehingga resiko terserang polio dari penularan virus dapat dihindari dengan seksama.
3. Mencegah Kelumpuhan
Penyakit polio memiliki efek paling berbahaya berupa kelumpuhan pada sistem saraf anak. Sebagian besar penderita polio akan mengalami kelumpuhan pada kaki atau kesusahan untuk berjalan. Oleh sebab itu dengan memberikan imunisasi polio maka diharapkan dapat membantu menghilangkan dan mengatasi efek samping berupa resiko kelumpuhan pada bayi maupun anak-anak. Sehingga dengan demikian pertumbuhan tulang kaki maupun jaringan saraf anak akan lebih optimal.
4. Menghindari Kerusakan Saraf
Fungsi imunisasi polio berikutnya yaitu untuk menjaga kesehatan saraf otak anak. Sehingga dapat membantu menghindari resiko terjadinya kerusakan saraf otak atau gejala awal meningitis pada anak. Karena resiko ini sangat besar efeknya jika dialami oleh anak. Inilah salah satu penyebab utama tidak berfungsinya saraf dan otak anak dan bahkan berujung pada resiko kelumpuhan. Karena itu penderita polio sangat rentan menderita lumpuh sebagai akibat kerusakan saraf dan motorik anak.
5. Menghindari Resiko Gangguan Otak
Dengan adanya vaksin polio maka dapat membantu mencegah timbulnya resiko berupa gangguan pada otak anak-anak. Karena salah satu serangan yang terjadi pada penyakit polio umumnnya juga akan dapat merembet menyebabkan infeksi pada otak anak serupa dengan gejala awal dari gejala meningitis pada balita yang telah disebutkan di atas. Oleh sebab itu sangat penting memberikan imunisasi polio pada anak untuk mempertahankan kesehatan bayi maupun anak-anak secara maksimal.
6. Memperkuat Saraf
Dengan imunisasi polio maka diharapkan kesehatan saraf bayi dan anak-anak akan menjadi lebih baik. Sehingga respon saraf dan otak anak akan lebih maksimal. Dengan pemberian vaksin maka saraf anak akan terlindungi dengan baik dan tidak mudah terserang penyakit saraf yang berbahaya.
Demikian penjelasan yang lengkap mengenai fungsi imunisasi polio terutama pada bayi dan anak-anak. Hal ini tentunya berkaitan dengan wabah polio yang masih menjadi endemi. Dengan mendapatkan imunisasi polio yang tepat, maka diharapkan jumlah penderita polio di Indonesia dapat berkurang drastis. Bahkan sesuai visi dan misi, tujuannya membantu menciptakan generasi anak Indonesia yang bebas polio.